tag:blogger.com,1999:blog-8731103702571094562023-11-15T07:46:17.259-08:00asesianaCerpen, puisi, motivasi, cerita, prosa, indonesiaUnknownnoreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-5477140550702109072012-01-05T05:45:00.000-08:002012-01-05T05:46:38.266-08:00Ratih, Semoga Kau Bahagia....<p>Oleh. Ases ID Bakrie</p><p><br /></p><p>"Sudahlah....</p><p>Mungkin cinta hanya bisa menyenangkan kita berdua saja, keluargaku tak</p><p>akan sampai merasakannya" wajah Ratih tertunduk menyembunyikan tangis, walau isaknya masih terdengar jelas oleh Yusuf.</p><p>"Jangan bilang begitu dik, mereka akan bahagia pula bila melihat kita bahagia."Yusuf terus lekat menatap Ratih yg makin menunduk.</p><p>"Apakah abang bisa menjamin...??" suaranya sedikit meninggi "kakakku dan adik-adikku belum bisa mencukupi kehidupannya,</p><p>walau dua kakaku sudah menikah,</p><p>tapi mereka masih saja menjadi beban Ayah dan Ibuku yang hanya buruh tani Bang, yg hanya bisa mendapatkan makan utk hari ini saja,</p><p>entah esok atau lusa qta makan apalagi...."</p><p>tangisnya pun semakin menjadi. "Apalagi dengan suaminya Kak Lasmi sudah hampir 5 bulan</p><p>belum ada kabarnya, entah dimana dia ?" padahal kandungannya sudah mulai menua"</p><p>"Iya, abang ga akan pernah bisa menjamin itu, adik sendiri tau abang hanya sebagai buruh sawah, sama seperti Ayahmu tapi</p><p>abang punya niat untuk menikahi adik dan membahagiakannya, sekarang tabungan abang sudah cukup untuk upacara pernikahan</p><p>walau hanya sederhana saja, dan nanti abang akan memulai usaha baru sebagai distributor pupuk dari teman abang yang ada dikota,</p><p>dan semoga saja bisa membantu keluarga adik nantinya, yang penting dalam hidup itu ada harafan utk menjadi lebih baik"</p><p>Yusuf coba menghibur Ratih.</p><p>"Nanti ?!...harafan...?! bukan itu yg kami butuhkan hari ini, bisa makan atau tidak... Ingat bang, qta delapan bersaudara,</p><p>Ayah dan ibuku sudah mulai sakit-sakitan,</p><p>Kaka dan adik2ku belum ada yg bisa diandalkan dan dua adikku yg paling kecil minggu kemarin divonis kurang gizi oleh mantri puskesmas"</p><p>Ratih menaikkan kepalanya dan menatap kecemasan diatas padi yang sudah tampak menguning.</p><p>"Ya, Abang ingat itu, dan kenapa itu Abang meminta adik untuk menikah, supaya beban Ayah & Ibumu sedikit menjadi ringan"</p><p>"Abang mungkin bisa bilang begitu sekarang, tapi nanti...abang akan merasakan yg aku rasakan sekarang dan mungkin saja abang menyesali pernikahan itu"</p><p>Ratih membuka rantang yg baru saja ia lupakan.</p><p>"Astagfirullah....Ratih, kenapa berfikir seperti itu, apakah adik meragukan apa yg abang katakan...abang perbuat selama ini, adakah janji abang yang pernah dikhianati,</p><p>berfikirlah sederhana, jgn mendahului Allah...terlalu jauh yang kau cemaskan dik"</p><p>Air muka Yusuf tampak bersedih, membelakangi Ratih...memandang kerbau yang sedang berkubang diwaktu jedanya.</p><p>"Bang....!" Ratih memanggil lirih</p><p>"Iya dik, Yusuf menoleh dan kembali pandangannya pada punggung kerbau itu yg telah setia menemani hari-harinya.</p><p>"Masih ingat dengan Pa Hasan...?</p><p>"Iya...masih, Juragan tanah dari kampung sebelah....yg pernah diceritakan Adik bulan lalu itu kan ?! Yusuf balik bertanya.</p><p>"Betul bang, tiga hari yang lalu dia datang lagi meminta pada ayah dan ibuku supaya aku mau menikah dengannya" Ratih menuang air teh dari poci kecil yg ia bawa.</p><p>"Terus apa kata Ayah dan Ibu ?" Yusuf menatap mata Ratih seolah meragukan kesetiaan janjinya,</p><p>yang sudah mereka ikrarkan pada malam purnama dua tahun yang lalu di acara syukuran panen desa .</p><p>"Ayah Ibuku menyerahkan semuanya kepadaku"</p><p>"Abang kagum pada kedua orangtuamu dik...walau dalam serba kekurangan beliau tidak silau dengan dunia...tidak mudah tergiur dengan harta, beliau sungguh bijak,</p><p>lalu apa yang adik bilang pada Pa Hasan itu...?</p><p>"Aku minta dia menunggu seminggu lagi untuk mendengar keputusanku" nada datar terucap dari bibir tipis Ratih</p><p>"Menunggu....apa maksudmu ?</p><p>"Biar aku bisa berfikir dewasa...dan sebijak kedua orang tuaku, bukan dengan emosi saat itu.</p><p>"Aku sering melihat banyak kesedihan diwajah kakak dan adik-adiku ketika pagi itu tiba,</p><p>disaat seharusnya qta berkumpul dan sarapan bersama lalu pergi sekolah seperti para tetangga,</p><p>qta hanya bisa menyebar mencari sesuatu yg bisa ditukar nanti untuk menjadi makan siang"</p><p>Aku sering iba ketika petang itu tiba karena semua adiku segera disuruh cepat tidur oleh Ibuku supaya lapar bisa tertahan sampai esok,</p><p>Aku sering menangis ketika Ayah dan Ibuku sakit dan aku seharusnya mengantarkan mereka ke dokter, tapi nyatanya aku tak bisa berbuat apa-apa"</p><p>Ratih kembali menangis sejadi-jadinya.</p><p>"Jangan kau teruskan dik, aku mengerti dan ikut merasakannya...dan kenapa itu abang selalu mengajakmu menikah dik"</p><p>Yusuf memeluk tubuh Ratih sambil menciumi rambut dikepalanya seolah ingin meyakinkan kesungguhan hatinya.</p><p>"Sudah sembilan belas tahun usiaku bang, tapi belum bisa melihat ayah dan ibuku bahagia" Ratih membalas pelukan Yusuf dan terus menyusup didada seperti ingin masuk</p><p>menyelami hati Yusuf.</p><p>"Percayalah dik, kau dan keluargamu akan bahagia setelah menikah denganku, Abang benar-benar mencintaimu."</p><p>"Tidak, Cinta tidak akan pernah berbagi tentang kesusahan dan kepedihan, Aku tidak ingin melibatkan cintamu pada keluargaku yg seperti ini, bukankah qta sama sama ingin</p><p>merasa bahagia, Aku ingin melihatmu bahagia bang...tapi tidak denganku"</p><p>"Abang semakin tidak mengerti dengan apa yang kau katakan dik, kita makan dulu saja biar fikiranmu menjadi cerah ya..!" Yusuf berusaha mengalihkan pembicaraan.</p><p>"Demi ayahku, demi ibuku, demi keluargaku dan demi Abang....Aku akan menerima pinangannya Pa Hasan... Bang"</p><p>Yusuf menarik nafas dalam-dalam, laksana mimpi buruk yang barusan terdengar "Baiknya kau fikirkan lagi dik ! apakah kamu mencintainya ? apakah kamu yakin bahagia dengannya ?</p><p>Apakah keluargamu akan menjadi lebih baik dengan keputusanmu ini ?</p><p>"Keputusanku telah aku fikirkan berulang kali dan aku semakin yakin...</p><p>memang aku tidak mencintainya dan aku tak peduli lagi dengan rasa itu karena dengan rasa itu aku hanya senang sendiri ketika bersamamu bang,</p><p>Mulai hari ini biarlah cerita qta dalam kenangan" Ratih pun berdiri dengan isak tangis mulai melangkah gontai.</p><p>"Dik Ratih...jangan kau sakiti perasaanmu dengan keputusanmu ini jgn korban kan hatimu padanya...kau pantas bahagia hanya denganku" Yusuf menarik tangan Ratih yang mulai beranjak pergi.</p><p>"Keyakinanku sudah bulat bang, hanya dengan seperti ini aku berbakti...ini bukan pengorbanan tapi pengabdian seorang anak pada orang tuanya" Ratih terus melangkah pergi dan semakin jauh.</p><p>"Ratiiiih......" teriakan Yusuf tak bisa menahannya lagi</p><p> </p><p> </p><p>Empat bulan kemudian, Ratih dan Yusuf tak lagi pernah bertemu,</p><p>kabar mulai tersiar, berita sudah beredar... Pa Hasan juragan tanah itu akan menikahi Ratih anaknya Pa Marta minggu depan..... hingga sampai ke telinga Yusuf.</p><p>Yusuf hanya termenung lesu ketika mendengar itu dari tetangga samping rumahnya,</p><p> </p><p>"Puncak rindu itu,</p><p>Ketika qta tak lagi bertegur sapa,</p><p>Ketika qta tak lagi bertelpon,</p><p>Ketika qta tak lagi berSMS,</p><p>Tetapi qta terus saling mendo'akan,</p><p>Semoga kau benar-benar bahagia dik...!"</p><p> </p><p>Sambil mengemasi pakaian yg hendak dibawa ke kota besok subuh, Yusuf bergumam :</p><p>"Maavkan abang... tidak bisa menghadiri upacara pernikahanmu dik,</p><p>Biar kenangan yg lalu tak ikut bersanding merubah keyakinanmu,</p><p>Hatiku tak sekuat batu disungai itu,</p><p>Yang telah setia menahan qta dua tahun lamannya,</p><p>Sikapku tak semudah burung pipit itu,</p><p>Hinggap dan terus hinggap dipadi yang lainnya ketika qta mengusirnya,</p><p>Perasaan ini tak merasakan biasa ketika kehilanganmu,</p><p>Karena Cinta yg tak biasa tak akan pernah hilang begitu saja,</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-47802174667103613172012-01-05T05:39:00.001-08:002012-01-05T05:39:55.682-08:00Segitiga di Pemecutan<p>Oleh. Ases ID Bakrie</p><p> </p><p>Terik matahari di langit kuta yang menyayat kulit siang itu tak membuatku membatalkan sebuah pertemuan yang telah kujanjikan dengannya. Jam 12.46 terlihat tak sengaja ketika kumelirik satu sisi dinding tempat tidurku, “ Empat belas menit lagi waktu itu akan tiba” gumamku sambil kuraih jaket kulit coklat lusuhku. Kuhampiri garasi disamping rumah dan kutunggangi sepeda motor F1ZR inventaris kantor itu.</p><p>Aku pun bergegas memacu karena tak ingin dia menunggu lebih lama dengan kegundahan hati yang semakin menumpuk menjadi kegelisahan yang tak menentu. Dia sebutlah Leni, wanita yang ahir-ahir ini telah menjadi bagian hidupku semenjak aku tinggal di Pulau ini. Ruas-ruas jalan raya di Denpasar waktu itu sangatlah lenggang karena bertepatan dengan hari minggu yang sebagian kendaraan memang terkonsentrasi ke arah kuta, sanur, ubud dan zona wisata lainnya yang ada di bali. Tepat dipasar badung kuberhenti sebentar untuk membeli sebungkus nasi jenggo agar perutku yang belum sempat terisi dari tadi pagi tidak memalukan saat nanti disana. Setelah perutku cukup terisi kulanjutkan perjalananku dan tidak terasa tempat dia yang kutuju sudah semakin mendekat dan aku pun melambatkan sepeda motorku untuk segera menepi lalu masuk ke sebuah gang kecil di pemecutan. Rumah no 14B sudah terlihat didepan mata, tak menunggu lama langsung aku masukan sepeda motor ini ke halaman rumahnya yang kebetulan pintu pagarnya dibiarkan terbuka oleh pemilik rumah.</p><p>Senyum manis tersungging dari bibirnya yg tipis, begitulah cara dia menyambutku di teras rumahnya sambil beranjak berdiri menghampiriku. Reflek aku menyapanya dengan salam,</p><p>“Assalamualaikkum Len ?”</p><p>“Wa’alaikkum salam” Jawab Leni tak lupa senyumnya kembali terlintas.</p><p>“Apa kabar Len ? dengan sedikit berbasa-basi kubertanya sambil kubalas senyumannya tak lupa tangan kuulurkan untuk berjabat dengannya.</p><p>“Alhamdulillah not bad lah, kaka sendiri gmn kabarnya ? sambil mempersilahkan duduk di kursi rotan terasnya yang warnanya sudah memudar tekena sengatan matahari dan tampias air hujan.</p><p>Kutatap wajahnya yang manis itu, walau baru minggu kemarin aku terakhir ketemu denganya, tapi tak pernah bosan rasanya menatap bola matanya yang terlihat ceria yang selalu membuat rasa rindu ini tak tertahankan. Wajah dia memerah saat dia sadar ku lekat memandangnya dan spontan dia memalingkan wajahnya sambil melangkah pergi kedalam, dan mata ini pun masih enggan lepas dari sosoknya walau hanya rambut hitam sebahu sedikit ikal dan belakang tubuhnya yg bisa dilihat akupun sedikit bergumam “sempurna……….” Sampai tak terlihat karena terhalang partisi ruang didalamnya dan barulah pandanganku teralihkan pada bocah kecil yang sedang asyik main kelereng dihalaman rumah.</p><p>“BRAAAAAK…………..!!”</p><p>Tiba-tiba ada suara keras terdengar seperti benda jatuh ke lantai,</p><p>“Aaaawwww…………..!!”</p><p>Jeritan pun terdengar menyusul,</p><p>Aku pun terkaget ketika ada suara keras dari dalam rumah dan langsung kuberdiri dari tempat duduk dan berlari ke dalam rumah,</p><p>………bersambung</p><p> </p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-31183613278618991892012-01-05T05:35:00.000-08:002012-01-05T05:36:07.571-08:00Lalim yang berkelitOleh. Ases ID Bakrie<br /><br />Kabar banyak terdengar,<br /><br />Berita sibuk tersiar,<br /><br />Ribuan buruh migrant dikemas dengan peti mati,<br /><br />Kabar banyak terdengar,<br /><br />Berita sibuk tersiar,<br /><br />Hanya satu, dua atau tiga saja yang dapat simpati retorika,<br /><br />Ketika tayangan siksa keji pada buruh migrant muncul di TV,<br /><br />Kabar banyak terdengar,<br /><br />Berita sibuk tersiar,<br /><br />Kekerasan sexual & fisik mesti berahir dengan jasad di tong sampah,<br /><br />Kabar banyak terdengar,<br /><br />Berita sibuk tersiar,<br /><br />Para pejabat riuh berkelit,<br /><br />Para penjilat mencuci tangan,<br /><br />Mereka tak peduli lagi harga diri apalagi martabat bangsa,<br /><br />Mereka hanya peduli bagaimana berpaling meyelamatkan diri,<br /><br />Aku benci para lalim berdalih di televisi mlm ini……………..Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-23879976681913150302012-01-05T05:30:00.000-08:002012-01-05T05:31:54.950-08:00Pesan singkat untuk istriku, nanti...Oleh. Ases ID Bakrie<br /><br />Assalamuallaikkum,<br /><br />Istriku yg selalu kucintai,<br />di meja kerjanya siang ini,<br /><br />Setiap kumelihat kau tertidur, tampak terlihat kau pulas kepayahan.<br />Siang dan malam tak ada bedanya bagimu, tak hentinya kau menari dengan pekerjaan di kantor dan dirumah,<br />Tak hentinya kau menyanyi mengingatkan setiap keteledoran itu selalu terulang.<br /><br />Setiap kumelihat kau tertidur, kumerasa iba dengan ketulusanmu.<br />Kau rela tertidur sebentar saja, demi suamimu ini yg tak pernah tau seberat apa kau bekerja dikantormu.<br />Mungkin sama seperti ditempatku bahkan mungkin lebih berat.<br />Namun kau masih bisa memperlakukanku dalam kewajaran.<br /><br />Setiap kumelihat kau tertidur, kumerasa pria yang sangat lemah,<br />Karena seolah tak bisa membuatmu menikmati hidup yg sebenarnya.<br />Menit-menitmu seperti rantai yg saling terkait macam kepentingan.<br /><br />Setiap kumelihat kau tertidur, Aku ingin menjadi pria yang kuat,<br />ingin kuberkata "Tinggalkanlah pekerjaan kantormu...!!<br />Biarkanlah suamimu ini meretas semua beban yg seharusnya terpikul,<br />Karena ini memang kodratku....kodratku sebagai suami,"<br /><br />Setiap kumelihat kau tertidur, ingin rasanya kumerasakan kehangatanmu,<br />Mengantarkanku diujung rumah ketika kupergi,<br />Menyambutku didepan pintu ketika aku datang,<br />Menemani ku menghabiskan segelas susu dimeja makan sebagai penutup sarapan,<br />Menemani ku makan malam sambil mendengarkanku cerita tadi siang,<br />Tak membisu lagi ketika kita berdua ditempat tidur,<br />Tidak seperti sekarang....sebuah keluarga yg hanya namanya saja.<br /><br />Istriku yg selalu kucintai,<br />Izinkanlah suamimu ini untuk meminta,<br />Lepaskanlah pekerjaanmu sekarang juga,<br />Jadikanlah aku pria terhormat yang menghormatimu sebagai perempuan dan sebagai ibu nantinya,<br />Biarkanlah Aku menafkahi semua keperluan qta sendiri tanpa kau harus bersusah payah,<br />Dengan keyakinanku, dengan kekuatanku sebagai pria,<br />Katakanlah dan pintalah setiap keinginanmu hanya kepadaku saja, suamimu...!<br />Pecayalah Aku bisa meluluskan segala permintaanmu.<br /><br />Wassalam<br /><br /><br />Suami Yang mencintaimuUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-18340534042961070322012-01-05T05:23:00.000-08:002012-01-05T05:24:11.784-08:00Sesal Faizal<p>Oleh. Ases Id Bakrie</p><p>"Kau yang telah bahagia bersamanya, maafkanlah aku yg belum bisa melupakanmu"</p><p>Faizal menulis sebaris kalimat dibalik photo close up seorang wanita berukuran 2R dalam frame metal berwarna silver,</p><p>photo seorang gadis manis berambut ikal panjang yang selalu tersenyum seolah mentertawakan atas setiap penyesalan yang dialami Faizal ahir-ahir ini.</p><p>Candra Septiany, nama gadis yg ada diphoto itu masih selalu dipuja nya sampai kini. Dialah wanita yang telah mengisi hari-harinya tepat setahun silam.</p><p>Wanita yang cantik baginya, teramat baik untuk mengerti disetiap kondisi, termasuk sesulit apapun itu, dia selalu tampak tersenyum dengan kedewasaannya.</p><p>Disetiap masalah dia selalu hadir utk menjadi solusi atau hanya sekedar mencari tau info nya saja dan itu sudah cukup menguatkan hati Faizal.</p><p>Memandang photo itu sama saja dengan keharusan Faizal untuk mengingat dan mengenangnya kembali ketika Candra masih lekat dalam hatinya.</p><p>Dari long distance sampai dekat dalam satu kota yang sama, tak ada yang berubah</p><p>dalam kesetiaan Candra, dia selalu bercerita tentang hari-harinya dengan lugas disetiap pertemuan,</p><p>selalu bilang ketika mau pergi kemana saja dan dengan siapa saja walau terkadang Faizal tak meluluskannya, tapi Candra tetap menerimanya dengan senyum.</p><p>Waktu itu Faizal begitu meyakini bahwa Candralah yang akan dipersuntingnya nanti.</p><p>Candra tak pernah berusaha menyakiti hati Faizal dengan menceritakan setiap lelaki yg pernah dekat denganya kecuali Faizal sendiri yang meminta untuk menceritakannya.</p><p>Bahkan ketika Faizal terjebak cinta segitigapun Candra lah yang berperan besar menyelesaikannya dengan baik. "Kenapa aku begitu bodohnya mengakhirinya saat itu, andaikan aku tahu rasanya akan seperti ini,</p><p>aku tak akan pernah mengakhiri hubungan itu" Faizal sambil menarik nafas dalam-dalam yang sepertinya enggan untuk melepaskan nafasnya kembali.</p><p>"Sudah setahun ini aku menikahi kerinduan yang sangat mendalam, seperti sumur yang tak ada dasarnya,</p><p>entah sampai kapan rindu tanpa arti ini terus bermukim dalam savana hati ini" Faizal terus bicara sendiri dikamarnya ditemani alunan musik dari album Rihana,</p><p>salah satu penyanyi yang disukai Candra. Faizal meletakkan kembali photo itu ditempat semula dimeja nakastnya disamping kanan tempat tidurnya yang terlihat berantakan,</p><p>yang tak pernah sampai terjadi ketika Candra masih bersamanya.</p><p>"Kujadi ingat kembali, saat itu ketika aku pertama menginjakkan kaki dikota ini dan memutuskan untuk tinggal dan memulai hidup baru ditempat ini,</p><p>bolos dari tempat kerja dengan susah payah kau menjemputku di travel shutle yang jauh dari tempatmu tinggal,</p><p>walau dengan tiga kali salah arah ahirnya kita bertemu juga, sampai kau mengantarkan aku ke sebuah Paviliun kecil sebagai tempat tinggal baruku yg kau cari seminggu yg lalu"</p><p>Faizal terus merefresh memorinya.</p><p>"Paviliun yang situasi dan kondisinya sesuai dengan keinginan dan kebiasaanku padahal aku tak pernah mengutarakannya dgn detail,</p><p>tapi dia memang telah mengerti aku begitu rupa, dan mungkin itu pula yang membuat aku merasa nyaman dengannya"</p><p>Faizal kembali menarik napas panjang, sorot matannya lekat menggantung dilangit-langit kamar.</p><p>"Dia telah banyak berkorbann demi cintanya padaku bukan dengan kamuplase yang banyak ditampilkan banyak wanita diatas altar alasan dan perasaan.</p><p>Kau wanita kota yang berlaku sederhana seperti wanita desa, tak banyak yang kau lihat dariku, tak banyak yang kau perbandingkan</p><p>dengan yang lainnya, selain kerelaan hati menerimaku, dan kau hanya melakukan apa yang kau rasakan dengan penuh pengertian yang membuat hatiku menjadi teduh."</p><p>"Dahulu aku fikir kau adalah cikal dari adik-adik mu tapi nyatanya kau anak tunggal satu-satunya tapi kadang aku tak habis fikir prilakumu jauh dari egois, yang</p><p>biasa dipertontonkan oleh anak tunggal kebanyakan" Faizal melirik kembali frame photo itu yang penghuninya masih tetap tersenyum, yang semakin terus membangkitkan</p><p>kenangannya yang masih tersimpan berjilid-jilid didalam otaknya, dan tak ada satupun jilid tentang kejelekannya ditemukan. Aku memaksa mengakhirinya bukan karena ketidaknyamanan</p><p>ataupun karena kesalahannya tapi karena ketidakpercayaan tentang masa lalunya, padahal dia telah menceritkan semuannya sampai hal yang tak pantas aku perdengarkan." Faizal mencoba bangkit dari</p><p>pembaringannya lalu ditariknya salah satu laci meja kerjanya, dan ditemukanlah surat pertama dan terakhir yg pernah ditulis Candra dengan tangannya sendiri di alinea terakhirnya tertulis ;</p><p> </p><p>"Bila masih menghitung rasa sakit,</p><p>sudah sangat banyak sayatan dihatiku,</p><p>Tapi setiap kau kembali menyentuh hatiku,</p><p>Luka itu nyaris hilang tanpa bekas,</p><p>Sejatinya kamu telah menjadi penawar dari setiap luka yg kau iriskan sendiri dihatiku,</p><p>Tapi sekarang.....</p><p>Ingat dan fikirkanlah setiap kau akan kembali padaku,</p><p>Janganlah lagi kau haraf kembali ketika kau hanya merasa sepi,</p><p>dan kau ahiri lagi ketika keraguan itu datang,</p><p>karena air mata sbg penyejuk hatiku telah habis,</p><p>...kembalilah bila kau ingin menikahiku,</p><p> </p><p>TTD</p><p>Candra</p><p> </p><p>"Huuuhhh...."</p><p>Faizal menghela nafas dan menghebuskannya jauh seperti ingin melempar rasa sesal yg menumpuk dihatinya,</p><p>"Candra dengarkanlah, aku ingin menikahimu sekarang...tapi semuannya sudah terlambat,</p><p>kau telah menjadi seorang nyonya dari tuan yang bernama Andika,</p><p>seorang pria yang sabar menungguimu enam tahun lamanya, dan dia juga mungkin sama seperti aku pernah ragu padamu tapi aku yakin dia lah pria yg beruntung."</p><p>Faizal melipat surat kembali seperti semula dan menaruhnya dilaci yang sama.</p><p>"Mungkin temanku benar, dia pernah bilang padaku setiap kemudahan adalah jalannya Tuhan,</p><p>dan bila kamu mempersulitnya dengan permainanmu sendiri apalagi dengan mengujinya, mungkin kamu sedang tidak percaya dengan Tuhan dan mempermainkan takdir itu yg sedang menghampirimu,</p><p>dan sekarang aku meyakininya takdir itu memang ada dua Illahiah dan Ikhtiariah, jodoh adalah ikhtiariyah yg fifty-fifty, separuh kuasa Tuhan dan separuhnya lagi</p><p>totalitas pengharafan & usaha"</p><p>Jam dinding kamar berdenting tiga kali menunjukan sudah jam tiga pagi, Faizal kembali naik ke tempat tidur, sambil melirik photo wanita itu lagi,</p><p>"Slamat pagi Candra, ikutlah tidur bersamaku saat ini saja...!!</p><p>Faizal memejamkan matanya dan berharaf candra hadir dimimpinya.</p><p> </p><p>lima menit berselang "twiiit....twiiit...." ternyata ponsel Faizal berbunyi rupanya ada tweetupdate dari @lifecase:</p><p> </p><p>"@lifecase, Penyesalan memang selalu tertunda diakhir, karena setiap penyesalan terjadi ketika menunda atau menghentikan hasrat hati dan waktupun tak pernah berlaku sama seperti dulu.</p><p>Penyesalan bukanlah alasan menjadikan diri terpuruk tapi suatu keharusan untuk terus belajar dari hikmah setiap kejadian untuk meningkatkan kualitas hidup.</p><p>Slamat pagi para follower....!!"</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-68859877959427006732012-01-05T04:41:00.000-08:002012-01-05T04:44:13.344-08:00Menanti Penari,<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal">Oleh. Ases ID<br /></p> <p class="MsoNormal"> Penari itu tak kunjung tiba, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>penari yang merelakan setiap jengkal lekuk <span style="mso-spacerun:yes"> </span>tubuh mulusnya jadi tontonan setiap mata para keranjang. Yang belum bisa terpuaskan oleh setiap para istrinya yang telah setia menemaninya bertahun bahkan berbelas tahun yang lalu. </p> <p class="MsoNormal">Mungkin mereka ingin bernostalgia pada masa lalunya ketika istrinya masih ranum berseri <span style="mso-spacerun:yes"> </span>layaknya buah segar yang baru dipetik.</p> <p class="MsoNormal">Isi botol-botol itu telah berpindah pada gelas-gelas beling yang entah sudah berapa kali habis oleh mereka dan terisi kembali oleh jari-jari lentik berkutek pink lima perempuan genit yang berlaku nakal.</p> <p class="MsoNormal">Gelas surga, itu yang mereka anggap dan bikin terus <span style="mso-spacerun:yes"> </span>terulang tertuang ke mulut-mulut gelisah. Ritme musik club malam semakin menderu seperti suara riuh dipacuan kuda yang minggu lalu sempat kulihat.</p> <p class="MsoNormal">"Mana si putih itu Jack ? Sudah dua jam neh kita menunggu" <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Ray berteriak tak mau kalah dengan dentum speaker yang terus memekakan telinga,</p> <p class="MsoNormal">"Masih pasang silikon kali, biar tambah yahut.......ha...ha..." dari meja seberang paling jauh terdengar suara lamat-lamat dibalik kerasnya musik , rupanya tubuh kurus bertato naga dilengannya, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>suara itu bersumber.</p> <p class="MsoNormal">Tinggal satu jam lagi jatah mereka diruangan itu, ruang No. 8 yang disewa sepuluh orang rutin, sebulan sekali di setiap awal bulan.</p> <p class="MsoNormal">Semua dana sebenarnya sudah disiapkan dari kas perusahaan tempat mereka bekerja, sebaagai dana entertaint biasa mereka bilang.</p> <p class="MsoNormal">Mic sudah tak terhitung berpindah tangan, dari sofa kulit hitam ujung depan sampai sudut paling dalam, rasanya sudah tak ada yang terlewat, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>sebagian dari mereka parau, mungkin mereka itu tak biasa berteriak,</p> <p class="MsoNormal">Disitu mereka merasa merdeka dengan dirinya, lepas berteriak dgn lagu-lagu yang dihapal liricnya walau terkadang ngaco, </p> <p class="MsoNormal">Setengah jam lagi ruang No. 8 akan diisi oleh member berikutnya, penari itu tak kunjung datang. Suasana mulai ricuh, setelah Ray "sikepala suku" <span style="mso-spacerun:yes"> </span>begitu mereka menyebutnya mulai kasar melampiaskan kekesalannya, Perempuan-perempuan genit didepannya menjadi bulan-bulanan mulut-mulut mereka yang tak lagi terkontrol, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>tangan-tangan yang tak lagi beretika atas komando air-air terkutuk yg telah bersatu dengan darah mereka. Memperdaya otak mereka seperti sigila dijalanan. Situasi semakin tidak terkendali</p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span>"Crazzzzk....." pecahan botol menjadi additional perkusi <span style="mso-spacerun:yes"> </span>mengiringi musik yang terus beralun, ditambah gelas dipaksa jatuh oleh mereka.</p> <p class="MsoNormal">Ruang itu sudah seperti ruang karantina pasen gila yang baru masuk dua menit yang lalu, Mereka terus berteriak mempertanyakan penari itu, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>penari yang telah membuat mereka berharaf, berharaf bisa menghilangkan hasrat gundahnya, Sekarang mereka mulai merasa kecewa karena telah dibohongi <span style="mso-spacerun:yes"> </span>janji manis penari berkulit putih yang melekat ditubuh aduhai.</p> <p class="MsoNormal">Setelah dirasa panik dan diluar kendali lima perempuan itu, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>salah satu diantara mereka, tepatnya yang paling dekat dengan meja operator memencet <span style="mso-spacerun:yes"> </span>tombol darurat security,</p> <p class="MsoNormal">Tak lama berselang empat pria bebadan tinggi besar masuk ke dalam ruang 8, tanpa basa-basi, apalagi kompromi langsung menarik tubuh-tubuh sempoyongan yang tak habisnya terus meracau dan menantang security dengan menegakan punggung saja sudah tak mampu.</p> <p class="MsoNormal">Yang masih sadar terlihat dengan rela hati mereka keluar sambil meununtun temannya yang sudah mulai ambruk tanpa daya.</p> <p class="MsoNormal">Aku, yang hanya bisa terdiam menyaksikan mereka, mengikuti mereka keluar. Ruang 8 telah kosong, dengan jejak berantakan dan musik masih terus menderu.</p> <p class="MsoNormal">Diteras ruang, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>mereka menunggu lunglai seperti <span style="mso-spacerun:yes"> </span>masih berharaf <span style="mso-spacerun:yes"> </span>penari itu akan segera tiba tetapi sampai <span style="mso-spacerun:yes"> </span>jam 5 penuh, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>penari itu tidak tampak juga dan pupus sudah harafan mereka di bilas rasa kecewa yang mendalam.</p> <p class="MsoNormal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">"Tuhan terima kasih, Kau telah selamatkan untuk kesekian kalinya"</i></p> <p class="MsoNormal"><i style="mso-bidi-font-style:normal">Lingkungan yang tidak baik mungkin bisa saja membawa setiap orang pada keburukan, tapi tidaklah demikian bagi mereka yang selalu mempertahankan prinsif hatinya, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>prinsif yg selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran, <span style="mso-spacerun:yes"> </span>Karena campur tangan Tuhan akan selalu terus menjaganya, dalam situasi dan kondisi apapun...</i></p> <p class="MsoNormal"> </p> <p class="MsoNormal"> </p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-55796580226552480912010-01-26T23:49:00.000-08:002010-01-26T23:51:01.209-08:00Lebih baik aku gila saja daripada terus begini,<p class="MsoNormal"><br /></p> <p class="MsoNormal"><o:p>Kenapa aku ini, masih selalu mengulang ?!</o:p></p> <p class="MsoNormal">Ketika kesalahan itu kembali terjadi disetiap lirikanMU,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Kenapa aku ini, masih sering lupa saja ?!</p> <p class="MsoNormal">Ketika janjiku terhadapMU sering lepas dari azamku,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Kenapa aku ini, yg masih terhantui dgn kufur ?!</p> <p class="MsoNormal">Ketika sejuta nikmat tlah KAU hidangkan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Kenapa aku ini, masih saja sering menunda waktu ?!</p> <p class="MsoNormal">Ketika suaraMU dimana-mana menelusup pada kupingku,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Kenapa aku ini, masih saja tak tersentuh hatinya ?!</p> <p class="MsoNormal">Ketika dihadapanku KAU pertlihatkan anak kecil merintih dengan sakitnya,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Kenapa aku ini, masih sering tersesat di kenistaan?!</p> <p class="MsoNormal">Ketika jalan itu telah kau arahkan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Daripada terus begini Lebih baik aku gila saja…….</p> <p class="MsoNormal">Gila untuk mengingatMU,</p> <p class="MsoNormal">Gila untuk mendatangiMU,</p> <p class="MsoNormal">Gila untuk mensyukuri nikmatMU,</p> <p class="MsoNormal">Gila untuk sentuhanMU,</p> <p class="MsoNormal">Gila untuk mengikuti jalanMU,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Karena kuyakin dengan kegilaan semuanya bisa tercapai,</p> <p class="MsoNormal">Tanpa lagi harus berhitung untung rugi seperti pedagang,</p> <p class="MsoNormal">Tanpa rasa takut lagi seperti seorang budak akan tuannya,</p> <p class="MsoNormal">Tanpa harus terpikat lagi akan wanginya surga,</p> <p class="MsoNormal">Tanpa harus takut lagi akan sengitnya neraka,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Gila….aku benar-benar ingin menggilaiMU……….</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-8285616552834500112010-01-21T18:48:00.000-08:002010-01-21T18:50:06.599-08:00Merindukan sekeping hati yang beda.....