Benarkah ini ??

Ketulusan hanyalah sebuah kata yang sangat abstract,
Bisa diucapkan dengan mudah tanpa mau tau apa makna sebenarnya ?
Pada dasar’y semua orang berniat untuk tulus dalam bertingkah,
Karena itu adalah bagian dari fitrah setiap manusia,

Tetapi didalam perjalanan itu sendiri,
Banyak hal yang bisa merubah ketulusan itu,
Baik karena dirinya sendiri yg mulai lalai pada niat’y
Atau orang yang menjadi object penerima ketulusan itu yg tidak resfect
Bahkan situasi yang membuat haraf dan pamrih berkawan dengan niat’y

Pantaskah qta untuk menilai ketulusan seseorang ?
Bila qta sendiri belum pernah merasa yakin apa yg telah diperbuat untuknya,
Berhak-kah qta menyatakan seseorang tdk tulus dengan tingkahnya ?
Kalau qta sendiri hanya merasakan’y dengan emosi sesaat

Bila qta masih menanyakan ketulusan terhadap seseorang
Mungkin dia sendiri yg meragukan ketulusan terhadapnya
Karena ketulusan itu adalah disaat qta tidak pernah berharaf lagi tentang apapun
Akan kembali …..

2 comments:

  1. Setuju,
    Sbb ketulusan seorang manusia itu bisa diukur dgn rumus fisika ( aksi & reaksi )

    ReplyDelete