<p class="MsoNormal">Dahulu memang kupernah ragu,</p> <p class="MsoNormal">Kemarin sempat kupernah yakin,</p> <p class="MsoNormal">Sekarang keyakinan itu sepertinya akan hilang,</p> <p class="MsoNormal">Entah mau menjadi kepastian atau pencarian yang masih harus berlanjut,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Padahal kutelah merindukan,</p> <p class="MsoNormal">Sebuah istana kecil yang berpenghuni,</p> <p class="MsoNormal">Raja dan ratu beserta putra putri mahkotanya,</p> <p class="MsoNormal">Yang kelak akan mewujudkan mimpi sang raja yang masih belum terwujud,</p> <p class="MsoNormal">Yang nanti akan meneruskan cita cinta sang ratu yang masih berupa rencana,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Malam ini kerinduan itu smakin terpatri,</p> <p class="MsoNormal">Didada yang tak pernah henti untuk menjadi,</p> <p class="MsoNormal">Bait-bait cerita tentang aku, kamu dan dia,</p> <p class="MsoNormal">Dalam bingkai kisah suka, duka, canda, tawa bahkan pilu sekalipun,</p> <p class="MsoNormal">Semuanya akan tampak indah menjadi romantika diary hidup yang sebenarnya,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Malam ini kerinduan itu semakin terngiang,</p> <p class="MsoNormal">Dikedua kuping yang sudah lama berharaf mendengar tentang ini,</p> <p class="MsoNormal">“ Pah, sekarang sudah malem saatnya istirahat, udah kerjaanya ditinggal dulu…. !!”</p> <p class="MsoNormal">“Yah, ini kopi nya, klo abis tolong panggilin bunda lagi ya….!!</p> <p class="MsoNormal">“ Pih, Makan malemnya udah siap…. Mau disuapin or mau sendiri ?? (si mamih sambil memperlihatkan kemanjaanya)</p> <p class="MsoNormal">“ Dady cepet dunk….!!! Temenin momy bobo…………!!! Dengan desahanya yang tak mampu untuk ditolak lagi,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Malam ini kerinduan itu semakin tergambar,</p> <p class="MsoNormal">Jelas dibenakku hingga ku tersenyum,</p> <p class="MsoNormal">Hingga kumalu sendiri….kenapa ko sampai sebegini melow’y malam ini,</p> <p class="MsoNormal">Ahh…… mgkin ini hanyalah sebuah epect domino saja,</p> <p class="MsoNormal">Yang kadang ada yang kadang juga menghilang,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Malam ini kerinduan itu semakin menghayutkan,</p> <p class="MsoNormal">Hingga lelahpun semakin terasa,</p> <p class="MsoNormal">Karena sudah sangat jauh untuk berenang dan bertahan karena janjiMU,</p> <p class="MsoNormal">Dan ku pun mulai teringat dengan satu kalimat sang pujangga,</p> <p class="MsoNormal">“Cinta sejati itu akan datang ketika rasa lelah itu telah datang”</p> <p class="MsoNormal">Dan mungkin saat itu sudah semakin mendekatiku……</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Malam ini kerinduanku semakin mendalam,</p> <p class="MsoNormal">Seperti kumerindukan istri yg kunanti seperti sosok ibuku,</p> <p class="MsoNormal">Dia mempercayai ayahku sepenuh hati,</p> <p class="MsoNormal">Dia hanya melihat niatnya dan tidak selain itu,</p> <p class="MsoNormal">Dia sering jadi tempat berkeluh yg sangat bijak,</p> <p class="MsoNormal">Dia pendukung hati yang sangat tangguh dikala susah,</p> <p class="MsoNormal">Dia meengajari anaknya bukan dengan kemanjaan tp dengan cermin derita, </p> <p class="MsoNormal">Dia perlakukan ayahku dgn cinta ketika sakitnya begitu lama sampai maut menjelang,</p> <p class="MsoNormal">Dia setia pada ayahku sampai mati,</p> <p class="MsoNormal">Dia berani bertaruh untuk anak2nya hingga kini,</p> <p class="MsoNormal">Dia sangat mengerti tentang segalanya,</p> <p class="MsoNormal">Dia adalah yg paling sempurna yg pernah kumiliki,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Malam ini benar-benar kumerindukan semua itu………………..</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-5793123451931041772010-01-16T17:38:00.000-08:002010-01-16T17:39:21.540-08:00Malam ini kubertemu denganMU....<p class="MsoNormal">Malam ini ku berkunjung ke rumahMu,</p> <p class="MsoNormal">Kau menyambutnya dengan segala kasih yg tak berbatas,</p> <p class="MsoNormal">Di altarmu yang begitu sangat indah,</p> <p class="MsoNormal">Kau hidangkan dua pilihan yang menggoda,</p> <p class="MsoNormal">Sebuah bejana hawa nafsu dan sepiring keraguan</p> <p class="MsoNormal">Kau juga hidangkan satu gelas keyakinan yang tidak begitu menarik bagiku,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Dan Kau pun berkata,</p> <p class="MsoNormal">Pilih lah dan bawalah satu di antara tiga ini,</p> <p class="MsoNormal">Itulah hidupmu kelak yang akan kau rasakan,</p> <p class="MsoNormal">Sekarang dan juga nanti,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Setengah tertunduk,</p> <p class="MsoNormal">Akupun memandanginya sambil berfikir,</p> <p class="MsoNormal">Manakah yang terbaik ??</p> <p class="MsoNormal">Manakah yang akan membuat hidupku bahagia selamanya ??</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Bejana hawa nafsu memang dikemas dalam bejana yg sangat mengagumkan,</p> <p class="MsoNormal">Sangat ingin kumemilikinya,</p> <p class="MsoNormal">Karena didalamnya berisi kesenangan dan keindahan,</p> <p class="MsoNormal">Dan tiba-tiba bejana itu pecah dengan sendirinya,</p> <p class="MsoNormal">Serta keluarlah ular hitam berbau busuk,</p> <p class="MsoNormal">Aku pun dengan spontan menjauh darinya,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Kemudian aku mengalihkan pandangan ke piring emas,</p> <p class="MsoNormal">Yang diatasnya terhidang keraguan yang begitu menawan,</p> <p class="MsoNormal">Ku ingin menyentuhnya dan membawanya pulang,</p> <p class="MsoNormal">Ku melihat …sepiring keraguan itu menampakan banyak pilihan,</p> <p class="MsoNormal">Pilihan yang bisa melepaskan kepenasaran tentang keinginan,</p> <p class="MsoNormal">Seketika itu pula piring emas itu meleleh dan berubah,</p> <p class="MsoNormal">Menjadi sesosok bangkai manusia yang menjijikan,</p> <p class="MsoNormal">Dengan terkaget-kaget akupun meninggalkanya,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Tinggal satu lagi hidangan yang masih tersisa dan belum berubah,</p> <p class="MsoNormal">Gelas jelek yang berisi keyakinan,</p> <p class="MsoNormal">Dari situ aku belum melihat keanehan seperti dua hidangan sebelumnya,</p> <p class="MsoNormal">Tapi tak lama berselang ada bau wangi kasturi yang kucium,</p> <p class="MsoNormal">Dan akupun semakin tertarik dengan gelas ini setelah debu yg menghalaginya,</p> <p class="MsoNormal">Pudar dengan sendirinya,</p> <p class="MsoNormal">Dan beningnya gelas itu smakin jelas terlihat indahnya tentang keyakinan,</p> <p class="MsoNormal">Cahaya yang terpancar didalamnya membuatku terpesona,</p> <p class="MsoNormal">Hawanyapun membawa kesejukan dan ketenangan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Dikeheningan yang kurasa,</p> <p class="MsoNormal">Tiba-tiba terdengar kelembutan suara,</p> <p class="MsoNormal">Bawalah gelas keyakinan ini niscaya kamu akan hidup bahagia dunia dan ahirat,</p> <p class="MsoNormal">Dan hidupmu tak akan pernah ragu dan resah lagi,</p> <p class="MsoNormal">Semuanya sudah jelas dan pasti itu adalah keindahan yg sejati,</p> <p class="MsoNormal">Karena AKU hanya akan memuliakan orang-orang yang yakin kepadaKU,</p> <p class="MsoNormal">Tanpa hawa nafsu yang membuat mereka binasa dengan tingkahnya,</p> <p class="MsoNormal">Tanpa keraguan yang membuat mereka terlempar kedalam jurang kepalsuanya,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Bila kau ingin yakin padaku tanpa keraguan sedikitpun,</p> <p class="MsoNormal">Ingat dan sebutlah selalu namaKU,</p> <p class="MsoNormal">Yakinilah semua yang terjadi adalah kehendakKU,</p> <p class="MsoNormal">Percayalah segala yang AKU tampakan adalah petunjukKU,</p> <p class="MsoNormal">Dan yang terakhir….bergaulah dengan orang-orang yang sudah yakin kepadaKU,</p> <p class="MsoNormal">Niscaya kau akan mendapatkan tujuan hidup yang sebenar-benarnya,</p> <p class="MsoNormal">Bukan kebimbangan yang kau dapat tapi kemenangan yang abadi,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Seketika ada desir angina dingin meniup wajahku,</p> <p class="MsoNormal">Dan suara lembut itupun hilang entah kemana,</p> <p class="MsoNormal">Ku hanya mengingat apa yang dikatakanNYA,</p> <p class="MsoNormal">Dan membawa gelas keyakinan itu bersama untuk pulang,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Ya Allah kuatkan keyakinan ini padaMU,</p> <p class="MsoNormal">Seperti keyakinanku akan kematian kelak,</p> <p class="MsoNormal">Dan jangan biarkan aku bersuudzan sedikitpun terhadap rencanaMU,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Oleh : hamba yg selalu rindu padaMU ---ases</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-46409798422804113592010-01-10T12:52:00.000-08:002010-01-10T12:54:57.403-08:00Dibukit ini kubertanya….<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 14px; ">Dibukit ini hawa dingin begitu menusuk,<br />Apalagi langit mendung tak sungkan untuk turunkan gerimis malam ini,<br />Makin malaslah untuk beranjak,<br />Kuhanya bisa minum secangkir kopi dan duduk termenung,<br />Berfikir tentang langkah apa yang harus kutempuh,<br />Supaya tak lagi kuberlabuh,<br />Karena kuyakin suatu saat nanti hati ini akan rapuh,<br />Bahkan runtuh……<br /><br />Ketika kutelah melihat yang belum boleh dilihat,<br />Ketika kumendengar yang belum pantas kudengar,<br />Ketika kumerasa yang belum pernah kurasa,<br /><br />Ketika semuanya telah diilhamkanNYA,<br />Ketika semuanya telah ditampakanNYA,<br />Ketika semuanya telah dimudahkanNYA,<br />Dengan mimpi dan nyatanya………<br />Hingga tersambungnya rasa ini,<br />Semuanya adalah benar2 kuasaMU,<br /><br />Masih haruskah aku meragu ??<br />Masih beranikah aku berharap ttg kegelapan yang tak pernah tau kan berujung dimana ??<br />Harus dgn apalagi aku harus mempercayainya bila ku tidak mempercayai setiap kejadian yang telah KAU perlihatkan ??<br /><br />Cukup bijak kah bila ahirnya ku harus meninggalkanya setelah semua ini kulalui ??<br />Tentang air mata atau mata airkah ini bagiku ??<br /><br />Walau kau tidak bisa berikan jawaban buatku,<br />Terima kasih bukit bisu kau telah bersedia mendengar apa yg kurasa saat ini,<br />Semoga setelah kuungkapkan padamu….<br />Gubuk rindu terahir utk berteduh segera tampak.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-836518083868068822010-01-07T07:46:00.000-08:002010-01-07T07:47:29.617-08:00Bagian itu telah hilang<p class="MsoNormal">Bagian itu telah hilang,</p> <p class="MsoNormal">Sesaat setelah kita bersama,</p> <p class="MsoNormal">Merajut asa menjadi laksana,</p> <p class="MsoNormal">Merangkai janji menjadi bukti,</p> <p class="MsoNormal">Menguntai mimpi menjadi nyata,</p> <p class="MsoNormal">Hingga tercipta sehelai sajadah cinta,</p> <p class="MsoNormal">Yang kelak akan menjadi kendaraan kita,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Bagian itu telah hilang,</p> <p class="MsoNormal">Setelah nyala api itu terus membakar perasaan,</p> <p class="MsoNormal">Tentang keraguan,</p> <p class="MsoNormal">Tentang kepuasaan,</p> <p class="MsoNormal">Tentang kepalsuan,</p> <p class="MsoNormal">Tentang kesetaraan,</p> <p class="MsoNormal">Hingga menjadi abu…hilang tertiup angin tak berbekas,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Bagian itu telah hilang,</p> <p class="MsoNormal">Ditelan gelapnya ketidakpastian,</p> <p class="MsoNormal">Digulung dahsyatnya badai keinginan,</p> <p class="MsoNormal">Dihanyutkan arus ketidakpercayaan,</p> <p class="MsoNormal">Tersesat….Terhempas….dan tenggelam….</p> <p class="MsoNormal">Sampai tak terlihat lagi,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Dan kuyakin itu akan kembali,</p> <p class="MsoNormal">Seyakin malam yang tak akan pernah kesiangan,</p> <p class="MsoNormal">Seyakin siang yang tak akan pernah kemalaman,</p> <p class="MsoNormal">Keduanya bertemu disaat yang indah,</p> <p class="MsoNormal">Seperti bias fajar ketika pagi akan datang,</p> <p class="MsoNormal">Seperti lembayung ketika petang menjelang,</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-44016429285264976722010-01-06T06:16:00.000-08:002010-01-06T06:18:35.517-08:00Kerinduan Burung Nuri<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; color: rgb(51, 51, 51); line-height: 14px; ">Embun masih tersisa di dedaunan,<br />Berkilat dijilat mentari bagai permata,<br />Diatas pohon randu bertengger…<br />Seekor burung nuri yang sedang bernyanyi menyambut pagi,<br />Ceria menikmati indahnya dunia,<br />Jauh dari temannya yg berkoloni….<br />Yg sudah mulai terbang rendah diatas padi yg mulai menguning,<br />Sekedar utk sedikit menikmati jerih payah para petani,<br /><br />Sang nuri makin merdu kicaunyapun,<br />Akupun tertarik utk bertanya padanya,<br />Apakah kau tak merasa sepi sendiri disitu ??<br />Bagaimana kau mengusir kejenuhan ??<br />Siapa yang selalu memenanimu ??<br /><br />Sang nuri pun menjawab dengan kicau merdunya sambil berkata ;<br />Kusendiri karena kuyakin kemandirianku sekarang adalah awal dari keindahan yang telah dijanjikanNYA padaku nanti,<br />Kutak pernah merasa jenuh karena ku selalu membuka mata dan hati ini untuk mengagumi setiap maha karya Illahi yg tiada celanya….indah…sempurna, penuh arti bagi mereka yang mau berfikir dan bersyukur,<br />Yang selalu menemaniku adalah aku yang selalu mengingatnya dalam kerinduan yang sangat dalam …. Sedalam samudera yang paling dalam,<br />Merindukanya adalah keindahan bagiku,<br />Entah…. akan kah aku melihatnya nanti ??!!<br /><br />Aku sungguh iri denganmu sang nuri,<br />Kau tak berakal tapi syukurmu…kerinduanmu terhadapNYA begitu besar,<br />Tetapi aku….Mahluk yg berakal<br />Hanya bisa mengeluh setiap lumpuh,<br />Hanya bisa menangis setiap hati teriris,</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-5635803191306149952010-01-03T16:53:00.000-08:002010-01-03T16:56:22.707-08:00Inikah ??<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: medium; ">Ketika kau bersedih kenapa aku yang menangis,<br /><br />Ketika kau merintih kenapa aku yang perih,<br /><br />Ketika kau bersimpuh kenapa aku yang luluh,<br /><br />Ketika kau tersinggung kenapa aku yang marah,<br /><br />Ketika kau bingung kenapa aku yang murung,<br /><br />Ketika kau cemas kenapa aku yang kandas,<br /><br /><br /><br />Ya Allah tentang apakah ini ??<br /><br />Apakah aku telah benar2 menyayanginya ??<br /><br />Apakah aku telah sampai mencintainya ??<br /><br />Hingga seperti cabai akan pedasnya,<br /><br />Atau air laut akan asinnya,<br /><br />Sampai sulit untuk memilahnya apalagi memisahkanya,<br /><br /><br /><br />Mungkin ini derita,<br /><br />Tapi derita yang sungguh menyenangkan bagiku,<br /><br />Derita yang membuat api dalam jiwaku kembali menyala,<br /><br /><br /><br />Andaikan kau tau,<br /><br />Andaikan kau mau,<br /><br />Menjalani yang aku tau dan aku mau,<br /><br />Ini tak akan pernah terjadi,<br /><br /><br /><br />Bila aku untuknya<br /><br />Jadikanlah setiap jariku sebagai penyeka air matanya,<br /><br />Jadikanlah pundaku sebagai sandaran setiap keluhanya,<br /><br />Jadikanlah setiap kata yg kuucap sebagai penghiburnya,<br /><br /><br /><br />Ya Allah….<br /><br />Hanya satu pintaku untuknya,<br /><br />Aku ingin bisa melihat dia tersenyum bahagia,</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-6608863559165616872009-12-22T02:54:00.001-08:002009-12-22T02:54:49.991-08:00Kisah Musafir Cinta,<p class="MsoNormal">Hanya berbekal niat dan kebodohan,</p> <p class="MsoNormal">Yang kulakukan hanyalah,</p> <p class="MsoNormal">Meraba dalam gelap,</p> <p class="MsoNormal">Merasa saat mati rasa,</p> <p class="MsoNormal">Smuanya tak jelas dan semuanya semu,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Disaat mata yg menjadi petunjuk,</p> <p class="MsoNormal">Makin banyak yg tak pantas dilihat ternyata terlihat,</p> <p class="MsoNormal">Disaat fikiran yang menjadi pemandu,</p> <p class="MsoNormal">Makin banyak kekurangan yang terus diperhitungkan,</p> <p class="MsoNormal">Disaat hati yang menjadi rambu,</p> <p class="MsoNormal">Makin banyak kepalsuan yg termanipulasi,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Telah banyak omah hati kusinggahi,</p> <p class="MsoNormal">Semuanya berwarna tanpa makna,</p> <p class="MsoNormal">Telah banyak<span style="mso-spacerun:yes"> </span>pedati jiwa,</p> <p class="MsoNormal">Tak kutemukan yg beroda sama,</p> <p class="MsoNormal">Semuanya diluar keselarasan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Sudah banyak lembar yang kutulis dari perjalanan itu,</p> <p class="MsoNormal">Ntah tinggal berapa lembar lagi yang masih bisa kutulis,</p> <p class="MsoNormal">Akupun tak tahu lagi apakah tinta ini masih cukup untuk tulisi sisa2 lembar itu,</p> <p class="MsoNormal">Karena telah banyak nama yg tertulis sebagai judul ditiap jilidnya,</p> <p class="MsoNormal">Tetapi tak pernah tertuntaskan dengan ending yang indah,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Bila kubisa meminta,</p> <p class="MsoNormal">Janganlah KAU pertemukan aku dengan nama-nama yang hanya singgah sesaat,</p> <p class="MsoNormal">Bila ku boleh memohon,</p> <p class="MsoNormal">Janganlah KAU persatukan aku dengan nama-nama yang hanya lewat saja,</p> <p class="MsoNormal">Bila ku harus menyerah,</p> <p class="MsoNormal">Janganlah KAU patahkan semangatku saat ini</p> <p class="MsoNormal">Karena mungkin inilah saatnya kumenagih janjiMU,</p> <p class="MsoNormal">Satukan aku dengan yang telah KAU ciptakan untuku…</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Sekarang aku telah merasa ada,</p> <p class="MsoNormal">Dalam lingkar jiwa yang tak terhingga,</p> <p class="MsoNormal">Yang bisa merasa yang belum pernah terasa,</p> <p class="MsoNormal">Yang bisa melihat yang belum pernah terlihat,</p> <p class="MsoNormal">Yang bisa berfikir yang belum pernah terfikirkan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Percayailah aku untuk mengabdi padaMU</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-84126786721082508942009-12-14T16:59:00.000-08:002009-12-14T17:01:12.708-08:00Jual Diri<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: medium; ">Menghargai diri sendiri memang sulit,<br /><br />Apalagi menjualnya dengan harga yang pantas,<br /><br />Kebanyakan qta hanya berpasrah,<br /><br />Terserah mau dihargai berapa,<br /><br />Yang penting dipakai,<br /><br />Yang penting dapet kerjaan,<br /><br />Yang penting waktu tak terbuang sia-sia,<br /><br />Ya jelas saja dapetnya juga seadanya,<br /><br />Ya jelas saja dibayarnya juga segitu-gitu aja,<br /><br /><br /><br />Bila qta mau berfikir & berhitung tanpa ketakutan,<br /><br />Berapa banyak waktu yang terbuang utk mendapatkan ilmu,<br /><br />Berapa banyak rupiah yang telah keluar utk dapetin sertifikat di tiap jenjang,<br /><br />Apalagi yang telah melampaui berbagai strata,<br /><br />Dan stelah bekerjapun demikian,<br /><br />Berapa lama qta didepan monitor,<br /><br />Makin tak terhitunglah semuanya,<br /><br /><br /><br />Tanpa mau tau semua itu,<br /><br />Para user dengan seenaknya, menikmatinya dgn menentukan harga semaunya,<br /><br />Untuk membayar qta ditiap ahir bulan,<br /><br />Dengan nada sinisnya,<br /><br />“klo ga mau sgitu ywdah masih banyak yg lainya mengantri ko……”<br /><br /><br /><br />Andaikai qta percaya secara utuh terhadap rezekyNYA,<br /><br />Andaikan qta punya bargaining power yang kuat,<br /><br />Andaikan qta semua sepakat untuk lebih menghargai diri sendiri,<br /><br />Andaikan qta semua sepaham untuk menjual ilmu yg qta punya,<br /><br />Qta akan menjual diri dengan harga yang seimbang,<br /><br />Dan bukan hanya untuk memperkaya para mereka saja,<br /><br />Tetapi qta jg wajib sejahtera,<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-27530159376634951972009-12-03T04:27:00.000-08:002009-12-03T04:28:36.810-08:00Ulang Tahun yang selalu terulang,<p class="MsoNormal">“Selamat anda jadi juara kali ini”</p> <p class="MsoNormal">“Selamat menempuh hidup baru”</p> <p class="MsoNormal">“Selamat atas mempertahankan gelarnya tadi malam”</p> <p class="MsoNormal">Dan selamat2 yang lainnya…</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Tetapi ada satu yang aneh,</p> <p class="MsoNormal">Bagi sebagian orang sangat dinanti dan diharaf,</p> <p class="MsoNormal">Untuk mendapatkan “selamat ulang tahun” disetiap tanggal kelahirannya,</p> <p class="MsoNormal">Tidak wanita ataupun pria,</p> <p class="MsoNormal">Tidak Muda ataupun tua,</p> <p class="MsoNormal">Mereka sama saja,</p> <p class="MsoNormal">Bahkan sepasang sejoli yg lg dirundung <st1:city st="on"><st1:place st="on">asmara</st1:place></st1:city>, kata itu adalah wajib …bila kata itu lupa untuk terucap bisa ribet neh hubungan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Yang saya tahu, </p> <p class="MsoNormal">Biasanya “Selamat” diucapkan pada orang yang berprestasi,</p> <p class="MsoNormal">Ataupun kepada orang yang sedang bahagia,</p> <p class="MsoNormal">Yang menjadikan saya bingung, </p> <p class="MsoNormal">Apakah ulang tahun adalah suatu moment bahagia ??</p> <p class="MsoNormal">Ataukah regulasi waktu seseorang dalam berprestasi ??</p> <p class="MsoNormal">Mungkin jawabanya adalah bukan,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Yang saya tahu juga, </p> <p class="MsoNormal">Ulang tahun adalah perhitungan tahun dimana setiap orang berkurang <span style="mso-spacerun:yes"> </span>atau hilang sbagian jatah hidupnya didunia ini, </p> <p class="MsoNormal">Disaat orang kehilangan,</p> <p class="MsoNormal">“Selamat ya umur anda berkurang satu tahun”</p> <p class="MsoNormal">Kaya’y aneh deh Cuma beda format’y aj kali ye…padahal maksudnya mah kesitu,</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Bila tujuannya seperti itu,</p> <p class="MsoNormal">Etiskah untuk diselamati ??</p> <p class="MsoNormal">Pantaskah untuk bikin party ??</p> <p class="MsoNormal">Aneh…memanglah aneh,</p> <p class="MsoNormal">Terkadang sebagian orang merasa bangga bila bisa mengadopsi budaya barat,</p> <p class="MsoNormal">Walaupun tidak tau maknanya,</p> <p class="MsoNormal">Bahkan terkadang berucap tanpa tahu maknanya apa ??</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Walaupun saya tidak tahu darimana budaya ini berasal,</p> <p class="MsoNormal">Yang jelas ini mgkin bukan budaya para Nabi,</p> <p class="MsoNormal">Atau tradisi para wali,</p> <p class="MsoNormal">Dan mungkin ini hanya kreasi kafitalis sebagai pundi2 emas yg mereka tebar untuk bisnisnya,</p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></p> <p class="MsoNormal">Ulang tahun….</p> <p class="MsoNormal">Dimana seharusnya menjadikan moment untuk bertafakur tentang dirinya,</p> <p class="MsoNormal">Sudah punya apa untuk pulang nanti ??</p> <p class="MsoNormal">Sudah dapat apa untuk mempertanggung jawabkan’y nanti ??</p> <p class="MsoNormal">Mungkin seharusnya bukan selamat yg harus diucapkan,</p> <p class="MsoNormal">Tetapi warning…..</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">Semoga saya tidak menjadi pengikut tradisi ini…..</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-68453446905621297892009-12-02T16:46:00.000-08:002009-12-02T16:47:38.541-08:00Balada Para Kapiran....<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: medium; ">si kepala setiap manusia emang berbeda,<br /><br />Tapi itu bukanlah masalah yang besar untuk menyatukan perbedaan,<br /><br />Karena perbedaan adalah bakal dari kesempurnaan,<br /><br />Bila yg dibutuhkan itu sudah ada dalam pelukan,<br /><br />Bila yang terbaik itu sudah dalam dekapan,<br /><br />Kenapa mereka masih berkalkulasi dengan ketidakpastian??,<br /><br />Kenapa mereka masih berhitung dengan prasangka keraguan ??,<br /><br />Apakah mereka fikir keinginan itu akan menentramkan hidupnya ??<br /><br />Apakah mereka fikir yg diperhitungkannya akan membahagiakan hidupnya ??<br /><br />Bila mereka selalu mengejar apa yang diinginkanya,<br /><br />Apa yang diharafkanya,<br /><br />Aq ragu & sanksi mereka akan mendapatkanya,<br /><br />Sebab katanya...yang kita butuhkan itulah yang benar2 akan membahagiakan qta !!<br /><br />Janganlah menjadi bait cerita balada para kafiran,<br /><br />Yang selalu berharaf dengan ketidakpastian,<br /><br />Yang selalu bermimpi tanpa :<br /><br />Mawas diri,<br /><br />Melihat kedalam,<br /><br />Menoleh kebelakang,<br /><br />Tanpa semua itu....<br /><br />Pantaskah untuk mendapatkanya ?!?<br /><br />Adilkah bersanding dengannya ?!?<br /><br /><br /><br />Mungkin hanya diri yg paling jujur yg bisa menjawab semua ini tanpa harus malu dan bimbang....<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-38757082103291024542009-12-02T16:45:00.000-08:002009-12-02T16:46:31.227-08:00Cukup 1% saja......<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: medium; ">Cukup 1% saja qta utk berharaf tentang apapun dlm hidup ini,<br /><br />Karena terkadang harafan itu didapat dari kebohongan dan kemunafikan,<br /><br />dari wajah2 inocent yang menghanyutkan,<br /><br />dari lidah2 manis yang menyakitkan,<br /><br />dari keraguan yg takut akan kehilangan,<br /><br />dari air tenang yg menjadi api yg membakar,<br /><br />karena 99 % adalah nilai yg sangat pantas utk kenyataan hari ini...untk qta bukan org lain....</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-23763175304548550652009-12-02T16:43:00.000-08:002009-12-02T16:45:11.163-08:00Seragu apakah aq ??<span class="Apple-style-span" style="font-family: sans-serif; font-size: medium; ">Andaikan aq bisa mempercayai mimpi seperti Nabi Ibrahim ??<br /><br />Andaikan aq bisa seyakin para Mujahid terhadap surgaMU ??<br /><br />Aq tak akan pernah ragu seperti ini....</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-70750449696903796702009-11-20T20:07:00.000-08:002009-11-20T20:09:19.518-08:00Artikel MotivasiKegagalan Adalah Ibu Kandung Dari Kesuksesan<br />Oleh AW<br /><br />Dalam mengembangkan usaha bisnis atau karir yang sedang kita perjuangkan, sudah sewajarnya kita berharap semua bisa berjalan lancar tanpa hambatan dan kesulitan yang berarti, tetapi dalam proses perjalanannya tidak jarang kita dihadapkan pada kondisi sulit yang muncul silih berganti. <br />Saat kondisi sulit menghadang kita, tidak perlu ditanggapi dengan sikap pesimis dan terbeban, perlu kita diyakini dan kita sadari bahwa di setiap kesulitan yang mampu kita atasi, maka bersamaan itu pula akan muncul kesempatan baru yang memungkinkan kita melanjutkan dan memperjuangkan usaha kita hingga mencapai kesuksesan. <br />Tetapi didalam kenyataannya yang sering terjadi, pada saat kita dihadapkan pada kesulitan, rintangan,kesalahan dan problem yg bermunculan, fighting spirit kita menjadi turun, rapuh dan mudah menyerah, semuanya terasa begitu berat dan membebani mental, bahkan tidak jarang membuat kita merasa gagal, frustasi, depresi, putus asa, menganggap ini semua merupakan suratan nasib yang memang harus kita alami. <br />Mengapa kita mudah menyerah? Mengapa kita cepat merasa gagal? Sebenarnya perasaan di atas ini adalah akibat dari hasil pikiran atau kesadaran tentang proses perjuangan hidup ini yang belum matang.<br />Jangankan cuma kesulitan yang menghadang, sekalipun kita mengalami kegagalan, ingat setiap kegagalan pasti punya nilai pendidikan tersendiri, seperti kata bijak mandarin : , kegagalan adalah ibu kandung dari kesuksesan. <br />Kita perlu menyadari bahwa kesulitan, kegagalan adalah bagian dari dinamika kehidupan kita. Setiap kegagalan pasti akan membawa hikmahnya yang setimpal. Kesuksesan sejati adalah kristalisasi dari berbagai macam kesulitan dan kegagalan yang mampu kita atasi. <br />Untuk itu kita dituntut mempunyai "Keuletan Extra". Keuletan yang berarti : tidak sekedar sabar, bertahan, apatis, pasif, pasrah, tetapi "Keuletan" yang didalamnya mengandung sikap antusias, proaktif, gigih, tegar, berani untuk beraksi terus menerus . <br />Jika sikap mental "Keuletan" diatas dapat dipraktekan di setiap tantangan yang muncul, sampai menjadi kebiasaan di kehidupan kita, maka kita akan sadar bahwa hanya melalui Kelemahan, Kesulitan, Kesalahan bahkan kegagalan, barulah kita mempunyai kesempatan untuk mematangkan mental dan menjadi dewasa melalui BELAJAR DALAM ARTI YANG SEBENARNYA. <br /><br />Pembaca yang budiman, <br />Saya yang telah kenyang mengunyah kesulitan dan kegagalan, saya telah menganggap semua ini sebagai vitamin kesuksesan. BAgi setiap orang yang mau sukses tidak mungkin bias bebas dari kegagalan, tidak ada kesuksesan sejati bias berdiri tegak tanpa kemampuan mengatasi semua kesulita ataupun kegagalan. Maka, memang benar dan tepat bobot dari kata pepatah klasik " ". Kegagalan adalah ibu kandung dari kesuksesan <br /><br />Mengapa Harus Menunggu?<br />Oleh AW<br />Dikisahkan, ada seorang anak berusia 9 tahun. Saat dia sedang membantu ayahnya mengangkut batu bara demi mengumpulkan dana untuk kegiatan amal, terjadilah kecelakaan yang telah merubah seluruh kehidupannya. Dia terjatuh, dan kakinya terlindas kereta api barang sehingga sepasang kaki harus diamputasi. Berbulan-bulan, hari-harinya diwarnai dengan penderitaan panjang, dia harus berjuang dari satu meja operasi ke meja operasi lainnya dan menghabiskan jam-jam yang sangat menyakitkan. <br /><br />Namun dia tidak pernah patah semangat dan dengan tegar menjalaninya sehingga dokter mengijinkannya keluar dari rumah sakit dengan berkursi roda. Tanpa membuang waktu dia ingin menguji fisiknya dengan belajar berenang. Pertama kali masuk ke air, dia pun langsung tenggelam sampai ke dasar kolam renang. Pelatihnya menggunakan jala untuk mengangkatnya naik ke permukaan. Pelajaran mengapung dan seterusnya dilakukan setiap hari dan 5 bulan kemudian dia mampu berenang sebanyak 52x panjang kolam renang tanpa berhenti! Sungguh luar biasa! <br /><br />Dan sejak saat itu, tidak ada lagi yang bisa menghalangi keinginannya untuk melakukan kegiatan fisik layaknya orang-orang yang bertubuh normal. Dia belajar menyetir mobil, ikut balapan dan berhasil menjadi atlet gokart yang handal, disegani dan terkenal. <br /><br />Ketekunannya berlatih fisik di kolam renang dan tempat tinggalnya yang tak jauh dari pantai, menginspirasinya belajar menjadi surf lifeguard, yaitu penjaga pantai yang melindungi dan menyelamatkan para peselancar. Dia satu-satunya manusia di dunia, tanpa kaki yang berprofesi seperti itu. Dia juga belajar Taewondo hingga memperoleh Dan 3. Olahraga lempar cakkram, tolak peluru dan lempar lembing berhasil mengalungkan 35 medali dalam kehidupannya. Pencapaian prestasinya melandasi kepercayaan dirinya membina hubungan dengan seorang wanita yang dicintai. Akhirnya dia menikah dan memperoleh 3 orang anak. Bersama istrinya, mereka bahu membahu menjadi pengusaha sukses. Berkat prestasi dan keinginannya membantu orang lain agar tidak menyerah, akhirnya menghantarkannya menjadi pembicara motivasional kelas dunia. Pemuda hebat itu bernama TONY CHRISTIANSEN. <br /><br />Saat ditanya apa rahasia suksesnya? Dia menjawab: Mengapa harus menunggu? Jangan menghabiskan waktu dengan duduk dan menunggu tertabrak kereta api sebelum melakukan sesuatu dan mencetak berprestasi. Kecelakaan yang saya alami telah mengasah karakter serta hidup saya dalam beragam cara! Membantu saya dalam menyampaikan pesan kepada semua orang yang mau mendengar, mau belajar serta mau merubah hidup lebih baik! Jadi, mengapa harus menunggu? Segera lakukan! - TAKE ACTION!!" <br /><br />Smart listener,<br /><br />Hidup adalah tindakan! Live is action! Sebuah cita-cita yang indah, jika hanya menunggu tanpa bertindak nyata, maka tinggal hanya mayat cita-cita, sebuah perencanaan yang matang tanpa action! Cuma menyisakan coretan kosong.<br /><br />Cerita manusia luar biasa Tony Christiansen tadi cukup jelas pelajaran yang bisa kita ambil. Bagaimanapun keadaan fisik kita , atau betapapun jeleknya keadaan di luar kita, semuanya bisa di rubah, nothing is impossible, tiada yang mustahil!<br /><br />Manusia yang paling penting adalah jangan krisis mental. Dengan kekayaan mental, seseorang akan berani memulai dari apa adanya dia, dan semua perjuangannya diarahkan pada titik target besar yang punya bobot dan bernilai. Dengan cara hidup punya kaya mental seperti itu, kita pasti akan selalu menyambut hari-hari baru penuh dengan syukur, optimis, gembira dan menciptakan sukses yang luar biasa! <br /><br /><br />Kepercayaan Diri<br />Oleh AW<br /><br />Alkisah, ada seorang pengusaha yang cukup terpandang di sebuah kota. Suatu ketika, dia ingin pergi berlibur ke desa kelahiran ayahnya untuk istirahat sejenak dari kepenatan pekerjaan. Selain rehat sejenak, di sana ia juga ingin menemui kakeknya yang masih tinggal di desa tersebut. Ia ingin mengunjungi kakeknya karena memang hubungan di antara mereka cukup dekat, meski belakangan ini mereka jarang bertemu. Tak jarang, bila sedang dirundung masalah, si pengusaha muda mencari dan mendapat banyak nasihat dari kakeknya. Sesampai di desa tersebut, setelah berkangen-kangenan sejenak, si kakek segera bisa menangkap maksud kedatangan cucunya. Itu terlihat dari sikap dan raut wajah cucunya. Sunggingan senyum yang seperti dipaksakan di wajah cucunya tak bisa menyembunyikan raut kegelisahan. Maka, keesokan pagi, tanpa basa-basi, kakek pun segera menegur sang cucu di tengah percakapan mereka. \"Cucuku. Kedatanganmu kemari pasti ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan dengan kakek. Ayo, tidak perlu basa-basi lagi, ceritakan saja kepada kakekmu ini. Biarpun sudah tua begini, kakekmu belum pikun dan masih bisa menjadi tempat curhatmu seperti dulu.\" Sambil tersenyum malu si pemuda menjawab, \"Kakek memang hebat. Tidak ada persoalan yang bisa kusembunyikan. Begini kek, Kakek kan tahu, usahaku saat ini cukup maju. Semua hasil yang kuperoleh adalah berkat modal dan bimbingan ayah kepadaku. Kakek juga tahu, aku menikahi istri yang cantik dan pandai. Di sekolah dulu, dia selalu menjadi juara dan primadona. Sekarang pun berkat bantuannya, banyak proyek yang bisa kita dapatkan sehingga usaha kita berkembang semakin besar. Tapi...\" Tiba-tiba si pemuda terdiam sejenak, tak meneruskan kalimatnya. Ia hanya terlihat menerawang. Kakeknya pun kemudian menyela. \"Bukankah semua yang kamu ceritakan tadi bagus adanya? Kakek belum mengerti masalahmu ada dimana?\" Kejar si kakek yang ingin tahu apa yang membuat cucunya terlihat gelisah. \"Jujur saja Kek. Saya merasa tidak percaya diri, bahkan minder bila berhadapan dengan orang asing. Saya merasa, hasil usaha yang telah dicapai adalah karena kontribusi orang-orang di sekitar saya. Dan, sepertinya orang-orang pun menilainya begitu. Saya hanyalah sekadar orang yang beruntung, berada di tempat dan saat yang tepat serta mempunyai pendamping yang tepat pula. Sungguh, saya merasa tertekan dengan kondisi itu,\" kata si pemuda menunduk lesu. \"Cucuku. Coba pikir baik-baik. Seperti katamu tadi, kamu berhasil karena berada di tempat, saat, dan dengan pendamping yang tepat dan benar. Nah, jika tempat, waktu dan pendamping itu tanpa adanya dirimu sendiri, apakah ada keberhasilan ini? Justru kunci suksesnya ada di dirimu sendiri, cucuku...\" Mendengar jawaban tersebut, si pemuda pun merenung sejenak. Tiba-tiba, ia pun berseru, \"Waduh Kek... Saya kok tidak pernah menyadari hal ini sebelumnya ya? Semua keberhasilan ini tanpa saya tidak akan ada. Terima kasih atas pelajarannya kek. Sekarang saya merasa jauh lebih baik dan lebih percaya diri.\" Pembaca yang budiman, Sungguh, kita akan sangat menderita jika kita terbenam dalam sikap rendah diri hingga tak punya kepercayaan diri. Padahal sejatinya, di manapun dan kapan pun kita berada, jika kita menyadari hakekat kemampuan diri, pastilah masing-masing kita memiliki peranan, tanggung jawab dan prestasi yang sudah dikerjakan. Memang, tidak ada sesuatu prestasi yang luar biasa yang bisa tercipta tanpa bantuan orang lain. Namun, kita juga harus memiliki citra diri yang sehat, mampu menghargai diri sendiri serta dapat membangun kepercayaan diri dengan usaha yang telah kita buktikan. Dengan mengembangkan citra diri yang positif, maka kita akan memiliki pula, yakni kepercayaan diri yang sehat, bisa menghargai orang lain dan diri sendiri, dan mampu menempatkan diri di mana pun kita bergaul dengan simpatik, gembira dan menyenangkan. Dengan begitu, kebahagiaan akan selalu kita dapatkan. Andrie Wongso<br /><br /><br />Aneh, Ngurusi Yang Bukan Urusannya<br />Oleh Amry<br /><br />Ada salah satu prilaku kita yang sering terjadi adalah “Ngurusi yang bukan urusannya”, dampaknya adalah hidup tidak tentram. Hidup tidak tentram, akan berdampak pada kesehatan diri maupun kesehatan tatanan masarakat. Ada empat kelompok kehidupan manusia; <br />(1) Hidup tentram dengan berkelimpahan harta; <br />(2) Hidup tidak tentram dengan berkelimpahan harta; <br />(3) Hidup tentram dengan tidak berkelimpahan harta; dan <br />(4) Hidup tidak tentram dengan tidak berkelimpahan harta.<br /><br />Kesempatan ini, akan diambil kasus masalah “hidup tentram dengan tidak berkelimpahan harta”, tidak berkelimpahan harta dalam tulisan ini, bukan berarti hidupnya kekurangan, namun hidup yang tidak berkelebihan harta berlimpah ruah, namun ketentramannya sangat berlimpah ruah. <br /> Tulisan ini sudah diterbitkan di Harian Waspada pada tanggal 26 Mei 2008, dihalaman bisnis dan teknologi, dengan judul “Mencari Tuhan di Penggorengan Pisang Raja”, maaf kami belum bisa menyebutkan penulisnya, sebab sampai sekarang belum menemukan penulisnya. <br />Sore hari terasa lezat jika disisipi beberapa potong pisang goreng dan teh manis hangat. Setelah lelah berdiri beberapa jam menyampaikan materi pelatihan, laju mobil mengantarkan saya ke sebuah warung gorengan yang tidak jauh dari komplek perhotelan mentereng di negeri ini. Kaca mata bisnis saya selalu saja senang memperhatikan geliat orang-orang yang berani menolong diri sendiri dan keluarganya melalui usaha halal dalam bentuk apapun. Melihat warung ini, saya mencoba mengkalkulasikan kira-kira berapa besar nilai bisnisnya. Bagaimana pengelolaannya, bagaimana pemasarannya, teknik jual si pelayan dan berbagai hal-hal teoritis lainnya. <br />Seorang paruh baya menyodorkan sepiring pisang goreng ke hadapan saya sambil tersenyum ramah dan berbasa-basi mempersilahkan saya untuk mencicipinya sekaligus menanyakan minuman apa yang saya minati. Pemilik wajah yang begitu teduh dan damai itu bernama Sudiro yang akhirnya saya tahu bahwa panggilan akrabnya adalah Wak Diro. <br />Menikmati pisang goreng terasa lebih hangat dengan obrolan ringan bersama Wak Diro. Dalam guyonan yang mengalir saya tahu ternyata Wak Diro adalah perantau asal Kudus yang sudah 16 tahun menjual gorengan pisang. Dalam satu hari ia bisa menghabiskan satu tandan besar dan hasil penjualannya bisa menyekolahkan ke empat anaknya hingga menjadi sarjana. Wak Diro rupanya jebolan fakultas teknik universitas negeri tertua di Jogjakarta, walau ia hanya bisa sampai semester 5. <br />“ Kenapa tidak bisnis yang lain Wak? Atau menjadi pegawai negeri?” tanya saya menyelidik. Belum sempat menjawab pertanyaan saya, ia menundukkan badan tanda permisi kepada saya karena datang satu mobil Kijang Inova baru yang mendekat. Ternyata mobil itu dikemudikan oleh istrinya yang mengantarkan sesuatu.<br /><br />Pikiran saya berputar tak tentu. Tanpa sadar saya sedang menakar kantong orang tua ini. "Seorang penjual pisang goreng mampu menguliahkan keempat anaknya hingga sarjana dan kini didepan mata saya, si Istri datang dengan mobil baru yang tidak murah harganya". <br /><br />Bukan Cari Uang<br />Oleh Amry<br />Sekali lagi saya jarah lagi semua sudut warung kecil itu. Penataan dagangan lumayan menarik, tetapi tidak istimewa. Kualitas produknya berupa gorengan juga terasa sama seperti pisang goreng ditempat lain. Atmosfir warung juga sama seperti warung-warung lain, walau yang ini terlihat lebih bersih dan terjaga. Sarana promosi sangat sederhana, hanya tulisan Pisang Goreng Panas yang ditulis tangan dengan kuas biasa. Daftar harga tercetak di selembar kertas terlaminasi yang ditempel di dinding sebelah kiri. Ada dua orang pegawai yang membantu menggoreng, membuat minuman dan melayani pelanggan sekaligus. Tetapi jumlah pembelinya silih berganti, tidak sederas air pancuran, tetapi datang satu-satu seperti tiada henti. <br />Tak lama kemudian istri Wak Diro pergi, kata Wak Diro, istrinya harus mengantar beberapa kertas tisue ke lima cabangnya yang lain. Dan informasi itu membuat saya memilih untuk bertahan lebih lama demi mengetahui apa rahasia sukses bisnis ini. <br />Setelah melewati beberapa basa-basi, lalu ia bertanya kepada saya, "Mas, sampean apa percaya sama Gusti Allah?". Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena saya tidak bisa memperkirakan kemana arah pemikirannya.<br /><br />Lalu tanpa menunggu jawaban saya, Wak Diro menjelaskan bahwa dalam 8 tahun terakhir Ia tidak lagi mencari uang semata, tapi Ia mencari Tuhan. "Uang bagi saya hanyalah sekadar bonus atas pencarian dan pengabdian saya ke Gusti Allah".<br /><br />Seperti pengakuan kebanyakan manusia, Ia meyakini bahwa hanya Tuhan yang sanggup mengarahkan dirinya kepada kondisi apapun."Mas, saya bukan jualan pisang goraeg lho", aku Wak Diro, "Saya ini sedang membantu orang-orang agar bisa beribadah dengan baik". "Wow..." pikir saya, apakah penjual pisang goreng ini masih waras? <br />"Saya ini senang membantu banyak orang dengan mengganjal perutnya agar ibadah shalat Ashar dan Maghrib-nya berjalan dengan baik, karena jam makan malam biasanya setelah Shalat Isya" terang Wak Dirno. Saya mulai memahami apa maksud kalimat Wak Diro sebelumnya, "Uang bagi saya hanyalah sekadar bonus atas pencarian dan pengabdian saya ke Gusti Allah". <br />Kini saya paham, mengapa ia begitu ramah menyambut tamu-tamunya, kualitas gorengan tetap terjaga baik ukuran maupun takarannya dan ruangan kedai ini tetap terjaga kebersihannya. Jelas bukan karena sekadar mencari uang, tetapi Wak Dirno sedang beribadah. Mencari keridhaan Tuhan. Seperti dijanjikan Allah ketika kita bersyukur, maka nikmat itu terus bertambah dan mengalir lancar.<br /><br />Saya benar-benar terbayang betapa saya dan banyak sahabat saya yang kerja mati-matian siang -malam hanya sekadar mencari uang. Bayangan itu begitu asam terasa setelah mendengar pengakuan Wak Diro itu. Betapa Wak Diro sudah menemukan kunci dasar sukses bisnis. Ia tidak sekadar menjual jajanan, ia muncul dengan alasan yang lebih mulia. Pisang goreng hanya media mendapatkan ridha Sang Khalik. Semua bentuk kerja dan bisnis dikerjakannya dengan menghadirkan batin, tulus dan iklas. <br /><br />Khawatir<br />Oleh Amry<br />"Bagian saya adalah mempermudah ibadah orang lain, bagian Gusti Allah menjaga saya Mas" "Saya hanya pasrah dan memohon agar selalu dituntun Gusti Allah" aku Wak Diro. "Apapun langkah saya, saya percaya Gusti Allah akan menyelamatkan saya. Jika saya dibawa ke kubangan kerbau sekalipun, saya tetap percaya kalau itu adalah kehendak Gusti Allah dengan maksud tertentu agar saya mendapatkan hikmah atas perjalanan itu". <br />Menyelesaikan pisang terakhir, saya bertanya, "Wak, apakah sampean tidak khawatir dengan kenaikan BBM?", dengan ringan Wak Diro menjawab, "Lha wong, saya sudah serahkan hidup saya ke Gusti Allah, kok mesti kuatir?". Sambil mengulurkan uang kembalian ke saya, ia berujar, "Saya kan cuma kawulo, apakah pantas kalau saya ikut campur tangan 'ngatur kerjaan Kanjeng Gusti?" <br /><br />Hidup adalah pilihan, kita bisa memilih hidup tentram atau hidup sengsara. Ketentraman dan kesengsaraan fokus utamanya bukan terletak di banyak atau sedikitnya harta, namun lebih terletak pada “Kita mau menyerahkan hidup ke yang mengurus kehidupan atau tidak”. Itu saja pilihannya …….. <br />Kita itu sering aneh, selalu ngurusi yang bukan urusannya. Berani menghadapi hidup tentram, tanpa selalu merasa terhimpit aneka permasalahan!!! Bagaimana Pendapat anda ??? <br /><br /><br /><br /><br />Jembatan Penyeberangan<br />Oleh Amry<br />Jarak antara kita dan kesuksesan kehidupan harus dipupuk dengan jembatan pengembangan, yaitu pembentangan kekuatan yang ada pada diri kita. Jembatan jangan dirusak secara sengaja oleh kemalasan, keminderan dan ketakutan untuk menyeberang. <br />Kemalasan, sering mempersempit dan merapuhkan pembentangan kekuatan. <br />Kita sering malas untuk bangun satu jam lebih cepat dari manusia pada umumnya. Padahal, kalau kita mau bangun satu jam lebih cepat dari manusia pada umumnya, banyak hal produktif yang bisa kita kerjakan. Kalau sehari satu jam lebih awal, berarti dalam sebulan ada tiga puluh jam. Waktu tiga puluh jam itu, sudah bisa untuk menyelesaikan banyak hal dalam kehidupan kita. Tentunya, masih banyak kemalasan-kemalasan lainnya ……. <br />Keminderan, sering mempersempit dan merapuhkan pembentangan kekuatan. <br /> Kita sering minder untuk banyak hal yang sebenarnya sangat tidak rasional. Kita minder, gara-gara badannya pendek, padahal badan yang pendek justru mengurangi resiko “kepala” terbentur benda-benda lingkungan, seperti kalau Obama presiden AS kepala terbentur pintu pesawat. Kita minder, gara-gara badan terlalu jangkung, padahal justru dengan badan jangkung itu, banyak hal yang bisa diketahui dibanding orang lain. Kita juga minder, karena pendidikannya rendah, padahal dengan pendidikan rendah yang punya kesadaran, justru lebih mudah menerima ilmu, daripada pendidikan tinggi yang gelasnya penuh, sehingga sukar diisi ilmu baru sebab merasa ilmu yang dimiliki sudah penuh. Begitu juga yang pendidikannya tinggi menjadi minder gara-gara mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dan atasannya justru berpendidikan lebih rendah. Padahal, dengan pendidikan tinggi dan mendapat pekerjaan tidak sesuai dengan tingginya pendidikan, bisa dijadikan alat lompat pembelajaran kalau suatu ketika mempunyai anggota tim yang semakin hari semakin banyak. <br />Ketakutan, sering mempersempit dan merapuhkan pembentangan kekuatan <br />Kita sering merasa takut pada hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi dan bahkan tidak pernah terjadi. Kalau misalnya terjadipun, selama disikapi dengan cara yang produktif, kejadian itu bisa dijadikan alat lompat yang semakin produktif. Orang mau menikah, takut jadi janda atau duda, pertanyaannya adalah seberapa banyak orang yang setelah menikah menjadi janda atau duda? Tentu sangat sedikit. Kalau misalnya ada yang menjadi janda atau duda, sebenarnya juga tidak apa-apa, sebab menjadi janda atau duda, menunjukkan bahwa kita sudah pernah menikah. Bagaimana kalau yang belum menikah, juga tidak perlu takut, sebab tidak akan pernah menjadi janda atau duda, gampang khan. <br />Sekarang juga banyak diantara kita yang takut kalau diberhentikan dari perusahaan, sedangkan anak-anak masih kecil, ada cicilan motor, rumah, mobil atau pengeluaran-pengeluaran lainnya. Padahal, juga belum banyak, sampai detik ini, yang dikeluarkan. Kalau misalnya sampai terjadi pemberhentian dari pekerjaan, mungkin Allah menghendaki kita untuk menikmati rizki dari hasil usaha sendiri, istilah kerennya adalah pengusaha he..he… <br />Mari memperkokoh jembatan penyeberangan kita, agar kesuksesan-kesuksesan hidup bisa kita nikmati dari detik perdetik jejak langkah kita. Tentunya kesuksesan hidup sangatlah luas, salah satunya hati kita selalu tenteram dalam menghadapi aneka persoalan kehidupan dan terjauh dari rasa malas, minder dan takut untuk melangkah. <br />Berani menghadapi tantangan untuk memperkokoh jembatan penyeberangan atau malah memilih tertimpa oleh jembatan yang kita buat itu!!!. Bagaimana pendapat sahabat ??? <br /> <br />Lucunya Berputar<br />Ada seseorang yang sekarang punya bisnis kos-kosan sekitar 100 kamar, kalau dilihat pasif incomnya, tentu sangat luar biasa. Sebab, kalau harga perkamar diambil rata-rata 5 juta, berarti setahun 500 juta, besar khan. Tapi saya tidak membahas tentang besarnya penghasilan, namun membahas tentang beratnya beban pikiran. <br /><br />Kisahnya, sangat sederhana, seseorang ini dulu merintis bisnis kos-kosan mulai dari kecil, kemudian berkembang menjadi semakin besar dan terakhir jumlah kamar kisaran 100 lebih. Ada kisah yang sangat menarik adalah, proses berkembangnya bisnis ini. Ketika bisnis kos-kosannya lancar, beliau ingin mengembangkan dengan cara membeli beberapa rumah dan tanah disekitarnya. Namun caranya kurang terpuji, yaitu dengan cara memanfaatkan isu bahwa tanah daerah situ akan digusur untuk perluasan kantor pemerintahan. Sebagai penduduk asli yang secara pendidikan juga kurang. Mereka resah dan segera menjual, kepada orang tersebut.<br />Sekarang bisnis kos-kosannya berkembang sangat pesat. Namun, besarnya penghasilan akhir-akhir ini, tidak menyebabkan dirinya nyaman, sebab isu yang dulu dimanfaatkan untuk mendapatkan tanah para penduduk asli, sekarang justru akan menjadi kenyataan, yaitu penduduk daerah situ akan digusur untuk perluasan kantor tertentu. Karena memang, tanah itu, agak sedikit sengketa dengan pemerintahan setempat. Dulunya, dia menakut-nakuti penduduk asli, sekarang dirinya takut kelas tinggi, sambil minta bantuan para penduduk yang dulu tanahnya dibeli, untuk demo agar tanah tidak digusur.<br /> Ada kisah yang sangat menarik juga, ketika Barack Hussein Obama, masih menjadi senator, dia salah satu senator yang tidak memilih ketua MA John Roberts. Namun ketika Barach Hussein Obama menjadi president, justru John Roberts yang melantikknya. Bisa jadi, gara-gara kisah ini, kedua orang tersebut, menjadi terkenang dengan masa lalu, sehingga secara psikologis ada grogi terselubung, sehingga sumpah jabatannya agak terganggu dan diulang sekali lagi.<br />Saya kutip dari detikcom yaitu secara keseluruhan Obama mengucapkan sumpahnya demikian: "I, Barack Hussein Obama, do solemnly swear that I will execute the office of president of the United States faithfully, and will to the best of my ability, preserve, protect, and defend the constitution of the United States. "So help me God."<br />Padahal sesuai Konstitusi AS, sumpah tersebut harusnya berbunyi: "I, Barack Hussein Obama, do solemnly swear that I will faithfully execute the office of president of the United States, and will to the best of my ability, preserve, protect, and defend the constitution of the United States. "So help me God."<br />Kesalahan terjadi ketika Roberts harusnya menyebutkan kalimat: "... that I will faithfully execute the office of president of the United States." Namun Roberts salah mengucapkan urutan kata-kata tersebut. Dia malah menyebutkan, ".... that I will execute the office of president of the United States faithfully." Hal itu membuat Obama bingung. Obama sepertinya menyadari ada yang salah hingga dia mendadak berhenti pada kata "execute."<br />Hidup adalah penuh perputaran lucu yang bisa diambil pelajaran bagi kita semua. Sehingga kita akan menjadi orang-orang yang siap dalam menghadapi setiap perputaran kehidupan dengan penuh keberkahan.<br />Berani menghadapi perputaran hidup dengan pondasi kebenaran !!! Bagaimana pendapat sahabat ???<br /><br /><br />Empat Kunci :<br />Tentunya, banyak kunci untuk menghadapi hidup. Kesempatan ini, akan merangkum garis besar kunci-kunci dalam menghadapi hidup yaitu (1) Percaya kepada kemampuan diri; (2) Percaya kepada kemampuan teman; (3) Percaya kepada kemampuan pesaing; dan (4) Percaya kepada kemampuan Allah.<br />Pertama, Percaya kepada Kemampuan Diri<br />Orang-orang yang tidak percaya kepada kemapuan diri, biasanya tidak punya motivasi berprestasi. Ciri orang yang punya motivasi berprestasi adalah seperti kereta dorong yang sudah beranjak sebelum didorong. Jadi kalau kita hidupnya masih menunggu didorong atau dimotivasi oleh sistem lingkungan, berarti percaya kepada kemampuan diri masih rendah.<br />Kedua, Percaya kepada Kemampuan Teman<br />Hidup ini tidak hanya perlu kepandaian diri dan percaya kepada kemampuan diri. Sebab kalau hanya percaya kepada kemampuan diri tanpa percaya kepada kemampuan teman, hidup kita akan capek sendiri. Sebab semua pekerjaan, akan dikerjakan sendiri dan tidak percaya perlunya pendelegasian. Penyakit ini, biasanya menimpa pada orang-orang yang sangat pandai dan perfek. Dirinya tidak percaya kepada kememapuan temennya, bekerja sendiri, capek sendiri. Bahkan potensinya akan mati, terkubur oleh prilakunya sendiri.<br />Ketiga, Percaya kepada Kemampuan Pesaing.<br />Ada kisah yang sangat menarik, ketika Cina membuat benteng yang bersejarah itu, salah satu faktornya adalah agar tidak mendapat serangan dari luar dan agar ilmu yang ada didalam tidak diketahui oleh orang-orang luar. Kemudian, terjadi sebuah peperangan yang terkenal dengan nama “Perang candu”, setelah perang candu, baru sadar bahwa dunia luar rupanya jauh lebih maju. Akhirnya sadar, dan sekarang mempercepat kemajuannya, menyebabkan AS dan negara-negara lain mulai grogi menghadapi kemajuan Cina yang sangat pesat. Ini juga menjangkiti, seseorang yang punya keahlian tertentu dari jurusan ketika kuliah. Kemudian menutup diri dan akhirnya baru sadar bahwa keahliannya ketika kuliah bisa diserobot oleh keahlian orang-orang yang tidak pernah kuliah dijurusan itu. Contoh sederhana, temen-temen yang kuliah jurusan komputer, bisa saja diserobot oleh orang yang kuliah jurusan bahasa jawa, bahasa sunda, seni tari atau apapun yang sangat tidak nyambung, tapi punya kemampuan konpensasi positif mendalami ilmu komputer.<br />Keempat, Percaya kepada Kemampuan Allah<br />Salah satu kunci dari percaya kepada kemampuan Allah adalah peringatan dari Allah:”Mungkin engkau menyukai sesuatu namun tidak baik menurut Allah dan mungkin engkau tidak menyukai sesuatu namun baik menurut Allah.” Jadi intinya bahwa kita harus punya keinginan yang sangat bagus, tapi kita juga harus punya kesadaran bahwa keinginan Allah untuk kita jauh lebih bagus. Hidup sesuai dengan rencana Allah jauh lebih bagus.<br />Mari menghadapi krisis ekonomi dan krisis iman ini, kita harus bersungguh-sungguh mengoptimalkan kedahsatan percaya kepada kemampuan diri, teman, pesaing dan terakhir Allah. Tanpa itu, rasanya kita, akan hidup berputar-putar dibelantara tanpa ujung prestasi, sampai mati.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-10170851960261015672009-11-19T00:12:00.001-08:002009-11-19T00:14:25.393-08:00Artikel IslamiArtikel Islami<br /><br />99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman : <br />01. Bersyukur apabila mendapat nikmat; <br />02. Sabar apabila mendapat kesulitan; <br />03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program; <br />04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan; <br />05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan; <br />06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan; <br />07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan; <br />08. Jangan usil dengan kekayaan orang; <br />09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang; <br />10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan; <br />11. Jangan tamak kepada harta; <br />12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan; <br />13. Jangan hancur karena kezaliman; <br />14. Jangan goyah karena fitnah; <br />15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri. <br />16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram; <br />17. Jangan sakiti ayah dan ibu; <br />18. Jangan usir orang yang meminta-minta; <br />19. Jangan sakiti anak yatim; <br />20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar; <br />21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil; <br />22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid); <br />23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu; <br />24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid; <br />25. Biasakan shalat malam; <br />26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah; <br />27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat; <br />28. Sayangi dan santuni fakir miskin; <br />29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah; <br />30. Jangan marah berlebih-lebihan; <br />31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan; <br />32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah; <br />33. Berlatihlah konsentrasi pikiran; <br />34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi; <br />35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan; <br />36. Jangan percaya ramalan manusia; <br />37. Jangan terlampau takut miskin; <br />38. Hormatilah setiap orang; <br />39. Jangan terlampau takut kepada manusia; <br />40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala; <br />41. Berlakulah adil dalam segala urusan; <br />42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah; <br />44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran; <br />45. Perbanyak silaturrahim; <br />46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam; <br />47. Bicaralah secukupnya; <br />48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya; <br />49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu; <br />50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur; <br />51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin; <br />52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga; <br />53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan; <br />54. Hormatilah kepada guru dan ulama; <br />55. Sering-sering bershalawat kepada nabi; <br />56. Cintai keluarga Nabi saw; <br />57. Jangan terlalu banyak hutang; <br />58. Jangan terlampau mudah berjanji; <br />59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara; <br />60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna; <br />61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh; <br />62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar; <br />63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu; <br />64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita; <br />65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi; <br />66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya; <br />67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita; <br />68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan <br />69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan. <br />70. Jangan melukai hati orang lain; <br />71. Jangan membiasakan berkata dusta; <br />72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian; <br />73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab; <br />74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan; <br />75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita <br />76. Jangan membuka aib orang lain; <br />77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita; <br />78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana; <br />79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan; <br />80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya; <br />81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara; <br />82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain; <br />83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara; <br />84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa; <br />85. Hargai prestasi dan pemberian orang; <br />86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan; <br />87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan. <br />88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita; <br />89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu; <br />90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana; <br />91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita; <br />92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina; <br />93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya; <br />94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban; <br />95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan; <br />96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri; <br />97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan; <br />98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan; <br />99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang <br /><br />"Sebarkanlah walau satu ayat pun" (Sabda Rasulullah SAW) "Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Surah Al-Ahzab:71) <br /><br />Love Is Life Oleh : Suhanda <br />Ketika kita berbicara tentang cinta maka seketika yang ada dalam benak kita adalah ‘apa itu cinta',apakah ia sebuah benda,ataukah ia hanya sebuah karya ilmiah berbentuk tulisan yang menggambarkan keadaan ataupun kondisi bathin seseorang tatkala ia merasakan suatu bentuk rasa/feel yang kebanyakan orang menyebutnya'Rasa Cinta' ataukah ia hanya merupakan khayalan/mimpi yang muncul di alam bawah sadar tatkala seseorang dikehidupan nyatanya ‘TERSENGAT' oleh suatu bentuk rasa yang sulit untuk ia gambarkan lewat kata-kata namun dirasakannya ada,tatkala ia bertemu dengan lawan jenisnya yang dianggapnya sebagai soulmate/belahan jiwanya,dimana dalam sejarahnya seorang wanita/hawa diciptakan tuhan dari tulang rusuk lelaki/adam.<br />Namun apapun bentuknya,jelas sekali disini menggambarkan adanya Cinta sebagai Diri dan Cinta dalam hubungannya dengan seseorang / banyak orang ( Relation ).<br />Coba Simak yang ini :<br />a.Cinta sebagai diri. <br />Cinta itu sendiri hakikatnya dilihat dari sisi penciptaan adalah juga merupakan makhluk sebagaimana layaknya makhluk-makhluk ciptaan tuhan lainnya namun ia lebih pada bentuk karya cipta yang tidak nyata namun ia ada dan erat sekali kaitannya dalam hidup dan kehidupan setiap makhluk.<br />b.Cinta Dalam Hubungan/Relation.<br />Karena cinta itu sendiri telah ada dalam setiapdiri/makhluk maka ia terapresiasikan ke dalam bentuk bahasa jiwa seperti bahagia ataupun sedih,susah ataupun senang,suka ataupun duka,dsbnya.<br />Malah ia terkadang sering berubah-ubah bentuk emosi jiwa,baik dalam hal cara mengapresiasikan/perwujudannya maupun dari sisi penerimaan dari lawan jenis.<br />Berangkat dari kedua hal tersebut diatas maka lahirlah berbagai anggapan orang sesuai dengan keadaan yang dirasakannya maupun dari cara memandang/memaknai cinta itu sendiri,yang diantaranya ada yang beanggapan:<br />1.Cinta itu Indah.<br />2.Cinta itu sebagai sebuah misteri.<br />3.Cinta itu Buta.<br />Dsbnya.<br />Saya mencoba menarik garis tengah/benang merah dari berbagai anggapan itu denagn sebuah pernyataan yaitu "LOVE IS LIFE" alias CINTA BERARTI HIDUP karena sangat erat sekali kaitan diantara keduanya dimana Cinta tidak akan ada jika tidak adanya Hidup dan Hidup tidak akan mempunyai arti / sia-sia jika tanpa Cinta.<br />Malah saya beranggapan seolah-olah cinta itu telah menjadi nyawa/jiwa/soul dalam hidup dan kehidupan semua makhluk. <br />Pengertian jiwa disini ialah sesuatu yang membuat hidup atau menjadikan sesuatu menjadi hidup atau dengan kata lain cinta itu sendiri membawa misi hidup dan kehidupan.<br />Agar lebih jelas mari kita lihat beberapa kasus dibawah ini:<br />Seorang ibu karena kecintaannya yang begitu besar pada anaknya rela berjuang antara hidup dan mati tatkala melahirkan demi melihat sang anak lahir dan merasakan hidup,dan tidak hanya sampai distu saja bahkan ia masih harus berjuang dalam mengasuh,mendidik,dan membesarkannya hingga dewasa serta siap mengayuh bahtera kehidupannya sendiri.<br />Seorang lelaki yang merasa frustasi dengan melakukan hal-hal yang negative sebagai penyaluran rasa sakit hati dan kebencian yang teramat sangat karena merasa hidupnya sudah tidak punya arti lagi setelah ditinggal pergi sang kekasih yang berpaling pada laki-laki lain yang dianggapnya lebih baik dan lebih pantas baginya hingga pada suatu ketika ia bertemu dengan seorang gadis yang dianggapnya telah membawa kembali hidupnya beserta cintanya yang dulu telah pergi bersama kekasihnya dulu.<br />Dari kedua kasus tersebut yang jadi pertanyaan kita adalah apakah sang anak ataupun kekasih tersebut yang membuat ia hidup sedang kita tau bersama bahwa tidak mungkin seorang hamba menghidupkan hamba yang lain karena hanya Tuhanlah yang berkuasa untuk melakukan itu semua.<br />Kalaupun seseorang itu merasa hidup itu dikarenakan hatinya telah kembali menjadi hidup setelah mendapatkan apa yang diinginkannya,dari sini kita tau bahwa hubungan manusia yang satu dengan yang lain diikat dalam hubungan rasa......baik itu Rasa Cinta,Rasa Kasih,Rasa Sayang,dsnya yang NOTABENE rasa-rasa tersebut ada didalam HATI .<br />Cinta menjadi indah karena ia melahirkan rasa aman,nyaman,damai dan bahagia.<br />Hanya Hati yang Hidup saja yang bisa merasakan rasa tersebut dia atas yang terimplementasikan / terapresiasikan lewat bahasa jiwa dan bahasa tubuh seperti rasa rindu / kasmaran,selalu ingin berduaan serta berdekatan terus dengan pasangannya hingga tidak ingin dipisahkan walau oleh / dengan apapun bahkan rela mati bersama seperti pada kisah Romi dan Yuli. <br />Cinta menjadi sebuah misteri karena ia memerlukan waktu,pengenalan,dan penyesuaian bentuk maupun rasa . <br />Sebelum kita melangkah lebih jauh perlu kita ketahui bersama apa itu waktu,menurut hemat penulis waktu memiliki arti harfiah adalah suatu perjalanan dari perhitungan matematis misal waktu ke menit,menit ke jam dstnya.Ataupun arti lainnya seperti perjalanan hidup dan perjalanan takdir.<br />Yang dimaksudkan disini adalah saat/ketika pertemuan maupun berakhirnya suatu hubungan Cinta Kasih diantara dua atau lebih pelakunya.<br />Perlunya pengenalan disini penekanannya pada pengenalan diri akan hakikat siapa diri kita sesungguhnya dan apa yang sebenarnya yang diinginkan dalam hidup ini.<br />Dan hal tersebut memerlukan kesesuian bentuk maupun rasa yang telah ada didalam diri yang umumnya disebut sebagai fitrah/sejatinya diri. ianya merupakan suatu proses yang tidak mudah bahkan perlu perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit untuk dapat sampai pada HAKIKAT / KENYATAAN yang sesungguhnya.<br />Cinta menjadi buta karena ketidaktahuan ataupun kekeliruan cara memandang dan memaknainya. <br />Hal ini berkaitan erat dengan apa yang dibahas sebelumnya diatas tadi,Cuma yang menjadi penekanan disini adalah jika keliru cara memandang/memaknai CINTA maka akan keliru pula pada prakteknya dan pada apa yang akan didapat (dihasilkan)dan seringkali yang terjadi adalah sebuah Dilema,dan rasa frustrasi yang bermuara pada Penganiayaan ke atas Diri Sendiri bahkan pada orang lain <br />Meski Samar namun hal ini sering menghinggapi kebanyakan pribadi dan bahkan sampai ikut berperan aktif menimbulkan kerusakan / kehancuran umat manusia baik sebagai suatu Pribadi, Kaum, Masyarakat, bahkan sebagai Bangsa/Negara.<br />Apakah ada kaitan antara diri sebagai sebuah pribadi,cinta dan kehidupan ? <br />Jawabnya ADA,karena seorang insan yang baik tentunya akan mampu meletakkan cinta pada hakikat yang sesungguhnya sehingga akan mampu pula menghargai arti hidup dan kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa,sehingga pada akhirnya terciptalah pula kehidupan yang DAMAI lagi BAHAGIA dimuka bumi ini.<br />Akhirul Kalam andai boleh Penulis memberikan pendapat sebagai Kesimpulan dari tulisan ini...........<br />Letakkanlah Kecintaan kepada Allah Swt diatas segala kecintaan kita pada hamba-hamba allah lainnya karena dari dialah kita berasal dan hanya padanya jua akhirnya kita akan kembali....Amin Ya Rabbal Alamin. <br /><br />SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA <br />1. Untuk membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan. <br />2. Untuk mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai. <br />3. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan. <br />4. Untuk mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. <br />5. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, Dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. <br />6. Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati anda Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda membutuhkan pertolongan, Akan senantiasa ada tangan terulur. <br />7. Dan dengan bertambahnya usia anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, Satu untuk menolong diri anda sendiri, Dan satu lagi untuk menolong orang lain. <br />8. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya. <br />9. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di mana cinta dapat berkembang. <br />10. Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, Tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. <br />Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia <br />Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :<br />Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.<br />Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.<br />Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :<br />"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.<br />Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!<br />Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.<br />Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.<br />Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.<br />Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"<br />Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.<br />Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.<br />Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.<br />Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.<br />Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.<br />Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.<br />Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.<br />Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.<br />Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.<br />Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.<br />Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.<br />Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.<br />Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.<br />Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.<br />Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.<br />Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu' mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.<br />Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.<br />Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.<br />Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.<br />Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".<br />Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).<br />---------<br />Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang, <br />disarikan secara bebas oleh Sdr. Asep Tata Permana<br /><br />Salju Telah Turun Di Dataran Arab Sebagai Salah Satu Tanda Datangnya Hari Kiamat <br />Sebagimana diberitakan oleh TV Arab Saudi dan diberitakan kembali oleh Nuansa Pagi RCTI (Selasa, 15 Januari 2002), bahwa pada Hari Minggu, tanggal 13 January 2002, di Arab Saudi yang merupakan daerah gurun pasir yang sangat panas dimana matahari bersinar sepanjang hari, telah terjadi suatu fenomena alam yang langka, yaitu dengan turunnya salju dengan lebatnya. Tepatnya di darah Tabuk 1500 km dari Riyad (Ibukota Arab Saudi) ketebalan salju mencapai 20 cm, dan di Yordania suhu mencapi titik beku ( 0 derajat celcius).<br />Ternyata tahun-tahun terakhir ini di Jazirah Arab yang notabenenya gurus pasir panas, turunnya salju ini telah sering terjadi, tetapi hal ini ditutup-tutupi atau tidak dipublikasikan secara luas. Ada apa gerangan dengan terjadinya fenomena alam tersebut?....... <br />Bagi umat Islam yang telah memahami ajaran Islam, turunnya salju di arab saudi ini bukan merupakan hal yang aneh, karena hal ini telah diterangkan oleh Nabi Muhammad SAW 1400 tahun yang lalu. Ketika para sahabat menanyakan kepada Rasulallah SAW mengenai kapan datangnya hari kiamat. Rasulallah SAW menjawab, bahwa pengetahuan mengenai datangnya hari kiamat hanya ada pada sisi Allah SWT. Tetapi Allah SWT telah memberitahukan tanda-tandanya kepada Rasulallah SAW, antara lain sebagaimana diterangkan dalam salah satu Hadist Rasulallh SAW:<br />"Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai dataran Arab sekali lagi menjadi dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai (HR Muslim)"<br />Dari Hadist Rasulallah SAW di atas ada beberapa informasi yang didapat: <br />1. Informasi datangnya hari akhir / kiamat; <br />2. Dahulu kala dataran / jazirah Arab pernah menjadi padang rumpur yang subur dan dipenuhi dengan sungai-sungai; dan <br />3. Nanti, dataran Arab sekalai lagi akan menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai, sebagai salah satu tanda datangnya hari kiamat.<br />Jauh-jauh hari sebelum terjadinya turun salju di Arab Saudi dewasa ini sebagaimana diberitakan di atas, para ilmuan dari King Abdul Aziz University (Arab Saudi) bekerja sama dengan para ilmuan barat dan manca negara telah melakukan penelitian ilmiah mengenai fenomena-fenomena alam yang diterangkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist. Salah satunya mengkaji mengenai Hadist Rasulallah SAW di atas.<br />Kajian ini antara lain dilakukan bersama dengan seorang orientalis, Profesor Alfred Kroner, seorang ahli ilmu bumi (geologi) terkemuka dunia, dari Department Ilmu Bumi Institut Geosciences, Johannes Gutenburg University, Mainz, Germany. Ketika ditanyakan kepada Prof. Korner oleh para Ilmuan King Abdul Aziz sebagaimana diterangkan dalam Islam dan Sains hal. 25-26: * Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa mengetahui bahwa dahulu kala jazirah/tadaran Arab merupakan padang rumput yang subur dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang mengalir?..... Karena Prof Korner tidak beriman kepada Al-Quran dan Al-Hadist, ia menjawab dengan tuduhan bahwa bisa saja Nabi Muhammad SAW mengetahui hal tersebut dari kitab-kitab lama seperti Jabur, Tauret dan Injil yang sering menceritakan bahwa dulu di dataran Arab merupakan padang rumput yang subur dengan banyaknya cerita tentak para pengembala ternak, cerita-cerita tentang kebun anggur dan cerita-cerita tentang pemilik perkebunan yang subur yang sering diceritakan dalam kitab-kitab tersebut. Atau bisa jadi Nabi Muhammad SAW menconteknya dari ilmuan-ilmuan dari Roma pada saat itu;<br />* Menanggapi tuduhan Prof. Korner tersebut, Ilmuan King Abdul Aziz, menjawab OK, anda bisa saja menuduh seperti itu, tapi apakah keadaan dataran Arab yang subur dahulu kala itu bisa dibuktikan secara ilmiah pada masa Nabi Muhammad SAW hidup 1400 tahun yang lalu?.... Prof. Korner menjawab pada masa itu belum dapat ibuktikan, karena sains dan teknologinya tidak memungkinkan. * Apakah hal itu benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan secara ilmiah dengan teknologi canggih dewasa ini?... Prof. Korner menjawab ya!.. dahulu dataran Arab dipenuhi dengan kebun-kebun yang subur dan sunga-sungai yang mengalir, dan secara ilmiah keadaan tersebut dapat dibuktikan. <br />Prof Korner menjelaskan bahwa dahulu selama Era Salju (Snow Age), kemudian Kutub Utara icebergs perlahan-lahan bergerang ke arah selatan sehingga relatif berdekatan dengan Semenanjung Arab, pada saat itu iklim dataran Arab berubah dan menjadi salah satu daerah yang paling subur dan hijau di muka bumi. Ini merupakan akta sains yang tidak bisa dibantah.<br />* Pertanyaan selanjutnya, bagaimana Nabi Muhammad SAW dapat mengetahui juga bahwa sekali lagi dataran Arab itu akan menjadi daerah yang subur dipenuhi kebun-kebun dan sungai-sungai sebagai tanda datangnya hari kiamat, padahal pada masa itu 1400 tahun yang lalu teknologinya belum memungkinkan untuk mengetahui hal tersebut dan informasi tersebut satupun tidak diterangkan baik dalam kitab-kitab terdahulu maupun dalam penelitian ilmuan-ilmuan Roma?....... Prof. Korner enjawab dengn malu-malu, bahwa Nabi Muhammad SAW dapat mengetahui informasi itu asti dari sesutu yang mengetahui betul mengenai alam ini (cuma Prof. Korner mengelak ntuk mengatakan secara terus terang bahwa sebenarnya informasi itu datangnya dari Tuhan, Allah SWT yang paling tahu tentang alam ini, karena Dia-lah yang telah enciptakan dan mengaturnya). <br />* Dan apakah informasi yang dikabarkan Nabi Muhammad SAW 1400 yang lalu bahwa sekali lagi dataran Arab itu akan menjadi daerah yang subur dipenuhi kebun-kebun dan sungai-sungai benar-benar akan terjadi?.....<br />Prof Korner menjawab dengan tegas ya!... karena sebenarnya proses itu sekarang sedang terjadi. Era Salju Baru (New Snow Age) sebenarnya telah dimulai, sekali lagi sekarang salju di kutub Utara sedang merangkak/bergeser perlahan-lahan ke arah elatan mendekati Semenanjung Arab. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta dan sains, dimana tanda-tanda itu nampak dengan jelas di dalam badai salju yang menghujani bagian utara Eropa dan Amerika setiap musim salju tiba. Dan sekarang terbukti bahwa salju telah beberapa kali turun di dataran Arab sebagaimana diberitakan TV Arab Saudi dan RCTI di atas.<br />Kejadian di atas merupakan salah satu bukti yang telah dijanjikan Allah SWT bahwa firman-Nya yang disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW dalam Al-Quran dan Al-Hadist adalah benar datang dari Tuhan pencipta alam semesta ini, yaitu Allah SWT. Sebagaiman firman Allah SWT: <br />"Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Quran setelah beberapa waktu lagi" (QS. Shad :87-88)<br />Wahai umat manusia di dunia, apalagi yang yang menghalagi kita untuk beriman bahwa: "Tiada Tuhan selaian Allah, dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah"....... padahal kebenarannya telah terbukti?........ dan hari kiamat telah di depan mata???...... <br />Masih banyak lagi kebenaran tentang fenomena alam yang diterangkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist yang dikabarkan 1400 tahun yang lalu yang baru terbukti secara ilmiah melalui penelitian sains dan teknologi canggih selama bertahuan-tahun sampai sekarang ini. Seperti kejadian manusia yang diterangkan secara rinci dalam A-Quran yang baru terbukti secara ilmiah oleh ilmu kedokteran yang canggih dewasa ini, keterangan tentang tata surya, kejadian gunung-gunung, kejadian laut dan keberadaan mata air tawar di dasar laut asin yang dalam, keterangan tentang saraf manusia, dan masih banyak lagi. <br />Al-Quran merupakan mu'jizat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dibandingkan dengan mu'jizat-mu'jizat lain yang diberikan Allah kepada para nabi Allah SWT yang lain. Mu'jizat merupakan salah satu bukti yang diberikan Allah untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa seseorang yang diutus itu benar-benar merupakan nabi dan untusan Allah SWT.<br />Mu'jizat diberikan Allah SWT disesuaikan dengan tarap berfikir masyarakat pada masa seorang nabi diutus Allah SWT kepada masyarakat terebut. Seperti mu'jizat nabi-nabi beriktu ini: Dengan kekuasaan Allah SWT Nabi Ibrahim AS tidak mempu dibakar api, Nabi Musa AS dapat membelah laut merah dengan tongkatnya, Nabi Isa AS dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta dll. Mu'jizat-mu'jizat tersebut dapat dengan mudah dilihat dan diketahu oleh masyarakat pada masa itu tanpa harus melakukan penelitian dan pengetahuan yang canggih, karena dapat disaksikan dengan mata telanjang oleh orang-orang yang menyaksikannya. Tetapi mu'jizat tersebut hanya bisa disaksikan pada masa itu saja dan tidak dapat dibuktikan kembali oleh masyarakat masa sekarang, masyarakat sekarang hanya bisa mengetahui informasi tersebut dari firman-friman Allah SWT dalam Kitab-kita-Nya. Karena memang nabi-nabi terdahulu diutus Allah terbatas hanya untuk masyarakatnya saja yang hidup pada masa itu saja.<br />Sementara Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diuntus Allah SWT untuk semua umat manusia di dunia sampai akhir zaman, sehingga mu'jizatnya yang terbesar berupa Al-Quran dapat dibuktikan oleh siapa saja kapan saja dan dimana saja sampai hari akhir, asalkan manusia mau mempelajari, mengkaji dan menelitinya.<br />Wallahu a'lam bish shawab.<br />Jakarta, 15 Januari 2002 <br />Wassalam, <br />Endang Wijaya<br /><br />Pohon Berduri <br />Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah. Awasi dan berhitunglah dengan perbuatan dirimu yang telah kalian lakukan, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap segala amal perbuatanmu. (al-Quran) <br />Seorang pemuda menanam pohon berduri didepan rumahnya. Walikota menyuruh sipemuda untuk memotong pohon tersebut dengan kapak milik sang pemuda karena kekhawatiran akan bahaya yang tidak hanya mengancam keselamatan si-pemuda tapi juga para pejalan yang kerap lewat di depan rumahnya. Saat duri-duri dari pohon tersebut telah keluar nanti, ia akan melukai kakinya dan juga kaki para pejalan di depan rumahnya.Belum lagi bahaya-bahaya lain yang sangat mungkin ditimbulkan dari pohon berduri itu. Namun sialnya pemuda kita ini menganggap enteng dan terus menerus mengundur-undur waktu untuk menebangnya. Roda waktu berputar tanpa henti. Bulan berganti tahun, pohon berduri itu telah tumbuh membesar, akarnya menghujam jauh kebumi, dahan dan rantingnya kini sudah menjulur kesana kemari. Sementara pemuda ini telah berubah menjadi seorang kakek ringkih. Ketika mengetahui pohon berduri itu telah benar-benar melukai dan menyengsarakan dirinya dan banyak orang, kakek ringkih ini segera mengambil kapak berniat untuk menebang pohon berduri tanamannya. Namun betapa sayangnya ayunan kapak sikakek sudah tidak mampu lagi menggores kokohnya batang pohon. Usia uzur sikakek telah merenggut kekuatannya untuk menumbangkan pohon berduri tsb, hasil tanamannya sendiri. <br />Maulana Rumi, penyair Sufi Afghanistan itu menutur cerita ini dalam Masnawi-nya. Rumi mengingatkan kepada kita bahwa penundaan untuk menghentikan tindakan buruk hanya semakin mengokohkan keburukan itu sendiri dan melemahkan energi untuk merubahnya. Didalam hati kita pohon berduri itu tumbuh saat kita melakukan keburukan kepada Tuhan, diri dan sesama. Jangan menunggu waktu, karena tiap detik adalah kesempatan mengakarkan, mengokohkan pohon itu disekujur tubuhmu. Ambillah kapak imanmu segera sebelum terlambat untuk menumbangkannya. Penundaan hanyalah melahirkan ketakberdayaan. Kelak saat kapak imanmu tidak lagi tajam, tubuhmupun sudah kehilangan kekuatan. Belantara pohon berduri itu bahkan kelak menusuk mata, telinga dan hatimu. Sebelum telingamu bernanah oleh cemoohan, matamu menangis oleh kedukaan tak berujung, dan hatimu berdarah oleh himpitan derita dan adzab, tebaslah pohon berduri itu. Janganlah berani melawan waktu, karena waktu selalu menertawakan keringkihanmu. <br />Mentari Dzulhijjah menutup mata sudah. Rembulan 1 Muharram mengabarkan tahun baru. Jika hidupmu seperti pekat malam, yakinlah selalu ada rembulan dan bintang yang mencerahkan. Sepekat dan segelap apapun hidupmu, setitik cahayapun mampu mengusir ketakutanmu. Ditengah kegelapan hidup di mekkah dahulu, Rasul membawa sahabat-sahabatnya menjemput cahaya kota Madinah. Hijrah, mengubah hidup agar terarah. Hijrah, meneguhkan hidup diatas bimbingan cahaya. Allah adalah cahaya langit bumi, Allah adalah cahaya diatas cahaya (Qs al-nur ;35). <br />Tekadmu adalah kapak itu. Tebaslah kini pohon-pohon berduri dihatimu. Renggutlah akar-akarnya. Seperti Ibrahim, kakekmu, hancurkanlah berhala-berhala yang membatu disekujur tubuhmu. Belajarlah kini menjadi petani yang selalu merindui hujan. Guyurilah hati dan tubuhmu senantiasa dengan kebeningan rintik ayat-ayat Tuhan. Tanamlah perlahan benih kejujuran, keikhlasan, kesabaran, tulus hati dan pengabdian kepada Tuhan. Rawat dan pupuklah mereka secara sabar. Kelak diakhir tahun, saat mereka berbuah, panen raya mendekapmu dalam bahagia. Saat hatimu lega dan bersuka cita, berbagilah dengan sesama. Hatimu adalah surgamu. Bukan pohon berduri yang harusnya menempati, namun anggur Tuhan yang mestinya bersemayam. Selamat menanam. <br />----<br />Mokhammad Yahya/Portal kita 03 March 2003 <br /><br />Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu Author: Abu Aufa <br />Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal aja dong, kalau mengharapkan kriteria ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan calon istri yang cantik jelita, keluarganya tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang wanita ingin punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya. Coba bayangin semua ini terjadi pada diri kita, wuah...surga dunia tuh! Siapa sih yang gak mau, iya gak?<br />Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun perlahan rapuh dan sepuh, sang istri atau suami masih tetap setia mendampingi. Saat di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun tertidur pulas. Saat dingin menyerang rangkulan kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang saat kaki-kaki kita semakin melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat senang, apalagi, wuah...uendah nian. <br />Namun, menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah kehidupan, ia tak pernah berhenti sesaatpun, seiring waktu berlalu, istri semakin keriput dan endut. Tapi menurut sang suami, "Istriku masih yang tercantik," sementara suami pun perutnya udah buncit, tapi menurut sang istri, "Engkaulah satu-satunya Pangeran dalam istana hatiku."<br />Kebesaran Allah SWT pun selalu tampak di dalam rumah tangga. Setiap anggota keluarga melakukan sholat berjamaah, qiyamullail, membaca Al Qur'an, tasbih, tahmid, saling bertausyiah, bermaafan, menasehati, dan mengingatkan. Inilah hasil dari sepasang anak manusia yang menikah karena ingin mengharapkan ridho-Nya dan cita-cita Islam serta kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia surga yang disegerakan sebelum surga yang kekal abadi. <br />Semua diatas adalah harapan setiap pasangan. Namun, tak jarang juga ditemukan dalam suatu keluarga yang terjadi adalah sebaliknya. Dari istri yang dibilang gak pinter mengatur rumah tangga, menjaga anak, atau suami yang selalu pulang malam tak peduli dengan anak dan istri, dan macam-macam lagi. Kata nista, kata-kata yang nyelekit, tuduhan, makian bahkan saling memukul, bisa juga terjadi pada sebuah keluarga, yang gini nih sepet banget! Rumah tangga serasa bagai hidup di neraka, tak ada ketenangan apalagi kasih sayang.<br />Emang ya, segala sesuatu itu bisa tak seindah bayangan semula. Ada bunga-bunga indah, namun cukup banyak juga onak dan duri yang siap menghadang. Karena itu, berbagai masalah kehidupan dalam lembaga pernikahan harus dihadapi secara realistis oleh setiap pasangan.<br />Apalagi hidup di zaman seperti sekarang ini memang tak mudah, namun Al Qur'an memberikan arahan dalam kehidupan berumah tangga, ".... dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik.... [QS Ath Thalaaq: 6] "..... dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS An Nisaa': 19] <br />Seperti gading, tak ada yang tak retak, begitu juga manusia, tak ada yang sempurna. Setiap kita pasti ada kekurangannya, bisa saja seorang suami atau istri terlihat mempunyai satu kekurangan, namun kalau dipikir-pikir lebih banyak kelebihannya. Apakah kekurangannya saja yang diperhatikan oleh pasangannya atau kedua-duanya dengan pertimbangan yang adil? <br />Konflik dalam kehidupan rumah tangga juga tak jarang menyebabkan banyak pasangan kehilangan cinta yang dulunya mempersatukan mereka, dan Allah SWT juga telah memberikan arahan yang jelas, "Hai orang-orang mu'min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS At Taghaabun: 14]<br />Karena itu, sesungguhnya dalam kehidupan berkeluarga yang kita harapkan adalah indahnya keampunan Allah dan surga-Nya, juga kasih sayang orang-orang yang terdekat dengan kita, yang setiap hari saling membutuhkan, karena itu 'sayangilah aku (pasangan hidupmu) hingga ujung waktu.'<br />Wahai akhi wa ukhti fillah, mari kita saling mendoakan ya, <br />Semoga dengan kita mengambil panduan Al Qur'an dan sunnah Rasul-Nya serta contoh teladan dari keluarga Rasulullah SAW, akan semakin banyak rumah tangga yang tadinya kurang sakinah kembali menjadi sakinah, rumah tangga yang sakinah menjadi lebih sakinah, dan insya Allah pula saudara-saudara yang belum berumah tangga dikabulkan do'anya berupa pasangan hidup yang sholeh atau sholehah, aamiin allahumma aamiin.<br />Wallahu alam bi showab,<br />*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* <br />Al-Hubb Fillah wa Lillah, <br />Abu Aufa <br /><br />Tanda-tanda Husnul Khatimah Written by Ummu Raihanah <br />Setiap hamba Allah yang berjalan diatas manhajnya yang lurus yang berusaha meneladani kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya ajmain tentu sangat mengharapkan akhir kesudahan yang baik. Allah telah menetapkan tanda-tandanya dintara tanda-tanda husnul khatimah itu<br />adalah:<br />Pertama,mengucapkan kalimah syahadat ketika wafat<br />Rasulullah bersabda :"barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan "La ilaaha illallah" maka ia dimasukkan kedalam surga" (HR. Hakim)<br />kedua, ketika wafat dahinya berkeringat<br />Ini berdasarkan hadits dari Buraidah Ibnul Khasib adalah Buraidah dahulu ketika di Khurasan, menengok saudaranya yang tengah sakit, namun didapatinya ia telah wafat, dan terlihat pada jidatnya berkeringat, kemudian ia berkata,"Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya" (HR. Ahmad, AN-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu MAjah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas'ud)<br />ketiga, wafat pada malam jum'at<br />Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah "Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari jum'at atau pada malam jum'at kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur" (HR. Ahmad)<br />keempat, mati syahid dalam medan perang<br />Mengenai hal ini Allah berfirman:<br />"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup disisi Tuhan-Nya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikanNya kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahal orang-orang yang beriman" (Ali Imraan:169-171) Adapun hadits-hadits Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang berkenaan dengan masalah ini sangat banyak dijumpai diantaranya adalah sebagai berikut:<br />1. Rasulullah bersabda:<br />"Bagi orang yang mati syahid ada 6 keistimewaan yaitu:<br />diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya didalam surga, dilindungi dari adzab kubur, dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memeberikan syafa'at bagi 70 orang kerabatnya" (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) 2. Seorang sahabat Rasulullah<br />berkata: "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata: Wahai Rasulullah mengapa orang mukmin mengalami fitnah dikuburan mereka kecuali yang mati syahid? beliau menjawab: Cukuplah ia menghadapi gemerlapnya pedang diatas kepalanya sebagai fitnah"<br />(HR. an-Nasai)<br />catatan:<br />Dapatlah memperoleh mati syahid asalkan permintaannya benar-benar muncul dari lubuk hati dan penuh dengan keikhlasan, kendatipu ia tidak mendapatkan kesempatan mati syahid dalam peperangan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: "Barang siapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menyampaikannya derajat para syuhada sekalipun ia mati diatas ranjangnya"(HR. Imam Muslim dan<br />al-Baihaqi)<br />kelima, mati dalam peperangan fisabilillah Ada dua hadist Rasulullah shalallahu alaihi wassalam:<br />1. Rasulullah bersabda:"Apa yang kalian katagorikan sebagai orang yang mati syahid diantara kalian? mereka menjawab :Wahai Rasulullah yang kami anggap sebagai orang yang mati syahid adalah siapa sja yang mati terbunuh dijalan Allah. Beliau bersabda:Kalau begitu ummatku yang mati syahid sangatlah sedikit. Para sahabat kembali bertanya: Kalau begitu siapa sajakah dari mereka yang mati syahid wahai Rasulullah? beliau menjawab: Barangsiapa yang terbunuh dijalan Allah, yang mati sedang berjuang dijalan Allah, dan yang mati karena penyakit kolera, yang mati karena penyakit perut (yakni disebabkan penyakit yang menyerang perut seperti busung lapar, diare atau sejenisnya) maka dialah syahid dan orang-orang yang mati tenggelam dialah syahid "(HR. Muslim, Ahmad, dan al-Baihaqi)<br />2. Rasulullah bersabda: Siapa saja yang keluar dijalan Allah lalu mati atau terbunuh maka ia adalah mati syahid. Atau yang dibanting oleh kuda atau untanya lalu mati atau digigit binatang beracun atau mati diatas ranjangnya dengan kematian apapun yang dikehendaki Allah, maka ia pun syahid dan baginya surga" (HR. Abu Daud,al-Hakim, dan al-Baihaqi)<br />keenam , mati disebabkan penyakit kolera.<br />Tentang ini banyak hadits Rasulullah meriwayatkannya diantaranya sebagai berikut: <br />1. Dari Hafshah binti Sirin bahwa Anas bin MAlik berkata:"Bagaimana Yahya bin Umrah mati? Aku jawab: "Karena terserang penyakit kolera" ia berkata:Rasulullah telah bersabda: penyakit kolera adalah penyebab mati syahid bagi setiap muslim" (HR. Bukhari, ath-Thayalusi dan Ahmad) <br />2. Aisyah bertanya kepada Rasulullah tentang penyakit kolera. Lalu beliau menjawab;"Adalah dahulunya penyakit kolera merupakan adzab yang Allah timpakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya kemudia Dia jadikan sebagai rahmat bagi kaum mukmin. Maka tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah kolera lalu ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah tetapkan baginya pahala orang yang mati syahid"(HR. Bukhari, al-Baihaqi dan Ahmad)<br />kedelapan, mati karena tenggelam.<br />kesembilan, mati karena tertimpa reruntuhan/tanah longsor.<br />Dalil dari 2 point diatas adalah berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: "Para syuhada itu ada lima; orang yang mati karena wabah kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, dan syahid berperang dijalan Allah" (HR.Imam Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad)<br />kesepuluh, perempuan yang meninggal karena melahirkan.<br />Ini berdasarkan hadits yang diberitakan dari Ubadah ibnush Shamit radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menjenguk Abdullah bin Rawahah yang tidak bisa beranjak dari pembaringannya, kemudian beliau bertanya : "Tahukah kalian siapa syuhada dari ummatku? orang-orang yang ada menjawab:Muslim yang mati terbunuh" beliau bersabda:Kalau hanya itu para syuhada dari ummatku hanya sedikit. Muslim yang mati terbunuh adalah syahid, dan mati karena penyakit kolera adalah syahid, begitu pula perempuan yang mati karena bersalin adalah syahid (anaknya yang akan menariknya dengan tali pusarnya kesurga)" (HR. Ahmad, Darimi, dan ath-Thayalusi) menurut Imam Ahmad ada periwayatan seperti itu melalui jalur sanad lain dalam Musnad-nya.<br />kesebelas, mati terbakar.<br />keduabelas, mati karena penyakit busung perut.<br />Tentang kedua hal ini banyak sekali riwayat, dan yang paling masyhur adalah dari Jabir bin Atik secara<br />marfu': "Para syuhada ada 7: mati terbunuh dijalan Allah, karena penyakit kolera adalah syahid,mati tenggelam adalah syahid,karena busung lapar adalah syahid, karena penyakit perut keracunan adalah syahid,karena terbakar adalah syahid, dan yang mati karena tertimpa reruntuhan(bangunan atau tanah<br />longsor) adalah syahid, serta wanita yang mati pada saat mengandung adalah syahid" (HR. Imam Malik, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu MAjah dan Ahmad)<br />Ketigabelas, mati karena penyakit Tubercolosis (TBC).<br />Ini berdasarakan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: "Mati dijalan Allah adalah syahid, dan perempuan yang mati ketika tengah melahirkan adalah syahid, mati karena terbakar adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid, mati karena penyakit TBC adalah syahid, dan mati karena penyakit perut adalah<br />syahid"(HR.Thabrani)<br />keempatbelas, mati karena mempertahankan harta dari perampok.<br />Dalam hal ini banyak sekali haditsnya, diantaranya sebagai berikut:<br />1. "Barangsiapa yang mati karena mempertahankan hartanya (dalam riwayat lain; Barang siapa menuntut hartanya yang dirampas lalu ia terbunuh) adalah syahid" (HR. Bukhari, Muslim, Abu DAud, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad) <br />2. Abu Hurairah berkata, seorang laki-laki datang kepada Nabi seraya berkata: "Ya, Rasulullah, beritahukanlah kepadaku bagaimana bila ada seseorang yang datang dan akan merampas hartaku" beliau menjawab: 'jangan engkau berikan' Ia bertanya; bagaimana kalau ia membunuhku?<br />beliau menjawab; Engkau mati syahid. Orang itu bertanya kembali,Bagaimana kalau aku yang membunuhnya?<br />beliau menjawab; ia masuk neraka"(HR. Imam Muslim, an-Nasa'i dan Ahmad)<br />3. Mukhariq berkata, seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata :<br />"ada seorang laki-laki hendak merampas hartaku, beliau bersabda: Ingatkan dia akan Allah. Orang itu bertanya: bila tetap saja tak mau berdzikir? beliau menjawab:<br />Mintalah tolong orang disekitarmu dalam mengatasinya.Orang itu bertanya lagi : Bila tidak saya dapati disekitarku seorangpun? Beliau menjawab:Serahkan dan minta tolonglah kepada penguasa.Ia bertanya: Bila penguasa itu jauh tempatnya dariku? beliau bersabda: berkelahilah dalam membela hartamu hingga kau mati dan menjadi syahid atau mencegah hartamu dirampas" (HR. An-Nasa'i, dan Ahmad)<br />kelima belas dan keenam belas, mati dalam membela agama dan jiwa.<br />Dalam hal ini ada dua riwayat hadits sebagai berikut:<br />1.""Barangsiapa mati terbunuh dalam membela hartanya maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati dalam membela keluarganya maka ia mati syahid, dan barang siapa yang mati dlam rangka membela agama(keyakinannya) maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati mempertahankan darah (jiwanya) maka ia syahid" (HR. Abu Daud, an-Nasa'i, at-tirmidzi, dan Ahmad) <br />2. "Barangsiapa mati dalam rangka menuntut haknya maka ia mati syahid" (HR. An-Nasa'i)<br />ketujuhbelas, mati dalam berjaga-jaga (waspada) dijalan Allah.<br />Dalam hal ini ada dua hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wasslam :<br />1."Berjaga-jaga (waspada) dijalan Allah sehari semalam adalah lebih baik daripada berpuasa selama sebulan dengan mendirikan (shalat) pada malam harinya. Apabila ia mati, maka mengalirkan pahala amalannya yang dahulu dilakukannya dan juga rezekinya serta aman dari siksa kubur(fitnah kubur)" (HR. Imam Muslim, an-Nasa'i, Tirmidzi, Hakim dan Ahmad)<br />2. "setiap orang yang meninggal akan disudahi amalannya kecuali orang yang mati dalam berjaga-jaga dijalan Alllah, maka amalannya dikembangkan hingga tiba hari kiamat nanti serta terjaga dari fitnah kubur" (HR. ABu Daud, Tirmidzi, Hakim, dan Ahmad)<br />kedelapan belas, orang yang meninggal pada saat mengerjakan amal shaleh.<br />Ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: "Barangsiapa mengucapkan 'laa ilaaha illallah' dengan berharap akan keridhaan Allah, dan diakhir hidupnya mengucapkannya, maka ia akan masuk surga. Dan, barangsiapa yang berpuasa sehari mengharap keridhaan Allah kemudian mengakhiri hidupnya dengannya (puasa), maka ia masuk surga. Dan barangsiapa bersedekah mencari ridha Allah dan menyudahinya dengan (sedekah) maka ia akan masuk surga" (HR. Ahmad)<br />tammat walhamdulillahi rabbil alamiin. Mudah-mudahan Allah menjadikan akhir hidup kita husnul khatimah dan memasukkannya dalam golongan orang-orang yang mati syahid amin.<br />--------<br />dikutip dari kitab "Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah " hal:52-55 M. Nashiruddin Al-Albani, Gema Insani Press, Jakarta,1999<br /><br />Hakikat Kecantikan dan Ketampanan <br />Sasa Esa Agustina <br /><br />Makan dan minum secukupnya <br />Agar cantik dan tampan, akhwat dan ikhwan tidak boleh makan seenaknya/sesukanya dengan penuh kerakusan, tapi makan sebatas dapat menegakkan tulang-tulangnya untuk mendapatkan tenaga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan baik. <br />Ingatlah firman Allah swt.: "�makan dan minumlah, janganlah berlebih-lebihan/melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Q.S. Al A�raaf 7: 31). Kemudian dalam sebuah hadits diterangkan: "Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi saw. sabdanya: "Orang-orang kafir makan dengan tujuh perut, dan orang mukmin makan dengan sebuah perut." (H.R. Muslim). <br />Rasulullah saw. menghindari makan dan minum berlebih-lebihan. Beliau makan dan minum hanya pada saat perut terasa lapar dan mengisi perut dalam tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk bernafas. Akibat banyak makan biasanya mudah obesitas, mudah terkena penyakit, cenderung malas ibadah, malas bekerja. dll. <br />Berolah Raga <br />Supaya kecantikan/ketampanan yang telah Allah swt. anugerahkan pada kita dapat dijaga, upayakan kondisi fisik selalu bugar melalui olah raga sesuai minat/usia masing-masing. Aturlah waktunya disela-sela kesibukan yang ada. Dalam suatu hadits diterangkan: "Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah." (H.R. Muslim). <br />Dengan berolah raga insya Allah jasad kita dapat lebih terawat, sehingga kondisi tersebut dapat membantu ikhwan/akhwat melaksanakan tugas rutin sehari-hari dengan energik. <br />Menjaga kebersihan <br />Yang perlu dijaga kebersihannya adalah seluruh anggota badan dan pakaian. Hadits Bukhari menerangkan: "� Mandilah pada hari Jumat dan keramaslah meskipun kau tidak dalam keadaan junub dan pakailah wewangian�" Perbedaan wewangian antara ikhwan dan akhwat ada, yaitu: Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Parfum pria adalah yang tercium aromanya dan tidak tampak warnanya dan parfum wanita adalah yang tampak warnanya dan tidak tercium aromanya." (H.R. Tirmidzi dan An-Nasa�i). Ikhwan/akhwat hendaknya dapat menjaga penampilan diri dari bau keringat yang tidak sedap. <br />Juga dalam hadits Bukhari dan Muslim diterangkan kebersihan badan seseorang dengan menjaga lima perkara yang termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memendekkan kumis. <br />Untuk kebersihan pakaian, Imam Ahmad dan Nasai meriwayatkan hadts dari Jabir r.a., ia berkata: "Rasulullah saw. pernah mengunjungi aku. Ketika beliau melihat seorang laki-laki lewat dengan pakaian lusuh dan kumal, beliau bertutur: Rupanya ia tidak mempunyai sabun untuk mencuci pakaiannya itu." Pada hadits ini, Rasulullah saw. tidak menyukai seseorang yang bertemu dan berkumpul dengan orang lain memakai baju yang kotor dan lusuh selama ia mampu mencuci dan membersihkannya. <br />Rasulullah saw. mengajarkan kita bahwa pakaian seorang muslim harus selalu rapi dam bersih, sehingga penampilannya sedap di pandang mata. Tentu saja, pakaian tersebut tidak perlu yang selalu baru apalagi kebiasaan mengoleksi baju dengan jumlah berlebih-lebihan, yang terpenting adalah rapi dan bersih, karena pakaian yang menjadi rizki kita sesungguhnya apa-apa yang sampai tidak dapat terpakai lagi oleh diri masing-masing. <br />Menjaga kebersihan gigi dan mulut, "Seandainya tidak memberatkan kepada umatku, pasti aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat." (H.R. Bukhari dan Muslim). <br />Memelihara kebersihan rambut, Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang memiliki rambut, maka hendaklah ia menghormatinya (memeliharanya)." (H.R. Abu Daud dan Abu Hurairah r.a.). Menghormati rambut itu maksudnya membersihkan, menyisir, memberi wewangian (minyak rambut), dan memeliharanya dengan baik. Islam tidak menyukai orang yang membiarkan rambutnya berantakan/acak-acakan, kotor, dan bau. <br />Merapikan Diri <br />Firman Allah swt.: "Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang Dia keluarkan untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik-baik?" (Q.S. Al A�raf 7: 32). <br />Dalam menafsirkan ayat tersebut, Imam Qurthuby berkata: "Imam Makhul meriwayatkan dari Aisyah r.a., ia bercerita: "Pernah sekelompok sahabat menunggu Rasulullah saw. di depan pintu. Ketika beliau hendak keluar menemui mereka, beliau bercermin di air yang ada di dalam bejana di dalam rumah. Setelah beliau merapikan rambut dan jenggotnya, aku (Aisyah) berkata: "Engkau lakukan ini, wahai Rasulullah?" "Ya, bila seseorang akan menjumpai saudaranya hendaklah ia merapikan dirinya. Karena sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan," jawab Rasulullah saw." <br />Setiap orang perlu memelihara kerapian dirinya, janganlah membiarkan diri dalam penampilan kusut dan kumal dengan dalih ingin zuhud. Rasulullah saw. sendiri menganjurkan untuk berpenampilan rapi, padahal beliau adalah orang yang paling tawadhu dan zuhud. <br />Maka, selama memperapi diri itu tidak berlebihan, Allah swt. menganjurkan, "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkannya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik-baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) untuk orang-orang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." (Q.S. Al A�raf 7: 31-32). <br />Namun wanita muslimah tidak boleh tabaruj. Allah swt. telah melarang tabaruj melalui Q.S. An-Nur 24 : 60 dan Q.S. Al Ahzab 33 : 59. Menurut Ibnu Katsir, tabaruj berarti wanita yang keluar rumah dan berjalan/memamerkan diri di hadapan laki-laki (tabaruj jahiliah). Menurut Bukhari, tabaruj adalah tindakan seorang wanita yang menampakkan kecantikannya kepada orang lain, dan menurut Muqatil tabaruj adalah wanita yang melepaskan jilbabnya, memperlihatkan kalung dan gelangnya. <br />Juga wanita muslimah yang benar selalu sadar dan ingat pada konsep sikap tawazun (pertengahan/keseimbangan) dalam segala hal, jangan sampai berdandan/merapikan diri berlebih-lebihan atau mengukur penampilan diri berdasarkan kekayaan materi. "Celakalah hamba dinar dan dirham dan hamba sutera dan beludru. Jika ia diberi nikmat, ia senang dan bila tidak diberi ia benci." (H.R. Bukhari). <br />Yang terakhir, agar penampilan ikhwan/akhwat dapat cantik dan tampan perlu dilengkapi dengan terpeliharanya unsur akal pikiran dengan ilmu. Memang, tidak semua orang punya kecerdasan dan kesempatan yang sama. Tetapi, ikhwan/akhwat harus selalu mencari dan meminta tambahan ilmu kepada Allah swt., sebagaimana diterangkan dalam firman Allah swt., "�Dan Katakanlah, "Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku ilmu." (Q.S. Thaha 20: 114). Dalam sebuah hadits, Aisyah r.a berkomentar: "Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya dalam rangka tafaquh fiddin (mendalami masalah agama)." (H.R. Bukhari Muslim). <br />Oleh karena itu, yang perlu tetap diusahakan adalah memiliki kepedulian untuk selalu berusaha menambah/memahami/mengamalkan ilmu Islam sedikit demi sedikit, adanya proses mencari ilmu sampai akhir hayat, sebab hal tersebut akan menjadi landasan berfikir dan beramal seseorang. Begitu pula ilmu lainnya, kita pelajari sebagai sarana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah swt. Sehingga insya Allah, dengan terpadunya unsur hati, jasad/fisik, dan ilmu pada diri ikhwan dan akhwat, ketampanan dan kecantikan kita dapat membawa keselamatan dunia dan akhirat. Wallahu A�lam Bishshawab. <br />Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di kuburku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya pada pendengaranku, cahaya pada penglihatanku, cahaya pada rambutku, cahaya pada kulitku, cahaya pada dagingku, cahaya pada darahku, cahaya pada tulang-tulangku. Wahai Tuhanku, besarkanlah bagiku cahaya dan berikanlah bagiku cahaya dan jadikanlah padaku cahaya dan tambahkanlah padaku cahaya, tambahkanlah padaku cahaya, tambahkanlah padaku cahaya. Aamiin. <br /><br />Pernikahan Berkah<br />Oleh : AA Gym<br />Di awal pernikahan, ungkapan terbaik dari suami kepada istrinya adalah menasihati istri agar dia bisa dekat dengan Allah. Dan seharusnya itulah yang menjadi tujuan dari pernikahan kita, yakni membawa keluarga untuk bisa dekat kepada Allah. Selanjutnya, harus ditanamkan pula keyakinan kepada setiap anggota keluarga bahwa setiap bertambah hari dan bertambah umur, manusia itu akan merugi, kecuali tiga golongan. Demikian halnya dengan keluarga, setiap waktu akan merugi, kecuali keluarga yang setiap anggotanya memiliki kriteria sebagaimana tiga golongan tadi.<br /> Golongan pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orang yang zuhud kepada dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan kenal dengan Allah semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.<br /> Berusahalah agar selalu memegang komitmen tentang mau ke mana rumah tangga ini. Mungkin sang ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini akan berkumpul di surga. Apa pun yang ada di rumah harus menjadi jalan mendekat kepada Allah. Beli barang apa pun harus barang yang disukai Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah.<br /> Boleh saja mempunyai barang yang bagus, asalkan jangan sampai diwarnai dengan rasa takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa dipertanggungjawabkan di sisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika mendengar lagu.<br /> Rumah kita harus Allah oriented. Jadikan semua harta yang kita miliki menjadi jalan dakwah. Setiap mempunyai uang, belilah buku-buku agama. Kalau bisa, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung agar mereka dapat membaca sehingga ilmunya bertambah. Jangan rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan ke mana-mana. Allah lebih tahu kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah menciptakan usus dengan desain untuk lapar. Jadi, tidak mungkin tidak diberi makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, sehingga tidak mungkin tidak diberi pakaian.<br /> Kalau hubungan kita dengan Allah bagus, insya Allah semua akan beres. Barang siapa yang terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang mempunyai segalanya, maka akan dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi masalah, tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.<br /> Golongan kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang kurang amal. Jangan sibuk memikirkan apa yang kita inginkan, tetapi pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita seharusnya hanya memikirkan dua hal, yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan bening sehingga bisa melakukan apa pun dengan ikhlas.<br /> Dan yang kedua, teruslah tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut, menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum, sehingga di mana pun kita berada, kita bagaikan pancaran matahari yang menerangi kegelapan serta menghangatkan suasana yang dingin. Sesudah itu serahkan kepada Allah.<br /> Oleh karena itu, mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang paling beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktivitas kebaikannya. Uang yang paling berkah adalah uang yang paling tinggi produktivitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito atau tabungan. Uang sebaiknya bisa multiefek bagi pihak lain, insya Allah hal ini menjadikan uang kita berkah.<br /> Tentu boleh saja kita menjadi orang kaya boleh, namun kekayaan kita harus produktif, harus bermanfaat bagi orang lain. Boleh mempunyai rumah banyak, asal diniatkan untuk bisa membantu saudara-saudara kita atau yatim-piatu yang tidak memiliki rumah. Beli tanah seluas-luasnya, lalu sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Insya Allah pahala akan mengalir untuk kita sampai yaumil hisab. Makanya, ikhtiar mencari rezeki bukan untuk memperkaya diri, tetapi mendistribusikannya untuk umat. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita. Jadi pikiran kita bukan akan mendapat apa kita?<br /> Namun, akan berbuat apa kita? Apakah hari ini saya sudah menolong orang? Sudahkah saya membahagiakan orang lain walaupun hanya dengan senyuman? Berapa orang yang saya sapa? Dan seterusnya. Orang yang beruntung adalah orang yang paling produktif kebaikannya.<br /> Ketiga, rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah yang pikirannya setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam kebenaran dan kesabaran dan ia pencinta nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat ke mana-mana. Kata-kata yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat. Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan wibawa.<br /> Kita harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari pihak luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita memberi nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah, semakin sibuk membela diri semakin jelas kelemahan kita. Alasan adalah kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun.<br /> Nikmatilah nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren di dunia tetapi hina di hadapan Allah. Merasa pintar padahal bodoh dalam pandangan Allah. Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal di atas. Setiap waktu berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu isi dengan menambah amal.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Menjadi Penguasa Diri<br />Oleh AA. Gym<br /><br />Adalah sebuah kerugian bagi orang yang diberikan jabatan atau kekuasaan tanpa bisa menguasai diri. Kedudukan dan jabatan yang disandang, bukannya menambah kehormatan dirinya, malah menjadi penyebab kehinaan. Begitu pun dengan kekuasaan yang dimiliki, akan berbuah bencana bagi dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, sebuah keniscayaan bagi kita agar dapat menjadi penguasa atas diri. Menjadi penguasa yang bisa mengendalikan diri dari segala perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak sang penguasa alam raya ini, yaitu Allah SWT. <br /> <br />Jabatan dan kekuasaan seseorang bukanlah ukuran bahwa orang itu terhormat. Kedudukan tidak identik dengan kemuliaan. Allah memuliakan dan menghinakan siapapun yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan, kedudukan dan jabatan tidak ada artinya jika disalahgunakan. Pejabat yang menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya, pada akhirnya akan menuai kehinaan. Bahkan kehinaan tersebut bisa menjadi aib bagi keluarga atau masyarakat di sekitarnya. <br /> <br />Contoh lain adalah perlakuan tentara sebuah negara penjajah terhadap tawanan perang. Mereka memperlakukan tawanan perang tersebut dengan keji, layaknya binatang. Itu artinya sama dengan menghinakan makhluk Allah. Perlakuan beberapa tentara tersebut, telah memicu demonstrasi besar-besaran di berbagai negara. Tidak jarang dalam demonstrasinya, para demonstran mengecam dan menghina negara penjajah tersebut dengan keras. Ulah sebagian kecil tentara yang tidak dapat mengendalikan dirinya telah menyebabkan negaranya ikut terhina. <br /> Hikmah terpenting yang bisa kita ambil dari kejadian ini, adalah pentingnya pengendalian diri dalam berbagai situasi dan kondisi. Sebab, sangat mudah bagi Allah memuliakan dan menghinakan hamba-Nya. Sebagaimana difirmankan-Nya, “Katakanlah, wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran: 26) <br /> Sesungguhnya kekuasaan ada dalam genggaman Allah SWT. Siapapun yang ingin sukses menjadi penguasa maka haruslah terlebih dahulu dapat menguasai dirinya sendiri. Jika tidak bisa menguasai dirinya, maka kekuasaan, jabatan dan kedudukannya itu akan jatuh karena terlalu memperturutkan hawa nafsu dan syahwatnya. <br />Saudaraku, sebagai seorang muslim, kita haruslah bisa mengendalikan penglihatan, pendengaran dan pembicaraan. Juga tidak kalah pentingnya adalah mengendalikan hati. Karena hatilah yang mengendalikan mata, telinga dan mulut kita. Dengan mengendalikan hati, kita bisa menilai sesuatu dengan jernih, bisa mengendalikan organ tubuh sesuai dengan syariat-Nya. Dengan hati yang terkendali, kita bisa mengendalikan gejolak asmara (cinta) yang membuat kita buta terhadap kebenaran. Sehingga bisa menghindari jebakan maut syaithan. Karenanya, jadilah penguasa atas diri sendiri. Menjadi penguasa diri adalah cermin mukmin sejati. Wallahu a’lam bishawab.<br /><br /><br />Silaturahmi, Sebuah Solusi<br />Oleh AA. Gym<br />Menebar kasih sayang terhadap sesama melalui silaturahmi, subhanallah, akan terasa jauh lebih indah, lebih mengesankan, dan luar biasa hasilnya sekiranya kita berusaha sekuat-kuatnya untuk memiliki kemampuan muhasabah (menelisik diri), sehingga lebih mengenali siapa diri kita yang sebenarnya. Artinya, kalaulah kita hendak mengingat-ingat dan mencari-cari aib dan kejelekan, jangan sekali-kali tertuju kepada aib dan kejelekan orang lain karena sungguh teramat terbatas pandangan kita untuk mampu melakukannya. <br />Kalau mau kita lakukan, ingat-ingat dan selidikilah aib-aib dan kejelekan yang melumuri diri sendiri. Betapa akan kaget bahwa kita yang selama ini begitu gemar menilai orang lain jelek, ternyata diri sendiri malah jauh lebih busuk lagi! Sungguh akan malu sendiri ketika ternyata kita ini tak lebih dari seorang yang hina dan gemar mengumpul-ngumpul dosa dengan mata, tangan, mulut, hati, dan anggota tubuh lainnya. <br />Seorang ulama seperti Yunus bin `Ubaid saja pernah mengaku, "Sesungguhnya aku menemukan seratus pekerti yang baik, di mana tidak kulihat diriku sendiri memiliki satu pun di antaranya." Atau, seperti pernah dikatakan Muhammad bin Wasi`, "Andaikata dosa itu mempunyai bau, niscaya tak seorang pun yang mau duduk-duduk bersamaku!" <br />Rahasia silaturahmi <br /> "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (Q.S. An-Nisaa: 1). <br />Sahabat, tahukah tentang sesuatu yang paling cepat dapat mendatangkan kebaikan ataupun sebaliknya, membuahkan kejahatan? "Sesuatu yang paling cepat dapat mendatangkan kebaikan," sabda Rasulullah saw., "adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebajikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan kejahatan ialah balasan (siksaan) orang yang berbuat jahat dan memutuskan hubungan kekeluargaan" (H.R. Ibnu Majah). <br />Berbicara tentang silaturahmi, kita tidak hanya membatasinya dengan sekadar saling bersalaman menyentuhkan tangan atau permohonan maaf. Akan tetapi, lebih jauh daripada itu kita harus berbicara yang hakiki, yakni tentang suatu kekuatan mental dan kemampuan yang tinggi dari hati manusia. Hal ini sesuai dengan asal kata dari "silaturahmi" itu sendiri, yakni shilat atau washl, yang berarti "menyambungkan" atau "menghimpun" dan ar-rahiim, yang berarti "kasih sayang". <br />Pengertian "menyambungkan" adalah suatu proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. "Menghimpun" biasanya mengandung makna dari sesuatu yang bercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali. Dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang terputus" (H.R. Bukhari). <br />Oleh karena itu, adalah teramat penting bagi kita untuk tidak hanya merekayasa gerak-gerik tubuh di dalam bersilaturahmi tersebut, namun haruslah benar-benar bersungguh-sungguh menata hati agar kita mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat lebih baik dan lebih bermutu lagi daripada apa yang dilakukan orang terhadap kita. <br />Kalau orang berkunjung kepada kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi karena bisa jadi hal itu dilakukan karena kita merasa berutang. Akan tetapi, ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita kunjungi walaupun harus menempuh jarak yang cukup jauh dan memakan waktu, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi kalau ada orang yang membenci kita, lalu kita upayakan untuk menemuinya. Padahal, jelas hak-hak kita pernah terambil atau hati kita sempat terlukai. Di sinilah kekuatan silaturahmi yang sebenarnya. <br />Pada suatu kesempatan Rasulullah saw. memberikan taushiyah kepada para sahabatnya. "Hendaknya kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah," demikian sabdanya. "Apakah yang dimaksud itu, ya Rasulullah?" tanya sahabat. Rasulullah kemudian bersabda lagi, "Yaitu, hendaknya kalian suka menghubungkan tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskan engkau, memberikan sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberi sesuatu kepada engkau, dan hendaknya engkau bersabar (jangan lekas marah) kepada orang yang menganggap engkau bodoh" (H.R. Al-Hakim). <br />Walhasil, betapa pentingnya bagi kita menyambungkan kasih sayang (silaturahmi) itu. Betapa tidak! Dengan kasih sayang yang tersambung kepada makhluk-makhluk Allah, maka insya Allah Dia akan menyayangi kita. Apabila Allah telah menyayangi kita, maka akan dahsyat sekali dampaknya bagi kita karena kita akan menjadi orang yang paling beruntung dunia dan akhirat. <br />Lihat saja bagimana seperseratus kasih sayang Allah yang dibagi-bagikan kepada bermiliar-miliar makhluk yang ada di dunia ini. Sampai-sampai induk ayam pun membela dan melindungi anak-anaknya. Orang tua kita yang notabene tidak pernah bisa kita balas kebaikannya, tetapi mereka senantiasa berusaha mencukupi kekurangan kita, memenuhi segala kebutuhan kita, membela di kala kita teraniaya, serta melindungi saat kita terancam. Mereka pun dengan sepenuh kasih sayang menuntun agar anak-anaknya tidak tergelincir ke jalan yang salah dan menerangi agar anak-anaknya tidak tersesat walaupun harus bersimbah peluh berkuah darah. <br />Demikianlah seperseratus kasih sayang Allah yang ditebarkan dan dibagi-bagikan kepada makhluk-makhluk yang ada di bumi ini, sudah sedemikian dahsyatnya. Apalagi Allah yang Mahasempurna dan Mahautuh kasih sayang-Nya. Allah Mahatahu akan segala kebutuhan, harapan, dan keinginan kita. Bahkan Allah pemilik segala apa yang kita inginkan. Allah penentu segala kejadian yang terbaik bagi dunia maupun akhirat kita. Allah tahu persis segala sesuatu yang akan mencelakakan diri kita. Allah pun tahu persis segala sesuatu yang akan membinasakan dunia akhirat kita. <br />Allah Mahagagah, pelindung yang Mahasempurna. Jikalau Dia berkehendak melindungi seorang makhluk-Nya, tidak ada satu pun yang bisa menganiayanya, kendatipun bergabung seisi alam semesta ini untuk melakukan sesuatu. Begitu pun kalau Allah akan memberi karunia kepada makhluk-Nya, tidak akan pernah terhalangi walaupun seluruh jin dan manusia bergabung untuk menghalanginya. Pendek kata, orang yang dikasih-sayangi oleh Allah, sempurnalah kebahagiaannya. Semua kebutuhan tercukupi, kesulitan akan diberi jalan keluar, bahkan akan dibela dari segala yang mengancamnya dengan pembelaan yang pasti sangat memuaskan. <br />Kata-kata ini terlalu ringkas untuk bisa menguraikan bagaimana dahsyatnya kasih sayang Allah. Terbukti kendati sampai saat ini berlumur dosa, bergelimang maksiat, dan kurang bersyukur, ternyata Allah toh tetap saja memberikan segalanya. Tubuh dinormalkan, dididik, diberi rezeki, diberi tempat tinggal, dan aib-aib kita pun ditutupi-Nya. Padahal, Allah tidak membutuhkan kita sama sekali. Kendati kita telah berlumur kehinaan dan kemaksiatan, ternyata tidak terhalang kasih sayang-Nya yang senantiasa menanti kita kembali kepada-Nya. Allaahu akbar! <br />Jadi, silaturahmi yang kita laksanakan benar-benar bukan karena mengharapkan imbalan dari makhluk-makhluk, bukan karena berharap pujian dan penghargaan, juga bukan karena mendambakan mereka agar menyambungkan tali silaturahmi sebagaimana yang telah kita lakukan. Sama sekali bukanlah semua itu yang kita dambakan, melainkan semua ini kita lakukan semata-mata agar kita semakin disayangi oleh Allah Azza wa Jalla! Zat yang Mahaagung, Mahasempurna, Mahahebat, Mahasuci, dan Mahamulia. <br />Sungguh, Mahabenar Allah dengan firman-Nya, "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (Q.S. An-Nisaa: 1). <br /><br />Jumlah dan Nama nama Istri Nabi Muhammad SAWJumlah dan Nama nama Istri Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam<br />Pada Sabtu, 21 Februari 2009 17:30 WIB <br />Jumlah istri Rasulullah yang lebih dari 1 membawa hikmah yang sangat mendalam di masa kini yaitu semakin banyaknya sumber-sumber ajaran Islam terutama yang berkaitan dengan fiqih wanita, karena memang dari sanalah umumnya pelajaran Rasulullah SAW tentang wanita itu berasal. Seandainya Rasulullah SAW hanya beristrikan satu orang saja, maka kajian fiqih wanita sekarang ini akan menjadi sangat sempit karena sumbernya terbatas hanya dari satu orang. Dengan beristri sampai 11 orang, maka sumber itu menjadi cukup banyak. Maka purnalah Islam sebagai agama yang syamil mutakamil.<br />Berikut adalah nama nama dan alasan alasan beliau memperistri :<br />1. Khodijah binti Khuwailid RA,ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.<br />2. Saudah binti Zam?ah RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.<br />3. Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.<br />Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.<br />Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.<br />4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.<br />Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.<br />5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho?sho?ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .<br />6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama.<br />Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.<br />7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima dari Hijrah.<br />Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.<br />8. Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza?ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya?ban tahun ke 6 Hijrah.<br />Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.<br />9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.<br />Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.<br />10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah.<br />Pernakahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.<br />11. Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.<br />Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.<br />Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka dan julah mereka lebih dari 4 orang, batas maksimal poligami dalam Islam.<br />Dari kesemuanya itu, umumnya Rasulullah SAW menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan kelancaran urusan dakwah.<br /><br />LELAKI DAN AIR MATA <br />Rasanya mungkin aneh sewaktu saya mengatakan pada seseorang "Ayolah kawan, menangislah, Jangan simpan tangismu kalau memang ada yang ingin kamu tangisi". Mungkin (lagi !) hal tersebut tidak akan menjadi aneh kalau saya mengatakan hal tersebut pada seorang teman wanita, tapi masalahnya saya mengatakannya pada seorang teman lelaki. Namun, apakah pendapat seperti itu memang benar ataukah salah ? Tapi satu hal yang pasti, saya mengatakan hal tersebut bukan lantaran ingin menunjukkan saya lebih tegar dibanding dia dan ingin menunjukkan kelemahannya, atau biar saya bisa berbicara " ternyata dia seorang yang cengeng" atau pendapat-pendapat yang bertendensi melemahkan kaum lelaki lainnya. Tentu saya tidak berani, sebab dia ataupun kaum lelaki lainnya pasti tidak menyukai hal tersebut dan saya pasti akan mendapatkan kritik yang begitu banyak.<br />Ya, saya berbicara seperti itu pada teman saya karena saya merasa bahwa airmata itu bukan hanya milik kaum hawa saja, dan ini diperkuat oleh tazkiah dari sesorang yang dimuat disalah satu majalah ibukota.<br />Airmata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan hal-hal yang mengusik hati nurani kita. Tangis dan airmata tidak lantas identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti lelaki itu makhluk yang tidak punya perasaan, cuma kadarnya saja yang berbeda. Yang jelas, secara umum laki-laki itu lebih "miskin" perasaannya dari pada wanita.<br />Lelaki yang gampang menangis juga bukan lelaki banci, dan tentu saja predikat ini sungguh sangat merendahkan derajat dan martabatnya serta sangat menyinggung harga dirinya sebagai makhluk yang (maaf) superior, sehingga menangis adalah hal yang tabu dan pantangan bagi laki-laki. Maka, sebagai laki-laki harus tahan dalam situasi apapun, jangan sampai ada butir-butir bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain. Kurang proporsionalnya laki-laki dalam memandang tangis dan airmata ini pada akhirnya akan menjadikan kaum lelaki bertambah "miskin" kehidupan emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah sosok yang kaku, penuh dengan perhitungan-perhitungan, matematis dan jauh dari sosok yang lembut hati.<br />Lelaki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu hal yang tabu untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tapi menunjukkan betapa halus dan lembutnya persaan yang ia miliki. Kehalusan dan kelembutan perasaan ini, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi yang tegar dan tegas, tapi justru akan menjadian ia sebagai sosok pribadi yang ideal untuk dijadikan teladan bagi orang lain. Sebab kehalusan dan kelembutan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan ketegasan akan menghasilkan sifat benar, sementara sabar dan benar adalah dua pilar yang harus dimiliki oleh laki-laki yang ingin sukses menjalankan fungsi ke-qowam-annya. <br />Memupuk sikap benar dengan mengenyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap' ke-qowam-an menjadi tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan, dan kepekaan rasa, sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita, sebab dalam batas yang proposional menjadi hal yang harus dimiliki juga oleh laki-laki. Misalnya dalam hal kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu 'mengendalikan' istrinya itu. apalagi bila istrinya itu memiliki karekteristik yang khas dan sedikit 'rumit', tentu saja ini semua membutuhkan kepekaan rasa. <br />Demikian juga tangis dan air mata, bukan hanya milik wanita, tapi juga milik laki-laki. Maka, jangan simpan tangismu wahai lelaki, bila ada sesuatu yang membuat kau ingin menangis, sebab tangis tidak selamanya identik dengan kecengengan kalau itu benar keluar dari kehalusan dan kelembutan rasa. sementara kehalusan dan kelembutan rasa bukan hanya milik kaum wanita, tapi juga milik lelaki, sebab adalah sesuatu yang universal, setiap orang pasti punya meski dengan kadar yang bebeda.<br />Wallahu A'lam bisshawab. (** Imdp) <br /><br /><br />Menyiasati Emosi Marah Dalam Keluarga <br />KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk memancing rasa marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak. <br />Menurut Heman Elia, seorang psikolog, menuntut agar anak tidak marah bukan saja tidak realistis, namun juga kurang sehat. Anak yang kurang mampu memperlihatkan rasa marah dapat menderita cacat cukup serius dalam hubungan sosialnya kelak. Ia mungkin akan tampak seolah tidak memiliki daya tahan atau kekuatan untuk membela diri dalam menghadapi tekanan sosial. Akibatnya, ia mudah terpengaruh dan mudah menjadi objek manipulasi orang lain. <br />Dengan demikian, kita harus bersikap bijaksana dalam menyikapi kemarahan seorang anak. Caranya yaitu dengan membantu anak untuk menyatakan kemarahan secara wajar dan proporsional. Heman Elia, menyarankan dalam mengajar anak mengungkapkan kemarahannya haruslah dimulai sedini mungkin. Terutama sejak anak mulai dapat berkata-kata. Kuncinya adalah agar anak menyatakan kemarahan dalam bentuk verbal. <br />Yang jelas, pada saat marah menguasai seseorang, maka akan terjadi ketidakseimbangan pikiran manusia berupa hilangnya kemampuan untuk berpikir sehat. Atas alasan inilah, barangkali kenapa Sayyid Mujtaba M.L. mengungkapkan kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan kendali atas kehendak dan dirinya sendiri. Manusia tersebut tidak hanya lepas dari kendali akal, tetapi juga kehilangan perannya sebagai unsur yang produktif dalam kehidupan dan pada gilirannya berubah menjadi makhluk sosial yang berbahaya. <br />Ada beberapa alasan mengapa seseorang dianggap penting untuk mengendalikan marah dalam kehidupan kesehariannya. Pertama, marah menyebabkan tercela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti. Dr. Mardin menguraikan, seseorang yang sedang marah, apa pun alasannya akan menyadari ketidakberartian hal itu segera setelah ia tenang, dan dalam kebanyakan kasus ia akan merasa harus meminta maaf kepada mereka yang telah ia hina. Untuk itu, tepatlah apa yang dikatakan Imam Ja'far Ash-Shadiq as, yaitu "Hindarilah amarah, karena hal itu akan menyebabkan kamu tercela." <br />Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata, "Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barangsiapa yang tidak dapat menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya."<br />Ketiga, marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Berkait dengan ini, Dr. Mann menyebutkan berdasarkan penyelidikan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan (baca: marah-Pen) telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar dalam tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. Hormon adrenalin dan hormon-hormon lainnya menyalakan bahan bakar pada saat marah muncul. <br />Keempat, marah akan "mempercepat" kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan memengaruhi atas kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika hal itu mencapai tingkat kehebatan tertentu. Imam Ali as pernah berkata, "Barangsiapa yang tidak dapat menahan amarahnya, maka akan mempercepat kematian." Berkait dengan pengendalian marah, secara umum seperti diungkap Drs. Karman ada empat kiatnya, yaitu: Pertama, bila Anda sedang marah maka hendaklah membaca "ta'awwudz" (memohon perlindungan) kepada Allah SWT, sebab pada hakikatnya perasaan marah yang tidak terkendali adalah dorongan setan. Nabi saw. bersabda, "Apabila salah seorang di antaramu marah maka katakanlah: 'Aku berlindung kepada Allah', maka marahnya akan menjadi reda". (HR Abi Dunya).<br />Kedua, bila Anda sedang marah maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi saw., "Apabila salah seorang di antara kamu marah maka diamlah." (HR Ahmad). <br />Ketiga, bila Anda sedang marah dalam keadaan berdiri maka duduklah, bila duduk masih marah maka berbaringlah. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi saw., "Marah itu dari setan, maka apabila salah seorang di antaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk maka berbaringlah." (HR Asy-Syaikhany). <br />Keempat, bila upaya ta'awwudz, diam, duduk, dan berbaring tidak mampu mengendalikan amarah Anda, maka upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan cara berwudu atau mandi. Sebagaimana sabda Nabi saw., "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan terbuat dari api. Dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antaramu marah maka berwudulah atau mandilah." (HR Ibnu Asakir, Mauquf). <br />Menyiasati marah <br />Manakala seorang anak kecil merasa kecewa tanpa Anda memarahinya dengan kasar, menurut Dr. Victor Pashi, Anda dapat menekan amarah tersebut dengan memandikannya menggunakan air dingin atau menyelimutinya dengan kain lembab atau basah. <br />Lebih dari itu, Jaudah Muhammad Awwad, dalam Mendidik Anak Secara Islam, mengungkapkan, pada anak, faktor pemicu kemarahan lebih berkisar pada pembatasan gerak, beban yang terlalu berat dan di luar kemampuan anak. Misalnya menjauhkan anak dari sesuatu yang disukainya, atau memaksa anak untuk mengikuti tradisi atau sistem yang ditetapkan. <br />Oleh sebab itu, Jaudah menyarankan beberapa hal yang patut diperhatikan dalam mengatasi kemarahan yang timbul pada anak-anak, di antaranya adalah: <br />1. Tidak membebani anak dengan tugas yang melebihi kemampuannya. Kalaupun tugas itu banyak atau pekerjaan yang di luar kemampuannya itu harus diberikan, kita harus memberikannya secara bertahap dan berupaya agar anak menerimanya dengan senang. <br />2. Ciptakan ketenangan anak karena emosi yang dipancarkan anggota keluarga, terutama ayah dan ibu, akan terpancar juga dalam jiwa anak-anak. <br />3. Hindarkan kekerasan dan pukulan dalam mengatasi kemarahan anak karena itu akan membentuk anak menjadi keras dan cenderung bermusuhan. <br />4. Gunakan cara-cara persuasif, lembut, kasih sayang, dan pemberian hadiah. <br />5. Ketika anak kita dalam keadaan marah, bimbinglah tangannya menuju tempat wudu dan ajaklah dia berwudu atau mencuci mukanya. Jika dia marah sambil berdiri, bimbinglah agar dia mau duduk. <br />Sementara itu upaya pengendalian marah dalam hubungan suami-istri, sebenarnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing. Kunci utamanya adalah berusaha dengan membangun iklim keterbukaan dan kasih sayang di antara keduanya. Begitu pula halnya dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan anak-anak. <br />Cara menyiasatinya, ketika salah satu pihak (terpaksa) marah, maka hendaknya pihak lainnya harus mampu untuk mengekang keinginan membalas kemarahannya. Sikap kita lebih baik diam. Karena diam ketika suasana marah merupakan upaya yang efektif dalam mengendalikan marah agar keburukannya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.<br />Akhirnya, ketika seseorang tidak dapat berpikir sehat akibat marah, maka sebaiknya orang tersebut tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan disesalinya kemudian. Sebagai alat untuk menekan marah dan menghindarkan akibat-akibatnya, Imam Ali as telah memerintahkan agar kia bersabar. Wallahu'alam.*** <br />---------------- <br />(Arda Dinata, AMKL - pendidik dan pendiri Majelis Inspirasi Alquran & Realitas Alam/MIQRA, Bandung). <br /><br />Kenapa Telat Nikah ?? <br />Ada beberapa sebab seseorang telat nikah, dan Akh Indra Hermawan mengirimkan tulisan ini untuk anda, Buat merenungi, kenapa telat nikah.<br />SELERA TINGGI<br />Selera tinggi yang dimaksud bukan dalam makanan, tapi dalam memilih jodoh. Pinginnya yang sempurna segalanya. Tak ada kekurangan sedikitpun. Agamanya bagus [tentu..!!], cakep, kaya raya, keturunan baik-baik,tinggi badan 170 cm, rambut berombak, cerdas, pinter masak dan jahit, sabar penyayang, keibuan, hafal Al-Qur'an, pinter ceramah..[aduh..banyak sekali !!].Yang demikian tentu susah dapetnya. Nggak tahu harus nyari dimana, di super market jelas ndak ada. Akibatnya, setiap kali ada muslimah yang ditawarkan,selalu saja kandas. Belum kelasnya, katanya! Sebaliknya, yang wanita juga punya kriteria khusus, Saya pingin nikah dengan yang sudah profesor dan cakep banget. Atau Paling tidak pegawai negeri atau yang sudah punya mobil lah... Karena kriteria yang cukup sulit ini, maka banyak para pemuda dan pemudi yang harus telat nikah.<br />STUDY ORIENTED <br />Banyak juga yang telat nikah karena study oriented.Belajar dan belajar adalah prioritas utama. Siang, malam, pagi, petang terus belajar. Iapun selalu pingin pindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu daerah kedaerah yang lain. SD di Jogja, SMP di Medan, SMU di Jakarta, S1 di Surabaya, S2 di Jepang, S3 di Amerika, terus pulang ke Indonesia tinggal di Paris van Java. Sampai-sampai lupa kalo'butuh pendamping hidup. Tahu-tahu usia udah kepala lima. Kasus telat nikah krn alasan studi ini juga sering terjadi.<br />PUNYA APA-APA DULU <br />Saya belum punya apa-apa untuk berumah tangga, begitu alasan yang diutarakan sebagain oranmg untuk melegitimasi pengunduran pernikahan. Punya apa-apa,yang dimaksud sering bermakna belum punya rumah sendiri, mobil sendiri, HP, kulkas, komputer, mesin cuci atau bus...[untuk apa yaa?]. Prinsip belum punya apa-apa ini sering dilontarkan. Padahal orang yang nikah ndak mesti harus punya hal-hal diatas terlebih dahulu. Rumah, ngontrak dulu juga ndak apa-apa. Nggak ada mobil juga ndak masalah, bisa naik angkutan, motor atau sepeda [romantis khan ??]. HP,kulkas dan komputer nggak jadi syarat dalam pernikahan. Apalagi bus....<br />ORANG TUA PINGIN.....<br />Pesan khusus dari orang tua kadang jadi penghalang untuk melangsungkan pernikahan. Sebenarnya sich udah pingin juga, tapi orang tua saya..., demikian keluhan mereka. Orang tua terkadang ngelarang si anak yang udah ngebet nikah. Alasannya macam-macam, seperti bantu prang tua dulu lah, jangan terlalu muda,rampungkan studimu, lanjutkan dulu karirmu.....Permintaan orang tua yang seperti ini sering membuat para pemuda dan pemudi mikir-mikir lebih panjang tentang pernikahannya. Sebenarnya nggak ada pertentangan antara nikah dengan berbakti sama ortu. Secara umum, orang tua berkeinginan anaknya hidup bahagia. Oleh karena itu, kalo' si anak mampu meyakinkan ortu ttg kehidupan rumah tangganya, insyaAllah oke-oke saja kok kalo' mau nikah cepat.<br />NIKAH ITU SUSAH <br />Ini alasan klasik yang diungkapkan orang. Nikah itu susah, nggak usah terburu-buru. Belum lagi kalo' udah punya anak, tambah susah lagi dong... Akhirnya pengunduran jadwal nikahpun jadi pilihan. Ada juga yang nggak pingin susah [karena nikah] kemudian cari jalan pintas. Maunya enak melulu, tanpa mau tanggung jawab. Macem-macem solusinya, bisa pacaran atau dolan kesini, dolan kesitu, keluar kesana, keluar kesini.....<br />PERNAH GAGAL <br />Sebagian ikhwan maupun akhwat merasa trauma dengan peristiwa kegagalan yang menimpa. Pernah dilamar ataupun melamar tapi batal ataupun ditolak. Kadang tak cuma sekali tapi berkali-kali. Akibatnya ia jadi putus asa dan takut mengalami hal yang serupa. Malu banget, demikian katanya. Apalagi bila kegagalannya sempat terdengar oleh teman-teman yang lain.<br />PERSAINGAN KETAT <br />Bukan berita baru bila jumlah muslimah hari ini membludak. bahkan perbandingan antara laki-laki dan perempuan bisa lebih dari satu banding dua. Akibatnya banyak muslimah yang tersingkir dan tak dapat jatah pilih kaum pria. Ini bukan menakut-nakuti, tapi sungguhan. Namun percaya dech, Allah itu Maha Adil terhadap hamba-NYA.<br />Itulah tadi beberapa penghalang seseorang untuk melangsungkan pernikahan. Setahun, dua tahun, tiga tahun, empat, lima..... akhirnya usiapun beranjak tua. <br />_______________ <br />Disadur ulang oleh inDra hermAwan dari majalah EL-FATA, edisi 05/II/2002. Semoga bermanfaat !!!! <br /><br />RENUNGAN BAGI SEMUA YANG MASIH SINGLE MAUPUN YANG SUDAH MARRIED ... <br />Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik, ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan, karena terlalu banyak sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.<br />Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.<br />Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja dikebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.<br />Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.<br />Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya, "apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?", jawab orang itu "tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu",<br />lalu tanya prajurit itu lagi "seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya?, sedangkan waktumu sangat terbatas", jawab orang itu lagi "tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis".<br />Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan,melihat perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya "hai orang kaya apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?" ,jawab orang kaya itu "bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah keuntunganku".<br />Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu "mengapa engkau diam disini?, tidakkah engkau memilih emas-emas itu? atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?", mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja, maka prajurit itu bertanya lagi "atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?", orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat lagi<br />"tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?", sambil menatap prajurit, orang itu menjawab "tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, sayapun tidak tahu, berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuninganpun saya juga tidak tahu". "lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya prajutit itu lagi.<br />"Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting" jawabnya lugu. Prajurit ini semakin penasaran "mengapa bisa begitu?", "bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya, karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas tuan"<br />prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya "lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah Saya ambil", "tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi, "saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya,<br />inilah saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini engan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini,untuk menjadikannya emas yang murni", tak lama lagi lonceng istana berbunyi,tanda berakhir sudah kegiatan mereka. <br />Lalu raja keluar dan berdiri ditempat yang tinggi sambil berkata "wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal diatas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja" kata-kata aja itu disambut hangat oleh rakyatnya. <br />Lalu sekali lagi dihadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal "dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya". Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya,dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya. <br />Dikutip dari : Kumpulan Sharing dan Cerpen Judul Asli: When We Have to Choice Berharap melalui alkisah diatas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup :<br />• Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar(setengah hari untuk memilih) Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Tuhan jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNya tentang pasangan Anda. <br />• Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan) Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat,ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yangm memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu waktu kita melepaskannya kita mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objektiv siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati Anda bersamanya, begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah, tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak,"cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda, justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin). Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.<br />• Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan) Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berfikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda, jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya diatas, dan dengan demikian Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan Anda,maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri,jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.<br />Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi ???, ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau meyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Tuhan berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Tuhan, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia ........ <br /><br />Pacaran Nggak Ya? <br />Apakah perwujudan cinta itu hanya berarti kasmaran saja? Hmm...menurut salah seorang peneliti, cinta itu bisa berarti banyak, dan salah satunya memang bisa diartikan kasmaran dan kasih terhadap lawan jenis. Karena perasaan senang terhadap lawan jenis itu merupakan fitrah, berarti sah-sah aja dong, namun apakah sarananya harus pacaran? <br />Sarana yang terbaik adalah simpan rasa itu, tata dengan rapi dan ekspresikan dengan cara yang halal, yaitu menikah. Ehem...<br />Senang sama lawan jenis, boleh gak ya? Bukankah itu fitrah! <br />Ehm, siapa yang bilang nggak boleh? Tapi apakah sarananya harus pacaran?<br />EMOSI CINTA<br />Menurut para peneliti, yang dimuat Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, CINTA ADALAH SALAH SATU EMOSI YANG ADA PADA MANUSIA. Emosi cinta ini mengandung beberapa emosi lain seperti: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran dan kasih.<br />Nah, dari emosi-emosi turunannya itu, jelas terlihat kalo PERWUJUDAN CINTA LEBIH LUAS SIFATNYA, BUKAN SEKEDAR KASMARAN SAJA. Persahabatan, penerimaan, kebaikan hati dsb bisa kita ekspresikan tanpa harus pacaran. <br />Tapikan, seorang laki-laki butuh perempuan, dan juga sebaliknya? Glek! (*smile*) <br />Jawabannya, memang iya sih! Namun, apakah lantas karena butuh itu kita jadi menerobos garis batas yang telah diatur Allah untuk menjaga kita?<br />WAJAR SAJA<br />Yap, wajar saja kalo kita senang dengan lawan jenis. Fitrah, betul itu! Tapi FITRAH BUKAN BERARTI HARUS DITURUTI SEHINGGA TAK TERKONTROL. KITA HARUS TETAP MENJAGA FITRAH AGAR TETAP MURNI DAN TAK TERKOTORI DENGAN NAFSU SESAAT. Cinta itu sendiri terbagi menjadi dua: <br />1. Cinta yang Syar'i <br />Cinta yang syar'i dasarnya adalah iman. Buka deh Q.S. 3:15, 52: 21 dan 3: 170.<br />2. Cinta yang Tidak Syar'i.<br />Sedangkan cinta yang tidak syar'i dasarnya adalah syahwat. Untuk yang ini silakan dibuka Q.S. 3:14, 80: 34-37, dan 43:67. <br />Kalau di stiker-stiker kamu sering baca: Cinta Allah, Rasul, dan jihad fi sabilillah, itu benar adanya. Urutan itulah yang utama. ALLAH MEMBENARKAN CINTA YANG SIFATNYA SYAHWATI seperti di Q.S. 3:14 (wanita/pria, anak, harta benda, dsb), SEBAB KECINTAAN YANG SIFATNYA SYAHWAT INI ADALAH TABIAT MANUSIA. Nah, KECINTAAN INILAH YANG PERLU DIKENDALIKAN. <br />Gimana cara mengendalikannya?<br />JAGALAH HATI<br />Ingat kisah Fatimah ra, putri Rasulullah saw? Setelah menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra, Fatimah mengaku pernah menyukai seorang laki-laki. Ketika ditanya Ali, siapa laki-laki itu, Fatimah menjawab lelaki itu sebenarnya Ali sendiri (ehem!). <br />Bisa ditarik kesimpulan, sebenarnya sudah ada bibit cinta pada diri Fatimah terhadap Ali, tapi toh beliau nggak lantas jadi kasmaran dan mengekspresikan cintanya dengan suka-suka gue. Beliau simpan rasa itu, menatanya dengan rapi dan mengekspresikan saat memang sudah<br />halal untuk diekspresikan, yaitu saat telah menikah.<br />Aduh, jauh banget ya? Nggak juga kok, karena itulah kendalinya. Kalau belum siap menikah? Ya, jangan main api. Lebih baik 'main air' saja biar sejuk. Gimana 'main air'-nya?<br />1. Jaga pergaulan. Bukan berarti ngggak boleh gaul sama cowok, tapi JAGA PANDANGAN (bukan berarti nunduk terus).<br />2. Kalau menyukai lawan jenis, CUKUP SAMPAI TAHAP SIMPATI. Jaga hati. Kalau nggak tahan, jauhi diri dari orang yang kita sukai. Banyak-banyak puasa.<br />3. Banyak ikut kegiatan buat mengalihkan diri. Kurangi interaksi yang kurang jelas dengan lawan jenis. Tapi harap ingat, di setiap tempat kita pasti selalu bertemu dengan lawan jenis. Jadi SOLUSI UTAMA MEMANG MENJAGA DIRI.<br />4. Banyakin teman (yang sejenis lho) dan cobalah untuk terbuka dengan teman itu. Jadi kamu nggak merasa kesepian. Cuma AKAL-AKALAN SI SETAN KOK KALO KAMU MERASA PUNYA TEMAN COWOK LEBIH ENAK DARIPADA TEMEN CEWEK ATAU SEBALIKNYA. Ngibul tuh si setan!<br />5. Masih nggak kuat dan tetap ingin pacaran? Ya silakan saja. Tapi tanggung resikonya (kamu-kan sudah baligh). Harap diketahui, API NERAKA ITU PANAS, MESKI DI MUSIM HUJAN. DOSA BESAR ITU AWALNYA DARI KUMPULAN DOSA KECIL. Nah lho!<br />Delapan Kado Terindah <br />Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat,dan tak perlu membeli ! Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi. <br />1. KEHADIRAN <br />Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya. Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian. <br />2. MENDENGAR <br />Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang Lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar denganbaik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya. <br />3. D I A M <br />Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai Untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli. <br />4. KEBEBASAN <br />Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan. <br />5. KEINDAHAN <br />Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik ? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari ! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya. <br />6. TANGGAPAN POSITIF <br />Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat,berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan. <br />7. KESEDIAAN MENGALAH Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai Menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado " kesediaan mengalah" Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. <br />8. SENYUMAN <br />Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi ?Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-39036532427207403002009-11-19T00:01:00.000-08:002009-11-19T00:06:25.980-08:00Kumpulan CerpenCinta itu misteri…<br />Tak bisa diinginkan,<br />Tak bisa dinafikan,<br />Tak bisa ditolak,<br />Tak bisa dipaksakan,<br />Tak bisa terhindarkan,<br />Tak bisa tertunda,<br />Tentunya itu keharusan bagi setiap yg bernafas,<br />Cinta itu terkadang setipis membrant bagi sebagian orang,<br />Tapi terkadang setebal tabir yang tak terhingga bagi sebagian pula,<br /> Yang merindukan cintanya---ases<br /><br /><br /><br />Apakah Tuhan Itu Ada? <br />Al Kisah ada seorang Pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, Kyai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua Pemuda itu mendapatkan Seorang Kyai <br />Tanya Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menJawab pertanyaan-pertanyaan saya?<br />Jawab Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menJawab pertanyaan anda<br />Tanya Pemuda : Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menJawab pertanyaan saya.<br />Jawab Kyai : Insya Alloh saya akan mencoba sejauh kemampuan saya<br />Tanya Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan <br />1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya<br />2. Apakah yang dinamakan takdir<br />3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu? <br />Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras. <br />Tanya Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?<br />Jawab Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah Jawab an saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya. <br />Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti<br />Tanya Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?<br />Jawab Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit<br />Tanya Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?<br />Jawab Pemuda : Ya<br />Tanya Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !<br />Jawab Pemuda : Saya tidak bisa<br />Kyai : Itulah Jawab an pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya. <br />Tanya Kyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?<br />Jawab Pemuda : Tidak<br />Tanya Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?<br />Jawab Pemuda : Tidak<br />Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir<br />Tanya Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?<br />Jawab Pemuda : kulit<br />Tanya Kyai : Terbuat dari apa pipi anda?<br />Jawab Pemuda : kulit<br />Tanya Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya?<br />Jawab Pemuda : sakit<br />Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan. <br />Terima kasih mudah-musahan apa yang saya tadi tuliskan menjadi dorongan untuk lebih mempercayai keberadaan Tuhan, Insya Allah ridhanya akan di anugrahkan kepada kita semua. Amiiin <br />Ace Aliyudin<br />Ac_dyn@yahoo.com com <br /><br /><br />Sesuatu yang lucu... <br />Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.<br />Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola.<br />Lucu ya, betapa lamanya 2 jam berada di Mesjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop.<br />Lucu ya, susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya mencari bahan obrolan bila ketemu teman.<br />Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.<br />Lucu ya, susah banget baca Al-Quran 1 Juz saja, tapi novel "best seller" 100 halamanpun habis dilalap.<br />Lucu ya, orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, dan berebut cari shaf paling belakang bila Jum'atan agar bisa cepat keluar.<br />Lucu ya, susahnya orang mengajak berpartisipasi untuk dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gosip.<br />Lucu ya, kita begitu percaya pada yang dikatakan koran, tapi sering kita mempertanyakan apa yang dikatakan Qur'an.<br />Lucu ya, semua orang pinginnya masuk surga tanpa harus beriman, berpikir, berbicara atau melakukan apa-apa.<br />Lucu ya, kita bisa ngirim ribuan "jokes" lewat "E-mail", tapi bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah sering mesti berpikir dua kali. <br /><br /><br />DETIK DETIK MENJELANG AKHIR LAJANG <br />Hari hari kian merayap pada satu titik, jam berganti, menit menit saling berkejaran hingga terhitung detik demi detik. Adalah salah satu karakteristik waktu yang sedemikian cepatnya beranjak, menyisakan kenangan dan menorehkan beragam takdir kehidupan. Saya tidak sedang menghitung hari, tetapi saya sedang meresapi waktu yang bergeser menjelang akhir masa lajang saya. Saya resapi dalam-dalam untuk memaknai dengan lekat setiap detik yang berpindah ke detik selanjutnya. Saya tak kuasa menahan lajunya waktu, untuk sebentar saja memberikan saya kesempatan menikmati sedikit lagi masa lajang saya.<br /><br />Bukan bukannya saya tidak bahagia dengan kado sebuah pernikahan yang Allah anugerahkan pada saya. Ini adalah kado terindah dalam hidup saya. Saya hanya sedang membuat ‘pesta kecil dalam benak saya untuk pergantian status ini. <br />Hmmm Status lajang menjadi seorang istri (ciee..). Menghadirkan kembali penggalan kisah kehidupan saya sebelum melangkah ke sebuah gerbang bernama rumah tangga, mengambil sebanyak banyaknya hikmah dari semua kejadian yang berhasil saya lewati. Tidak pernah menyangka akhirnya saya bisa melewati masa masa yang sulit, ujian terhadap kesabaran dan keistiqomahan saya. Sungguh janji Allah itu sudah pasti kebenarannya. Betapapun perihnya saat berbagai ujian itu datang silih berganti, semuanya telah terlewati, dengan izin Allah. <br /><br />Sekian tahun menjadi lajang, cukupkah mendewasakan saya? Ternyata tidak, proses pendewasaan itu akan terus berlanjut, apapun status kita., karena kehidupan hakakekatnya adalah proses pembelajaran, supaya kita bisa survive menghadapi apapun. Hanya saja, pengalaman hidup ketika lajang, saya harap bisa dijadikan sebagai bagian dari proses itu. Saya sadar, kehidupan saat lajang pasti akan sangat berbeda dengan kehidupan ketika berumah tangga. Kewajiban dan tanggung jawab akan bertambah, ujian pun akan sangat berbeda. Dan perahu yang saya kayuh pun kini punya seorang nahkoda, seorang partner dakwah yang mendampingi hari-hari saya selanjutnya. Bersama menghadapi badai dan gelombang yang sewaktu waktu akan menghampiri pelayaran ini. Berjuang bersama meraih jannah. Ketika saya sudah melewati ujian-ujian ketika lajang, bukan berarti saya bisa berteriak bebaaaaas, justru dalam sebuah pernikahanlah medan ujian sesungguhnya bagi kedewasaan saya dalam menghadapi berbagai masalah. <br /><br />Menikah bukanlah prestasi, bukan juga saatnya untuk berbangga diri atau sekedar terjebak dalam romantisme sepasang manusia yang terbungkus indahnya mitsaqon gholizho. Saya sadar saya sedang menggerakan kaki saya untuk melangkah di sebuah “dunia lain Dunia penuh warna yang sebagian warna-warnanya tidak saya jumpai ketika saya masih lajang. Kini saya sedang berada di depan gerbangnya, saya kuatkan pijakan kaki saya dan menopang kokoh dagu saya untuk tidak menoleh ke belakang. Saya hanya ingin menatap lurus ke depan, biarlah jejak-jejak langkah yang pernah saya toreh di masa lajang tetap berada di belakang saya. Saya hanya ingin mengambil beberapa serpihan hikmah untuk saya jadikan bekal dalam memasuki dunia baru ini.<br /><br />Detik-detik ini akan segera berlalu, dan detik detik selanjutnya akan saya temui. Lajang atau menikah bukan ukuran terhadap kualitas diri. Saya tetap harus terus, terus dan terus memperbaiki diri, karena Allah tidak pernah melihat seseorang dari status, DIA hanya melihat ketakwaan kita padaNYA. DIAlah yang akan menyaksikan apakah pernikahan ini akan membuat saya semakin dekat denganNya atau justru menjauh dariNya.<br /><br />Di detik-detik terakhir menjelang akhir lajang ini, saya merasakan sepenuh cinta yang Allah berikan kepada saya dan kehidupan saya. Meski sadar ibadah seumur hidup pun tak kan mampu membalasnya, tapi saya ingin memberikan cinta terbaik yang saya miliki untuk NYA dan untuk orang-orang yang mencintaiNYA dengan sepenuh hati. Selamat tinggal dunia lajang, insya Allah saya siap menyambutmu wahai dunia baru. <br /><br />Mampang, 11.01.06-23.15<br />Hanifa Syahida<br /><br />Mengenang kembali saat saat itu dan sebuah persembahan bagi yang dalam waktu dekat akan menikah...<br /><br />Barokallahulaka wa baroka alaika wa jama'a bainakuma fii khoir ^_^<br /><br /><br />Rina Setyawati<br /><br /><br /><br /><br />"Hadiah Cinta Untuk Melati" <br />oleh : Ratnadewi Idrus <br />Bismillaahirrahmaanirrahiim<br />Bergaullah dengan mereka (istri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. An Nisaa' 4:19)<br />Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah, Bab Husnu Ma'aasyaratun Nisaa' Aisyah mengabarkan bahwa Rasulullah Saw pernah berkata, "Yang terbaik di antara kamu ialah yang terbaik terhadap istrinya, dan saya adalah orang yang terbaik terhadap istri saya". <br />*****<br />Dari yang pernah dan akan s'lalu mencintaimu. Berulangkali kubaca untaian kata di kartu lebaran yang menutupi parcel itu. Tanpa nama!, Siapa gerangan yang mengirimkannya? aku tak sabar membuka isinya.<br />Seketika aku terkejut!, karena semua yang ada di dalamnya adalah sesuatu yang kuimpikan selama ini!. perasaanku tak menentu, Ya Allah.. bagaimana jika suamiku tahu?! betapa Engkau Maha Menyaksikan bahwa selama ini aku senantiasa menjaga diri. <br />Kemarin malam kami sempat berselisih paham, bahkan sempat bertengkar hebat! itu merupakan peristiwa pertama dalam sejarah perkawinan kami!, seharusnya hal itu tak boleh terjadi. Aku menyesal atas kesalahanku!.. oh suamiku.. maafkan aku!.<br />Kemudian aku bergegas mengambil wudhu, shalat dan mengaji, selalu itu yang kukerjakan jika tak mampu mengatasi diri. Berdo'a dan memohon bantuan Ilahi Rabbi. <br />"Assalaamu'alaikum warahmatullaah..". suara yang tak asing lagi menyadarkanku, aku beranjak membukakan pintu, seraya membalas salamnya. Tak ada rona kemarahan lagi di sana, melainkan senyum ketulusan. Tiba-tiba ia membalas pandanganku, jadi malu!..<br />"Ada apa Ummi Syifa?" sapanya ramah, Syifa adalah nama anak kami yang diberikannya sebagai do'a agar kelak tumbuh menjadi seorang dokter wanita yang selalu ikhlas mengobati hamba Allah yang membutuhkan pertolongan. Aku jadi salah tingkah, terbata-bata aku berkata padanya, "Abi Syifa ja..ngan ma..rah ya..?!". Sejenak kutinggalkan ia, bergegas mengambil sesuatu yang sedari tapi menghimpit bathinku.<br />Tiba-tiba air mata ini mengalir, hari ini aku sensitif sekali. Tetapi.. kenapa Abi Shifa tersenyum?, aku bingung!.<br />"Sengaja kukirim kejutan itu untukmu, sayang.. sebagai tanda syukurku pada Allah atas kebersamaan yang telah kau berikan selama ini. Aku sadar kita hanyalah sepasang insan yang punya keterbatasan!. Kekurangan bukanlah suatu cela melainkan celah yang harus kita perindah dengan melengkapinya supaya sempurna guna mewujudkan sorga kecil kita. Atas dasar Cinta pada Allah! kita tak akan pernah lelah membinanya!".<br />Tangisku semakin deras, ungkapan kebahagiaan namanya, ternyata bingkisan indah ini dari suamiku sendiri!, betapa sayangnya Allah telah menganugerahiku seorang pendamping hidup yang berakhlak mulia!, dalam hati aku bertekad menyempurnakan diri, menjadi wanita shalehah di dunia ini!.<br />"Jazakallah suamiku!" Kuciumi tangannya seraya mendekap lembut pemberiannya. Seperangkat pakaian shalat dan gaun muslimah hijau yang indah, Subhanallah.. betapa bahagia hatiku, ia memberikanku hadiah Cinta di penghujung Tahun ini, Nisa..!".<br />Nisa tersenyum mendengar cerita Gayatri (sahabatnya), turut merasakan kebahagiaan Melatinya. Memang tiada ada wanita sempurna di bumi ini!, namun perhiasan yang terindah itu adalah wanita yang shaleh, yang taat pada Allah dan suaminya. Demikian pula sebaliknya, laki-laki yang terbaik itu adalah yang paling baik terhadap istrinya!. Selamat menerima hadiah cinta, Melati!, Semoga yang masih sendiri akan dianugerahi-Nya kejutan yang tak terduga-duga!. Apakah itu?! Hmm.. Suami yang berakhlak Qur'ani!, aamiin, Ya Rabbal 'aalamiin.<br />Billaahi taufiq walhidayah<br />Wassalaamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh <br />Ratna Dewi (wiwi_praty, Qalbu) <br /><br /><br />Do'a dikala ragu akan dirinya...:) <br />Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)<br />Ya Allah...<br />Seandainya telah Engkau catatkan<br />dia akan mejadi teman menapaki hidup<br />Satukanlah hatinya dengan hatiku<br />Titipkanlah kebahagiaan diantara kami <br />Agar kemesraan itu abadi<br />Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi<br />Seiringkanlah kami melayari hidup ini<br />Ke tepian yang sejahtera dan abadi <br />Tetapi ya Allah...<br />Seandainya telah Engkau takdirkan...<br />...Dia bukan milikku <br />Bawalah ia jauh dari pandanganku<br />Luputkanlah ia dari ingatanku<br />Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku <br />Dan peliharalah aku dari kekecewaan<br />Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...<br />Berikanlah aku kekuatan<br />Melontar bayangannya jauh ke dada langit <br />Hilang bersama senja nan merah<br />Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya <br />Dan ya Allah yang tercinta...<br />Gantikanlah yang telah hilang<br />Tumbuhkanlah kembali yang telah patah<br />Walaupun tidak sama dengan dirinya.... <br />Ya Allah ya Tuhanku...<br />Pasrahkanlah aku dengan takdirMu <br />Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan<br />Adalah yang terbaik buatku<br />Karena Engkau Maha Mengetahui<br />Segala yang terbaik buat hambaMu ini<br />Ya Allah...<br />Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku<br />Di dunia dan di akhirat <br />Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini<br />----------------------------------------<br />Jangan Engkau biarkan aku sendirian<br />Di dunia ini maupun di akhirat<br />----------------------------------------<br />Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran<br />Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman <br />Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup <br />Ke jalan yang Engkau ridhai<br />Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh <br />Amin... Ya Rabbal 'Alamin <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br />Kisah Nenek Pemungut Daun <br />Ini ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semoga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rosululloh saw. Alloh huma sholi ala Muhammad wa ala ali Muhammad.<br />Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.<br />Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.<br />Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."<br />Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.<br />"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."<br />Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya� merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?<br />_____________<br />Diketik ulang dari buku "Rindu Rosul", karangan Jalaluddin Rakhmat, penerbit Rosda Bandung,� hal 31-33. cetakan pertama September 2001. <br /><br /><br />Wanita yang Dipenuhi Rasa Cinta <br />Selalu, saya akan tenggelam dalam luasnya danau di keriput garis mata wanita itu; garis yang berkisah tentang kesabaran, perjuangan hidup, penderitaan dan pengorbanan serta maaf. Menelusuri peta yang ada di wajahnya, saya tak pernah tersesat dalam membaca atau mencari sebuah kota bernama: keikhlasan. <br />Kali ini, saya berusaha menyusun kepingan kesabaran dan danau maaf yang ada padanya dari sebuah drama kecil yang meluruhkan air mata saya pada akhir Februari 2003 lalu, di sebuah bangsal kelas II Rumah Sakit Umum Giriwono, Wonogiri. <br />Tubuh renta wanita itu melangkah ragu, mungkin beberapa bagian disebabkan perjalanan sekitar dua jam dengan memakai bus. Ia memang hampir selalu mabuk dalam perjalanan semacam itu kendati hanya dalam bilangan jam. <br />�Mbah...!� suaranya bergetar saat berada di ambang pintu. Nanap, ia menatap sesosok tubuh yang tergolek di atas tempat tidur dengan berbagai selang; infus, bantuan pernapasan, dan saluran pembuangan.... <br />Laki-laki yang tergolek itu membalas tatapnya, menahan sejenak, lantas pelan-pelan dialihkan ke tempat lain. Ada sedu tertahan, sesak dalam dada. <br />�Bagaimana, Mbah?� kembali sapa wanita itu seraya mendekat dan meraba kening si lelaki. �Yang sakit bagian mana?� lanjutnya. Tangannya membelai kening lelaki itu dan turun ke telinganya. <br />Lelaki itu telah dua hari dirawat di rumah sakit karena penyakit stroke. Tubuh bagian kanannya lumpuh. <br />Lemah, tangan kiri si lelaki berusaha meraih tangan wanita itu, menggenggamnya lama, tetap dengan mata menghindari bertatap dengannya. Ada kepundan yang bergolak-golak di sana dan tangis yang enggan dipurnakan. <br />----- <br />Wanita itu tak lain adalah bekas istri dari lelaki yang kini tergolek tersebut. Lebih dua puluh tahun sudah keduanya berpisah. <br />Sangat sah bagi si wanita itu apabila ia membenci bekas suaminya. Begitu banyak luka menganga yang ditinggalkan lelaki itu dalam perjalanan hidup yang ia alami. <br />Sebelum resmi berpisah, suaminya menelantarkan dirinya berikut anak-anaknya. Suaminya lantas menikah dengan wanita lain, memenuhi istri mudanya dengan kekayaan dan kebahagian, sedangkan wanita ini terlunta-lunta memperjuangkan hidup yang ingin ia menangkan. <br />Ya, nyaris tak ada apa pun yang diberikan suaminya selain penderitaan. Ia bukan resmi dicerai di PA, karena itu ia masih menjadi istri jika sewaktu-waktu suaminya pulang atau bertandang. Selalu tak ada apa-apa yang di bawa lelaki itu selain perselisihan atau kekesalan pada istri mudanya dan si wanita akan menerimanya dengan sabar. <br />Tapi, selalu begitu, setelah ia kembali mengandung, suaminya akan segera pergi kembali pada istri mudanya, dan kembalilah ia berjuang terlunta-lunta dengan janin dalam kandungan. Tercatatlah, sembilan anak terlahir dari rahimnya, seorang di antaranya meninggal karena kekurangan air susu. Asinya tidak keluar oleh karena nyaris tak ada makanan layak yang ia konsumsi. <br />Di lain waktu, pernah selama beberapa minggu ia -berikut anak-anaknya-tidak makan nasi. Tidak ada beras tersisa. Kendati suaminya hidup berkecukupan bahkan boleh dibilang kaya, -- saat itu, suaminya menjabat kepala desa-ia tak hendak meminta, apalagi menuntut. Untuk bertahan hidup, ia dan anak-anaknya memakan daun-daunan yang direbus dengan campuran sedikit beras hasil utang. Jika waktu makan tiba, ia kumpulkan anak-anak, duduk melingkar memutari kuali tanah berisi bubur daun-daunan tersebut dengan masing-masing memegang satu piring. Lantas, pada piring masing-masing dituang bubur encer terebut. Sungguh jauh dari cukup, apalagi rasa kenyang. Sementara... suami dan istri mudanya sekaligus anak-anak mereka makan dengan kenyang dan berlebihan. <br />Jika malam tiba, gubuk reot yang ia huni itu penuh rebak dengan cerita. Wanita ini gemar sekali mendongeng untuk anak-anaknya; satu-satunya hiburan yang bisa ia berikan pada anak-anak. Dengan sebuah lentera kecil yang berkedip-kedip ditiup angin, ia mendongeng Timun Mas, Kepel, Lutung Kasarung, Roro Mendut-Pronocitro, Minakjinggo-Kenconowungu, dan sekian lagi dongeng yang ia kreasi sendiri. Anak-anaknya mendengarkan dengan mata berbinar-binar. Kadang-kadang pula ia mengajarkan tembang-tembang dolanan yang menjadi senandung riang pembawa semangat anak-anaknya. Sambil bercerita itu, tangannya tak henti bekerja, kadang-kadang sampai larut malam; menganyam tikar pandan pesanan tetangga, mengupas singkong, oncek dhele, prithil kacang, pipik jagung... pekerjaan-pekarjaan khas para petani yang darinya ia peroleh upah tak seberapa. <br />Lantas, sementara ia terus mendongeng, satu per satu anak-anaknya terlelap di atas tikar yang berlubang dan bertambal-tambal di sana-sini. Setelah anak-anaknya tertidur, serentak, wajahnya yang semula berbinar-binar tanpa duka itu meredup. Ia menatap anak-anaknya yang tidur dengan mulut menganga dan perut berkeriut. Napasnya cekat. Tanpa permisi, air mata berbondong-bondong keluar oleh tindihan rasa nelangsa. Ya... di saat yang sama, suami dan istri mudanya berikut anak-anak mereka terlelap di atas kasur dengan selimut hangat dan perut kekenyangan. <br />Baginya, duka itu adalah miliknya sendiri. Jangan sampai memberi anak linangan air mata. Jangan sampai ia berikan duka. <br />Dirinya masih harus merunut malam yang jauh. Dia tak berpikir akan bertahan hidup, tapi ia tak akan mengakhiri sendiri dengan bodoh; kendati sebenarnya itu pernah terlintas dalam benaknya. <br />�Saya tak percaya saya masih hidup sampai hari ini,� ujarnya bertahun-tahun setelah itu. Yang ada dalam pikirannya adalah 'hidup dan bertahan'. Ia harus menyelesaikan semua itu dengan cara-cara pahlawan. <br />Dengan menjadi buruh tani, ia terus mengais. Pekerjaan itu nyaris tak menjanjikan apa-apa. Tak jarang, ia bekerja di sawah suaminya sendiri sebagai buruh dengan upah yang tidak lebih besar dari buruh yang lain, bahkan cenderung lebih kecil. Entah, bagaimana ia mampu menjalani semua itu. <br />Lantas, satu per satu anaknya lulus sekolah. Yang pertama menyelesaikan SMP, yang kedua bertahan hanya sampai SD, sedangkan yang ketiga tak mampu menyelesaikan pendidikan terendah sekalipun kendati justru ia anak paling cerdas di antara anak-anaknya yang lain. Bersama, ketiga anak ini memutuskan merantau ke Jakarta. Tentu saja tak begitu ada harapan bekerja di tempat yang nyaman. Ketiganya... menjadi pembantu. Tapi, kendati sedikit, ketiganya mulai bisa mengirim uang untuk orang tua dan adik-adiknya. <br />Begitulah, wanita ini telah mengatur rupiah dengan begitu cermat. Ia bahkan tak menyentuh uang-uang kriiman itu, tapi kesemuanya digunakan untuk membiayai sekolah lima anaknya yang lain. Cukup ajaib, kelima anaknya tersebut berhasil menamatkan jenjang SLTA. <br />Hari-hari lesap ke bulan dan bulan tenggelam dalam tahun. Seperti hidupnya, waktu tidak berhenti berjalan. Satu per satu anaknya lulus, bekerja ... dan menikah. Biaya sekolah tidak melulu ditanggung anak pertama, tetapi selalu demikian... setiap ada yang lulus dan mulai bekerja, ia bertugas melanjutkan estafet amanah itu. <br />Lagi-lagi, keajaiban dan bukti bahwa Allah Mahakasih, empat dari anak-anaknya tersebut lulus tes menjadi pegawai negeri sipil, sebuah pekerjaan yang cukup bergengsi untuk ukuran daerahnya. Saat sekolah pun, rata-rata mereka mendapat beasiswa atau keringanan biaya sebagai kompensasi dari prestasi yang diraih... atau minimal menjadi juara kelas. Namanya pun menjadi legenda di masyarakatnya bahwa anak-anaknya maupun cucu-cucunya pasti cerdas dan sukses. <br />Bolehlah dikatakan begitu. Untuk ukuran orang seperti dirinya, tentulah apa yang ada sekarang ini merupakan sukses yang tidak terbilang. Masing-masing anaknya di Jakarta telah memiliki hunian yang layak -kendati kecil--, anak pertamanya malah berhasil masuk tes PNS di Mabes Polri kendati hanya dengan ijazah SMP. Anak-anaknya pun nyaris semua cukup disegani di lingkungannya, hal mana tidak demikian dengan anak-anak suaminya dari istri mudanya. <br />Tahun 2002, rumah yang ia huni yang dibangun anak-anaknya pada tahun 1988, ambruk. Kondisinya memang telah reot. Anak-anaknya bukan tidak tahu, tapi mereka tidak memperbaikinya dalam kurun yang cukup lama itu disebabkan mereka dilarang oleh sang ayah -suami dari wanita ini-untuk memperbaiki. <br />Laki-laki itu mungkin hatinya terbuat dari batu, tak juga bisa belajar dari kejadian-kejadian yang ia alami. Tahun 1988, saat anak terakhir dari istrinya berusia 10 tahun, ia kembali terpikat wanita lain; seorang janda muda dari kampung sebelah. Karena tak bisa menikah resmi, keduanya -entahlah, mungkin nikah di bawah tangan-tinggal serumah. <br />Kali ini, wanitanya tak 'sebaik' dan sesabar' dua istrinya terdahulu. Hartanya habis dalam bilangan tahun. Dan... empat tahun kemudian, jabatannya sebagai kepala desa berakhir. <br />Hidup dengan sisa-sisa kejayaan masa lalu, wanita muda ini tidak bertahan. Ia memilih pergi meninggalkan si lelaki yang kini tak lagi bisa mencukupi kebutuhannya. <br />Lantas, seperti roda... hidup berputar. Allah terus memperjalankan takdirnya yang tak terkata namun bagian dari hal paling tetap dan niscaya. Bukan karma. Lelaki ini menjalani hidupnya sendiri, menjadi buruh tani -karena sawahnya telah habis terjual-dan tinggal di kesunyian rumahnya: tanpa anak dan istri. <br />Sementara istrinya -si wanita ini-mulai merasai kebahagiaan dari hidup yang lebih layak, riang dipenuhi jeritan manja cucu-cucu dan rengekan mereka. <br />Maka, meradanglah si lelaki saat anak-anaknya berniat membangun sebuah rumah untuk ibunya karena rumah yang kemarin rubuh. Tak hanya fitnah, teror pun dilangsungkan. Anak-anaknya tak menyerah, tetap berusaha membangun rumah itu karena memang sudah tidak bisa ditunda lagi. Dulu mereka menahan-nahan niat tersebut selama bertahun-tahun, dan sekarang tak bisa lagi. <br />Tersebutlah, di suatu malam, si wanita -istrinya yang telah ditelantarkan itu-mendengar suara berisik ayam-ayam di kandang. Berjingkat, ia membuka pintu belakang rumah. Masih sempat sekilas ia melihat suaminya menaburkan sesuatu di sudut luar rumah. Kendati dalam remang, ia masih bisa mengenali bahwa sosok itu adalah suaminya. <br />Paginya, tiba-tiba ia lumpuh. Tubuhnya lemah dan tak bisa berdiri. Orang-orang menduga itu teluh. Setelah dirawat beberapa saat di RS, alhamdulillah ia sembuh. <br />Teror tak berhenti. Suaminya, secara terbuka, mendoakan agar kayu-kayu rumahnya keropos dimakan rayap. Dan doanya terkabul, tapi kali ini bukan pada rumah si wanita, melainkan rumahnya sendiri. Beberapa waktu kemudian ia mengancam akan membakar rumah itu, dan sekali lagi, rencana itu -kendati bukan dia-terlaksana. Juga bukan pada rumah si wanita, melainkan rumahnya sendiri. Karena lupa memadamkan api di tungku, rumah belakangnya terbakar. <br />Itu semua belum berakhir. Dalam kesendirian yang diliputi rasa dengki dan iri, ia mendoakan agar si wanita ini diserang penyakit. Dan lagi.... doanya terkabul, juga bukan untuk si wanita, tapi untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba, orang-orang menemukan lelaki itu tak bisa bicara dan sebelah tubuhnya lumpuh. Ia terserang stroke untuk pertama kali yang sekaligus masuk dalam stadium kritis. <br />Anak-anaknya membawanya ke rumah sakit. <br />Dan... kejadian hari itu adalah bak sebuah drama nyata. Sebuah babak yang luar biasa indah saat si wanita -dengan langkah ragu dan bergetar, sebagian oleh sisa perjalanan yang membuatnya mabuk darat-menjenguk bekas suaminya yang tergolek di rumah sakit. Ada pancaran iba dan kasih yang tulus saat ia meraba, mengusap, dan bertanya tentang kabar dengan terbata-bata. Mesra sekali saat ia memijit kaki lelaki itu. <br />�Piye rasane, Mbah?� tanyanya dengan panggilan mesra. Mbah? Aduhai, nyaman sekali. Saat belum punya anak, ia memanggil lelaki ini dengan sebutan 'Kakang,' saat sudah punya anak dengan sebutan 'Pak', dan saat telah dianugerahi cucu demikian banyak, ia memanggilnya 'Mbah' <br />Gemetar, tangan kiri lelaki ini -karena tubuh bagian kanannya lumpuh-menggenggam tangan renta yang mengusap keningnya, seakan ia menikmati belaian lembut tersebut dan menahannya sesaat agar jangan terlalu cepat sirna. Kendati pandangannya dibuang ke sisi lain menghindari wajah -bekas-istrinya ini, ia tak bisa mengingkari ada lautan maaf dan cinta yang telah menggelombanginya. <br />Melihatnya, saya tak kuasa menahan isak. Seperti lelaki itu, tangis saya cekat di kerongkongan sementara air mata sudah berbondog-bondong menitik tanpa bisa dicegah lagi. Sesak sekali dada saya oleh rasa haru yang menekan-nekan. <br />Ya... melihat wanita ini, saya seperti tenggelam dalam laut kesabaran. Dan... dialah wanita tercantik yang pernah saya jumpai di dunia ini. Dia... tak lain adalah ibu saya. <br />Ya Allah... ampunilah dosanya, maafkanlah kesalahannya dan kasihilah dia sebagaimana ia mengasihi kami dalam suka dan duka. <br />Sakti Wibowo (abu_ahmadi at yahoo dot co do in) <br />Malam 1 Juni 03 <br />Kenangan dan doa untuk Bundaku, orang paling berharga dalam hidupku. <br />(Tulisan ini terlah termuat dalam buku �Diari Kehidupan 1,� PT Syaamil Cipta Media, Bandung, 2004) <br /> <br /><br /><br />"Saat Terakhir Bersama Melati ?" <br />Ratnadewi Idrus <br />Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran 3:145)<br />*****<br />Apakah malam ini, saat terakhir aku bersama Melati-Mu, Ya Allah ?!.. Kulihat mereka tertidur lelap sehabis disirami hujan, akankah mereka bahagia menjalani hari-hari penantian ?. <br />Aku tahu dunia tak ramah pada mereka !, namun aku yakin mereka mampu bertahan karena Engkau senantiasa merawat mereka dengan kasih sayang. � Tak terlukiskan betapa senang hatiku melihat mereka mampu mengatasi setiap ujian yang Engkau berikan, mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau anugerahkan, dan menikmati kehidupan yang telah Engkau gariskan. Sungguh !, aku senantiasa berduka jika teringat sabda Rasul-Mu, bahwa kaum wanitalah yang terbanyak menghuni neraka. Astaghfirulaah..<br />Dari Ibnu 'Abbas r.a. katanya Rasulullaah Saw bersabda : "Aku melihat ke sorga, maka terlihat olehku kebanyakan penghuninya ialah orang-orang miskin. Dan aku melihat pula ke neraka, maka kelihatan olehku kebanyakan penghuninya ialah kaum wanita". (HR. Muslim)<br />Karena itu, kumohon pada-Mu Ya Allah, semoga mereka mendapat kebaikan di dunia maupun di� akhirat, terhindar dari murka-Mu, selamat dari siksa neraka-Mu. Aamiin, Ya Rabbal 'aalamiin.<br />Dulu.., aku pernah melukai mereka !, dan itu merupakan bagian terpahit dalam hidupku !, manakala setelah kulihat mereka berusaha mengejar cinta-Mu, untuk menjadi tokoh wanita sorga, aku tinggalkan mereka begitu saja.. akhirnya, mereka hilang dariku. Ada yang kembali menjadi bunga-bunga yang lain, dan yang amat kusesali, aku tak tahu lagi kemana mereka kini.<br />Aku tak ingin kehilangan untuk kedua kali, Ya Allah.. sekuat tenaga akan kucoba merangkul mereka dengan kelembutan, menyirami mereka dengan kesejukan, merangkai mereka dengan kehangatan, semua itu tak akan pernah terwujud, jikalau tak mendapat izin dari-Mu.<br />Semoga Engkau meridhai niat ini, semoga semakin banyak tumbuh generasi-generasi Melati. Kami akan berjuang bersama mengharumkan kembari bumi-Mu, menegakkan kembali agama-Mu, meraih kembali Cinta-Mu !.<br />Tetapi Ya Allah.., apalah artinya diri ini, ada tiadanya aku tak akan punya arti sedikitpun !. Engkau tetap Maha Besar.. agama-Mu tetap Bersinar.. Makhluk-Mu tetap akan memuliakan-Mu !. Subhanallaah.. walhamdulillaah.. walaa ilaa ha ilallaah walaahu akbar..<br />Tubuh ini semakin rapuh, tenaga ini semakin berkurang, sebentar lagi jiwa ini akan Engkau genggam, akankah kemudian Engkau tahan ? ataukah mungkin Engkau lepaskan ??. � Jikalah sudah tiba masaku, aku akan ikhlas menerimanya.. Karena sungguh !, jiwa ini sudah tak kuasa menahan rindunya kepada-Mu.�� <br />Air mata Nisa mengalir deras, seakan ia merasa ini adalah malam terakhir ia tinggal di dunia, Malam Ramadhan terakhir bersama Melati-Melatinya. Akankah Nisa pergi untuk kembali ? ataukah mati menuju kehidupan yang abadi ? <br /><br /><br />Menguak Rahasia Cinta Kita <br />� Aku ragu ada dan tiadaku <br />namun �cinta� mengatakan<br />bahwa aku ada �<br />Wuih!!!Begitu dahsyatnya sebuah kata cinta hingga M. Iqbal, seorang penyair muslim, menggambarkannya melalui puisi di atas. Kebayang nggak sih jika cinta itu nggak ada? Pasti, dunia bakal hancur karena semua makhluk mementingkan diri sendiri dan pastinya tidak akan terlahir seorang anak yang berbahagia dalam hidupnya. Karena seperti puisi di atas, cinta membuat kita menjadi ada.<br />Sebenarnya apa sih yang membuat kita memiliki cinta? Yang pertama nih karena Allah memberi fitrah kepada manusia untuk mencintai keindahan sehingga kita mudah kagum dengan keindahan dan kecantikan yang nampak. Allah memang menciptakan keindahan karena Allah itu indah dan mencintai keindahan.<br />Yang kedua karena manusia cenderung lemah dan tak berdaya. Oleh karenanya manusia akan mencari seseorang atau sesuatu yang dapat memberikan kekuatan, keperkasaan dan kegagahan. Dan sebagai remaja muslim nggak perlu susah-susah mencarinya karena di dalam Al Quran disebutkan bahwa pemilik semua itu adalah Allah. �Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa. � ( QS. 22 : 40 ). Sungguh Allah adalah yang terkuat dari yang kuat, yang paling perkasa dari yang perkasa, yang tergagah dari yang gagah.<br />Sebab yang ketiga adalah karena sifat manusia yang cenderung membutuhkan orang lain. Tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga dari rasa membutuhkan itu akan timbul rasa sayang untuk tidak menyakiti karena dia atau mereka adalah orang yang kita butuhkan. Tul, nggak?<br />Sudah yakin kan kalau cinta adalah anugrah dari Allah, sekarang tinggal kita mempraktekkannya. Orang yang sudah mempraktekkan anugerah cintanya dapat dilihat dari tanda-tanda sebagai berikut. Pernah mengagumi seseorang? Pasti pernah. Nah kekaguman itu termasuk tanda-tanda cinta meski dalam taraf awal. Ketika kita takjub akan kepandaian seseorang, maka kita akan percaya apa yang dikatakan. Ketika kita kagum akan sebuah lukisan, maka kita nggak akan rela kalau lukisan itu rusak. Begitu juga dengan cinta pada Allah. Pada saat kita mampu mengagumi Allah melalui ciptaan-Nya, maka saat itulah cinta kita sudah mulai bermunculan. Dan bila cinta sudah melekat gula jawa terasa coklat� eh� maksudnya kalau kita sudah cinta sama Allah pasti apapun yang Allah firmankan tak akan pernah kita tidakkan. Kita akan rela mengorbankan apapun agar Allah tidak meninggalkan kita. Ya, nggak?<br />Itu baru tanda pertama, sedangkan tanda lainnya adalah banyak mengingat, merenungkan, melamunkan apa yang kita cintai. Ketika melihat sesuatu yang berhubungan dengan yang kita cintai pasti kita langsung ingat dan menyebut-nyebutnya. Jika melihat kebesaran Allah kita langsung bilang �masyaAllah�, �subhanallah�, �Allahu akbar� dan kata-kata lain yang menyiratkan ingatan kita pada-Nya. <br />Bila kedua tanda di atas sudah terpenuhi, boleh kok dibilang kita sudah sedikit mempraktekkan cinta. Tapi agar cinta yang sudah Allah berikan tidak kita salah gunakan untuk mencintai hal-hal yang tidak disukai-Nya, tempatkanlah cinta pada posisi yang benar. Manusia cenderung memiliki dua penempatan akan cinta. Ada orang yang menempatkan cinta berdasarkan nafsu yang lebih mengarah pada keinginan untuk memiliki. Cinta orang seperti ini tentu mudah hilang dan sifatnya fana, karena yang diinginkan biasanya hal-hal yang berupa materi, penampilan fisik seperti kecantikan, ketampanan, de el el. Segala hal dilakukan demi mendapatkan kepuasan nafsu. Walaupun Allah memang memberi manusia kecintaan akan dunia, harta benda dan keluarga, bukan berarti lantas kita bebas membiarkan nafsu kita tanpa mempedulikan kebenaran di hadapan-Nya. Kalau udah gitu apa bedanya kita dengan syetan yang menghalalkan segala cara agar mendapat teman nanti di neraka? Na�udzubillah!<br />Kemudian ada juga orang yang menempatkan cinta itu berdasarkan syar�i yang mengarah pada aturan Islam, yang mencintai hanya karena yang dicintai akan dapat mengingatkan kita akan kebesaran Allah. Cinta yang nantinya akan jadi penolong di hari yang tidak ada pertolongan selain dari-Nya. Cinta yang benar-benar tidak dilandasi nafsu ingin menguasai dan memiliki karena semuanya dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah. Cinta semacam ini bersifat abadi. Yang tak akan lenyap ditinggal zaman. <br />Oleh karena itu tebarkanlah cinta karena Allah di bumi-Nya, agar hidup menjadi indah. Jangan khawatir cinta kita akan habis karena memang cinta itu diciptakan berlapis-lapis. Laksana kuku yang tak habis walau sering dipotong. Dan juga karena kecintaan pada Allah ternyata bisa menyelamatkan orang yang mencintai-Nya dari azab-Nya. Rasulullah bersabda, �Demi Allah, Dia tidak akan mengazab kekasih-Nya, tetapi Dia telah mengujinya di dunia.� [safna al izzah +]<br /><br />�Cinta itu anugrah maka berbahagialah, sebab kita sengsara bila tak punya cinta.<br />Cobaan pasti datang menghadang, rintangan pasti datang menghujam.<br />Namun cinta itu kan membuatmu mengerti akan arti kehidupan. �<br />___________________<br />Sumber : Buletin Insan edisi 23/februari 2002<br /><br /><br />Aa Gym & Slank <br />Sumber : Milist Daarut Tauhiid <br />Saat wawancara dengan Bimbim Slank (Kisah edisi 32, April 2002), tercetus rencana Slank mewawancarai KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)untuk tabloid mereka. Slank memerlukan hotline ke Aa Gym. FIKRI menyambut positif gagasan itu, dan mengupayakan pertemuan Slank-Aa secepatnya. Kedua pihak pun saling kontak. Program pun "mekar" dari sekadar urusan 'wawancara' - asumsinya, wawancara dilakukan lima personil Slank, menjadi kunjungan keluarga besar Slank. Tak tanggung-tanggung, 42 orang dengan sembilan kendaraan pribadi, diterima Aa Gym di Daarut Tauhiid (DT) Bandung. Ini fenomena menarik, bahkan pihak DT sendiri nyaris tak percaya Slank bakal bersilaturahim ke DT. Berikut ini liputan langsung wartawan FIKRI Herry Wibowo dan Iqbal Setyarso, yang mengikuti menit per menit pertemuan Aa-Slank. <br />Aa Gym berjumpa Slank? Ini dahsyat. Tapi tak baik mengusik perjumpaan, kecuali sebatas menggantung harapan. Pihak Slank maupun DT sepakat, perjumpaan ini tak perlu diributkan dulu. Biarlah Slank menikmati "wisata ruhani" ini dengan mulus. "Kami sengaja tidak mempublikasi ke mana-mana. Kalau dibilangin bisa ramai banget. Kemarin aja gue bawa satu personel Slank ke salah satu agen terbesar di Bandung, wah, sambutannya ramai banget. Apa lagi kalau dibilangin kita ke DT, bisa tambah ramai lagi," ujar Budi Ace, Pemred Koran Slank. Sabtu, 19/4 mereka berangkat, masuk hotel dulu karena cottage Darul Jannah di kompleks DT terisi semua. Dinihari, Minggu 21 April, mereka diterima di DT. <br />Santri pun Ngefans<br />Pukul 02.20<br />Rombongan Slank diterima di Pondok Muthmainnah, kompleks Pesantren DT. Ada sembilan mobil pribadi, yang merayapi jalanan Bandung menuju DT. Dalam rombongan itu, bukan hanya lima personel Slank. Total rombongan, ada 42 orang, keluarga Slank dan manajemen Slank. "Wah,.. dingin sekali udara di sini", ujar Bunda yang juga ikut dalam rombongan. Ketua Slankers Priangan, Zeppy Lesmana, pria gondrong asal Kota Kembang, berkulit sawo matang dengan jaket jins birunya berada di tengah-tengah mereka. Mahasiswa STISI (Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia) semester enam ini dihubungi oleh Pemred Koran Slank untuk mengikuti wisata rohani Slank bersama Aa Gym. "Begitu dikabari Mas Budi, saya langsung meluncur menuju hotel," kata Zeppy yang mengendarai Suzuki Charade warna biru tua. Sampai di hotel, Zeppy langsung memberikan titipan dari ibunya. "Kebetulan Mama saya baru pulang haji. Beliau membawa kopiah dan sajadah untuk personel Slank. Termasuk cenderamata untuk Bunda," ujarnya sambil tersenyum tipis. Ibu Zeppy, Hj Etty Haryati juga slanker. Zeppy berarti slanker generasi kedua. <br />Tiga puluh menit kemudian mereka bersiap mengambil air wudhu dan berjalan kaki menuju masjid DT. Awalnya jamaah tak begitu banyak. Lima menit kemudian jamaah mulai berdesakan. Shalat tahajud dimulai, dilanjutkan muhasabah dipimpin langsung oleh Aa Gym. <br />Pukul 04.45<br />Shalat tahajud dan muhasabah usai, dilanjutkan dengan persiapan siaran langsung di TVRI. Disela-sela persiapan siaran langsung para santri begitu antusias mendekati personel Slank, menyodorkan kertas dan pulpen minta tandatangan. Pukul 05.00 siaran langsung dimulai. Pada saat tanya jawab, Bimbim sempat bertanya pada Aa: "Saya pernah mendengar ada ajaran menyebutkan, kalau istri tidak taat kepada suaminya, atau anak tidak shalat, boleh dipukul. Kalau sekarang zaman demokrasi, apakah masih layak dilakukan para suami?" Kata Aa, sebaik-baik contoh adalah Rasulullah. Dan Rasulullah, meski pun memang mengungkapkan ajaran itu, beliau sendiri tidak pernah memukul. <br />Setelah siaran, mereka diantar jalan kaki ke kafe kompleks DT untuk sarapan pagi. Di jalanan, sejumlah abege, pria dan wanita, berkopiah dan berjilbab, malu-malu meminta tanda-tangan. Slank dengan senang hati memenuhinya. Di kafe, masih ada yang ikut dan ingin difoto bareng Slank. Mereka sudah membawa pocket camera sendiri. "Saya ingin minta difoto sama Mas Bimbim. Saya tahu dari Aa usai taushiyah ba'da magrib, kalau Slank akan ke sini," ujar salah seorang santri. <br />Selesai sarapan, Slank diajak orientasi lingkungan DT, jalan-jalan di kawasan DT dipandu Arief Rahman, Humas DT dan Pemred Tabloid MQ. <br /><br />Menanti Syair Baru<br />Pukul 6.40<br />Usai orientasi DT, Slank ke lapangan Gazeeboo. Aa Gym minta Slank ikut menjadi tamu acara Telkom Sehati. Telkom Sehati (Sehat dan Tambah Ilmu), sebuah acara Mingguan Aa Gym bekerjasama dengan PT Telkom. Bimbim dengan Peugeot biru mudanya mengambil posisi ketiga dalam rombongan konvoi ke lapangan Gazeeboo. Pagi itu, Gazeeboo sudah penuh sesak. Slank pun terjebak macet, nyaris mereka memilih kembali ke DT. Syukurlah, berkat kecekatan tim SSG (Santri Siap Guna) DT, yang memang kebagian tugas melakukan pengawalan, Slank bisa tiba di lokasi meski agak terlambat, itu pun setelah kendaraan pribadi Slank di parkir di sebuah instansi, Slank pindah ke sebuah mobil penjemput khusus. <br />Aa Gym sendiri tiba lebih dulu di Gazeeboo. Maklum, Aa meluncur dengan sepeda motor. Aa Gym sejak awal sudah bilang, dalam acara pagi itu, Grup Slank akan datang juga. Gemuruh massa mewarnai suasana. Slank mendekati panggung dengan kawalan pagar betis sejumlah santri berseragam kaos biru tua dan celana hitam bak bodyguard, langsung rehat sejenak di ruang kontrol berdinding kaca dekat panggung. Massa juga sudah berkerumun, persis menyaksikan ikan hias di akuarium, minta berpotret atau sekadar tandatangan. <br />Tak lama, Slank naik panggung. Aa mendaulat mereka menyanyi. "Ada enggak, yang religius?" Personil Slank berunding. Kaka maju dan menyanyi tanpa alat musik pengiring kecuali gendang. Satu nomor dari album Virus, mampu membuat massa ikut bersenandung. Usai menyanyi, Aa minta personil Slank memperkenalkan diri. <br />"Saya Kaka." "Saya Bimbim." "Saya Abdi." Saya Ridho." "Saya Ifan." Aa Gym menyeletuk, "Saya Aa." Hadirin geeeer.... <br />Aa menyinggung tatap-muka langsung dengan Slank pertama kali. Ini terjadi di Masjid Istiqlal Jakarta, di sela acara ceramah sepekan sebelumnya. <br />"Waktu di Istiqlal, gimana perasaannya?" <br />"Kita sih mikirnya bakal bertemu di satu ruangan, enggak tahunya di depan umat. Agak gemeteran juga," ujar Kaka tanpa malu-malu. <br />"Gimana bayangan Bimbim waktu di Istiqlal?" <br />"Yang ada dalam bayangan saya kalau ingin ketemu Pak Kyai, serba kaku dan enggak boleh ke mimbar. Tapi ketika di sana kok tidak seperti yang dibayangkan. Apa lagi malah diajak sama-sama di mimbar. Kami jadi merasa suasana jadi adem, sangat membahagiakan." <br />"Abdi, kamu kok enggak ikut. Gimana perasaannya?" <br />"Ngiri aja. Teman-teman bilang, rugi lo enggak datang." <br />"Nah di sini juga ada Bunda, Assalamu'alaikum. Bagaimana nih kesan Bunda?" <br />"Wa'alaikum salam. Seneng banget. Luar biasa. Ini terjadi atas kuasa Allah. Atas izin Allah jualah sehingga kita bisa dipertemukan antara Slank dengan Aa Gym dan jamaahnya." <br />Usai menyanyi sebuah lagu lagi, Aa bilang, tak salah kalau Slank mulai membuat lagu yang sarat pesan. "Kata Nabi, orang yang beruntung itu adalah orang yang bisa memberikan kebaikan dan diikuti orang banyak. Maka pahalanya ikut kita tanpa mengurangi pahala yang berbuat. Kalau bahasa Slank yang baik ini sudah banyak yang didengar, orang mengikuti, Slank pun mendapat pahalanya sampai akhirat. Inilah untungnya orang populer. Kita tunggu syair Slank yang makin bermanfaat." Hadirin bertepuk tangan riuh. Acara ditutup doa. Slank dan Aa meneruskan pertemuan di rumah Aa. <br /><br />Wawancara Plus<br />Pukul 9.15<br />Nyantai, itulah kesan yang menonjol dalam pertemuan di rumah Aa. Ia malah tak bersorban. Wawancara ini terpaksa dipotong panggilan dari masjid. Aa harus mengisi pengajian di Masjid DT. Aa berkemas, pakai sorban dan sarung, terus bergerak ke masjid. "Ngobrolnya belum selesai, kan? Kita lanjutkan nanti. Kita ngaji bareng. Hayo atuh, sudah telat." Terlihat kru Slank masih enggan berdiri, Bunda berbisik sambil memberi isyarat, entah kepada siapa, "Ayoo, ajak ke masjid." Semua kru Slank dan rombongan, ke masjid. <br />Pukul 11.12<br />Saat ke masjid, ada saja santri yang antri menanti Slank. "Punten Kang Kaka, minta foto sebentar boleh yah," Ujang, seorang santri, memohon dengan senyum. Sebelum ke ruang masjid, personel Slank berwudhu. Meski sesak, mereka diberi tempat dekat mimbar. Di sela ceramah, Aa memperkenalkan personel Slank. Kaka didaulat mengungkapkan kesan-kesannya. "Saya seneng dan sangat bahagia hari ini. karena bisa bertemu dengan Aa dan para santri di sini. Ini pengalaman yang paling bagus dan berkesan buat saya. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat buat kami," kata pria berambut gimbal ini. Acara diakhiri shalat dzuhur. <br />12.15 <br />Ba'da Dzuhur awak Slank berjalan sekitar 100 meter menuju ke kediaman Aa. acara dilanjutkan makan siang bersama. Lesehan makan siang di lakukan di halaman depan rumah Aa.<br /><br />"Mana Abdi," tanya Budi, Pemred Koran Slank. <br />"Masih di masjid,"jawab Ifan dari kejauhan. <br />"Gila. Gue nggak nyangka, waktu gue batal wudhu, kan nggak kebagian tempat. Akhirnya gue shalat di keset persis di depan tempat wudhu. Eh, tahu-tahu ada santri menyodorkan sajadah buat gue. Alhamdulillah, langsung gue pake tuh sajadah buat shalat," ujar Ifan kepada Kaka dan Bimbim. <br />Sembari wawancara, Aa Gym melontarkan nasihat. "Slank jangan hanya menyanyi saja yah. Kalian juga punya kewajiban untuk membawa mereka menuju kebaikan. Kalian kan sudah dikenal dan punya banyak penggemar. Kalian punya massa. Buat mereka agar mempunyai semangat untuk maju. Sisipkan saja pelan-pelan, semua juga butuh proses. Ingat, yah, Slank." <br />Di tengah percakapan saat makan siang tiba-tiba handphone canggih Aa, jenis personal data assistance (PDA), berbunyi. Aa menerimanya. Lantas ia perdengarkan pembicaraan dengan pihak penelepon. <br />"Assalamualaikum, siapa nih". <br />"Wa'alaikum salam, saya A...A tolong doakan ya A.. istri saya mau melahirkan. Tinggal dua senti." <br />"Tinggal dua senti? Iya saya doakan...(lantas Aa sejenak berdoa berbisik). <br />Jaga baik-baik ya istrinya." (suara di seberang berganti, suara perempuan, agak bergetar). " <br />"A...doakan saya..." <br />"Iya, ya. Pasti didoakan. Tabah ya, Ibu ikut berdoa juga..." <br />"Iya, A. Terima kasih." <br />Pembicaraan ditutup. "Ya, begini inilah saya kadang-kadang telepon bunyi hanya untuk minta saran dan doa. Setiap mereka menghadapi suatu masalah mereka sering telepon saya. Walaupun kadang-kadang ada yang iseng. Ada yang kirim SMS aneh-aneh. Tak sepantasnya menjawabnya. Yang hari ini saja, ada 156 pesan. Handphone saya selalu terbuka, kecuali kalau saya ada keperluan khusus." <br />Usai makan, Slank dan Aa Gym foto bersama dilanjutkan dengan foto Aa Gym dengan seluruh keluarga Slank. Sebelum bertolak ke Jakarta, mereka dipersilakan melihat tata ruang rumah Aa yang bersahaja. <br /><br /><br /><br />Cermin Masa Lalu <br />Di masa kecil, saat pertama menyentuh benda bernama sepeda, kaki ini gemetar. Gemuruh di dada tak tertahankan sementara kedua tangan mencengkeram erat stang sepeda, padahal belum juga terkayuh pedal di kaki. Kedua mata menatap tajam menunggu lengang sepanjang jalan tertatap di depan, sebelum kayuhan pertama diayunkan. Satu kayuhan pun terayun, dan... lutut memar, lengan berdarah, ditambah kening sedikit benjol beradu kuat dengan aspal. <br /><br />Menyerah? tentu tidak. Meski harus kembali terluka, menambah benjolan di sisi lain kening, atau menutup luka kemarin dengan luka yang baru, semangat tak pernah luntur demi bisa berdiri di atas sepeda roda dua. Esok hari, tambah lagi luka baru, atau luka yang sama bertambah parah, tetap saja terus berusaha mengayuh sepeda. Tiga kayuhan pertama, jatuh. Esok mendapat tujuh kayuhan, kemudian jatuh. Sebelas kayuhan, jatuh lagi dan seterusnya entah sudah keberapa ratus kali aspal jalan depan rumah itu bersahabat dengan lutut, lengan, kening ini. Hingga akhirnya jalan lurus, jalan terjal, mendaki dan turunan, hingga berlubang pun mampu dilewati dengan lincah, cepat dan yang penting, tidak lagi jatuh. <br /><br />Menanjak remaja, sepeda motor pun dijajal. Tak peduli meski orang tua belum sanggup membelikannya, yang penting bisa dulu. Kali pertama menunggang kuda besi itu, ladang orang pun menjadi tempat pendaratan terbaik. Luka lama kembali terbuka, namun itu tak menyurutkan semangat. Malu rasanya tak mampu mengendarai motor layaknya semua teman lelaki di kampung. Bermodal semangat dan kepercayaan diri, ditambah sedikit gengsi kelelakian, melajulah motor tanpa lagi tersuruk di kebun singkong, tak lagi terparkir di tempat yang salah. <br /><br />Di masa lalu, jatuh bangun pernah dialami. Sakit, luka, menangis, berdarah-darah menjadi sahabat sehari-hari. Tapi sakit, luka, air mata dan darah yang pernah menetes itu menjadi saksi bahwa semangat diri tak pernah padam untuk meraih keberhasilan. Tak hanya semangat, cita-cita untuk sekadar bisa melenggang mulus di atas sepeda atau motor yang begitu kuat, membuat diri rela jatuh bangun dan terluka. Sebuah pengorbanan yang harus dibayar. <br /><br />Di masa lalu, kegagalan demi kegagalan pernah sangat rekat dengan diri ini. Pernah juga beberapa kesuksesan menjadi bagian kehidupan, gerimis hati ini saat menjalaninya. Jutaan jalan berlubang pernah terlalui, beberapa kali terjerembab di dalamnya. Jalan gelap begitu sering harus ditapaki, tak jarang menemui jalan buntu. Tak terbilang peluh saat mendaki, sementara senang tak terkira ketika mendapati jalan menurun. Yang membuat diri tak percaya, sungguh semuanya pernah dilalui. <br /><br />Di masa silam, ada banyak sahabat baru berdatangan dan mengiringi hari-hari penuh kehangatan. Tak berbeda masanya, beberapa sahabat pernah pula meninggalkan diri, menjauh dan tak lagi pernah tahu gerangan dirinya. Pilu ketika harus berpisah, haru saat berjumpa kembali. Begitu banyak cinta bersemi, meski di waktu yang sama ada pula yang menabur benci pada diri. <br /><br />Ketika masih sama-sama di bangku pendidikan, bersama sahabat mengukir mimpi. Melukis masa depan, membayangkan akan menjadi apa diri ini kelak, usia berapa menikah, seperti apa pasangan hidup nanti, berapa banyak anak yang dihasilkan, apa jenis kendaraan yang diinginkan, rumah sebesar apa yang didambakan, berapa banyak yang diinginkan saat kali pertama gajian, dan apa yang ingin dibeli dengan gaji pertama itu. <br /><br />Waktu berlalu, mimpi terlewati, ada yang terwujud, tak sedikit yang menguap bersama awan di langit. Lukisan masa depan semakin buram, tak lagi jernih seperti saat pertama ditorehkan di atas kanvas harapan. Ada yang menyesali langkah tak tepat yang pernah ditempuh, ada yang mensyukuri karena tak selamanya apa yang dianggap benar, benar pula menurut Sang Maha Berkehendak. <br /><br />Kita memang tak pernah bisa tahu yang akan terjadi besok, tetapi kita pernah punya masa lalu yang telah banyak memberi pengajaran. Kita pernah jatuh, terpuruk, sedih, bahagia, manis, pahit, terbang, menangis, tertawa, sendiri, bersama, di masa lalu. Sedangkan masa depan, kita hanya bisa mengukirnya di dalam bingkai mimpi, hanya bisa mengira, merencana dan merekayasa. Justru karena itulah, kita mesti belajar dari masa lalu. Karena masa lalu telah pernah mengajarkan semuanya. Bercermin dari masa lalu, agar rencana dan rekayasa untuk mimpi masa datang lebih mendekati kenyataan. <br /><br />Bayu Gawtama<br /><br /><br />Wanita Bisu, Tuli, Buta dan Lumpuh Yang Engkau Cintai <br />Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.<br />Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, "Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya". <br />Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini." Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam".<br />Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka."<br />Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, "Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?" Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat." Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"<br />Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?" Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, "Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !"<br />Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !"<br />Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, "Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala". Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum�."<br />Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya.<br />Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ?<br />Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?" Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah". Tsabit bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?" Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, "aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".<br />Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, "Ketika kulihat wajahnya��Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".<br />Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.<br /><br /><br /><br />Cangkir yang Cantik <br />Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.<br />Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.<br />Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"<br />Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.<br />Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkan dingin.<br />Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.<br />***<br />Teman, seperti inilah Allah membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Allah.<br />Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Allah sedang membentuk Anda. Bentukan -bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai.Anda akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk Anda.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kalau Abang Mati Duluan<br />Pada Selasa, 24 Februari 2009 09:37 WIB <br /><br />“Jangankan nanya, ngebayangainnya aja nggak sanggup!” Kata seseorang waktu kuminta dia bertanya kepada suaminya bahwa bila suaminya meninggal duluan, boleh nggak dia nikah lagi sama laki2 lain. <br />He he, iseng banget ya permintaanku?! <br />Trus aku bilang aja, “Ya nggak usah dibayangin lah, iseng aja tanya. Atau nanyanya gini… “kalo aku yang mati duluan, kamu bakalan nikah lagi nggak?”…gitu…”<br />Hi hi hi, penasaran aku, apa jawaban para suami. Kalau jawaban suamiku sih aku tahu. <br />***<br />Waktu itu aku baru saja mengetahui bahwa tetanggaku yang telah menjanda lebih dari dua tahun itu udah nikah lagi. Kabar itu pun aku sampaikan kepada suamiku. Kukatakan padanya, “Bang, ternyata ibu itu dah nikah lagi.” <br />Nggak penting banget ya ngasih tahu suamiku?! Tapi berhubung tetangga dekat, kayaknya suamiku perlu tahu juga deh, supaya nggak kaget gitu lho, soalnya kan pas dia nikah kita nggak tahu. Ntar kalo ada orang yang ngomong macam2, suamiku jadi bisa ngebelain.<br />Trus suamiku tiba2 bilang, “Wah, kasian dong suaminya yang pertama.”<br />“Kok kasian?” tanyaku tiba2 juga. <br />“Iya…” jawab suamiku singkat. <br />Aku pun teringat hadits tentang shahabiyah yang tidak menikah lagi setelah suaminya meninggal dunia.<br />***<br /><br />Dari Maimun bin Mihran, ia mengatakan: “Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhu meminang Ummud Darda’, tetapi ia menolak menikah dengannya seraya mengatakan, ‘Aku mendengar Abud Darda’ mengatakan: ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, artinya : “Wanita itu bersama suaminya yang terakhir,’ atau beliau mengatakan, ‘untuk suaminya yang terakhir”[1]<br />Dari ‘Ikrimah bahwa Asma’ binti Abi Bakar menjadi isteri az-Zubair bin al-‘Awwam, dan dia keras terhadapnya. Lalu Asma’ datang kepada ayahnya untuk mengadukan hal itu kepadanya, maka dia mengatakan, “Wahai puteriku, bersabarlah! Sebab, jika wanita memiliki suami yang shalih, kemudian dia mati meninggalkannya, lalu ia tidak menikah sepeninggalnya, maka keduanya dikumpulkan di dalam Surga” [2]<br />***<br />Trus iseng2 aku tanya sama suamiku, “Emangnya kalo abang mati duluan, muti nggak boleh nikah lagi?” <br />Kata suamiku, “Ya enggak dooong…” <br />Ha ha ha… aku jadi ketawa. Walaupun sebenarnya kata2 itu kedengaran indah banget bagiku.<br />“Tapi kalo muti yang mati duluan, abang bakalan nikah lagi nggak?” tanyaku lagi, penasaran. <br />Dengan cepat suamiku menjawab, “Plis deh, Ti… ntar siapa yang ngurusin abang?”<br />Ha ha ha… aku jadi tambah ketawa. Maksudnya “ntar siapa yang ngurusin abang, jadi mudah2an aku jangan mati duluan.”? Atau “Ntar siapa yang ngurusin abang, jadi abang bakalan nikah lagi.”? He he he… Wallahua’lam.<br />“Tapi bang,” lanjutku, “kalo abang mo nikah lagi, toh muti juga udah mati, jadi kan nggak akan cemburu lagi ya?!” <br />“Iya, jadi nggak apa2 khaaan?!” goda suamiku.<br />“Huuu, dasar!” Kataku sedikit sewot, bercanda. “Tapi nggak apa2 deh, bang. Daripada ntar abang kesepian di surga.” kataku, “Kayak bidadarinya pada mau aja sama abang.” [3]<br />Ha ha ha… ! Aku dan suamiku tertawa lepas. <br />“Pede banget ya kita, kayak bakalan masuk surga aja…” kataku tersadar… (Aamiin…)<br />“Tapi di surga mah nggak ada cemburu2an ya bang, sama bidadari?” kataku. <br />“Ya enggak lah, makanya jadi istri sholehah. Ntar suaminya diambil bidadari duluan lho [4].” Kata suamiku.<br />“Ya udah, bang, kalo gitu bilang aja sama bidadarinya kalo abang udah punya istri.” [5]<br />Ha ha ha ha ha! <br />Aku dan suamiku pun tertawa lagi… He he he!<br />Subhanallah, percakapan yang tak terlupakan… mencerahkan hari, membuat berfikir.<br /><br />AKU KEMBALI <br />Oleh : Achie <br />Bagiku ini adalah pijakan perdanaku di bumi Nanggroe Darussalam, yang kata banyak orang merupakan salah satu daerah anti maksiat, suci lagi bersih dari dosa. Aku yakin karena itulah kenapa aku ada disini sekarang. Dengan membawa sebuah misi untuk mengotori kesucian surgawi di tempat ini. <br />Akupun tersenyum. Sepintas kulihat sepasang gadis berkulit sedikit gelap. Mereka sedang menanti seseorang yang ingin mereka jumpai. Mereka asyik berbincang, gadis yang menurutku lebih manis dari temannya itupun serius mendengarkan, sambil merapikan penutup kepala yang rusak tersapu angin. Aku tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Yang aku tahu mereka pasti gadis muslim. Seperti yang pernah kulihat direkaman Mr. Jhon Abraham, sang master of mission. Ketika kami " Team of Mission " diperkenalkan dan dibina untuk terampil dalam melaksanakan misi kristenisasi yang akan disebarkan ke Negara-negara Islam. Dalam pelatihan itulah aku mengenal budaya Islam, symbol dan cara berpakaian mereka yang selalu membuat kami tertawa. <br />" They are so crazy. Kulit mereka pasti tidak bagus, selalu ditutupi padahal suasana lumayan panas. " Mark, sobat karibku selalu berkomentar seperti itu setiap kali tayangan ‘ Moslem's World ‘ ditampilkan. <br />" Makanya gadis mereka itu tidak laku di dunia internasional, ketutup kali. " Zeke sang playboy profesional itupun ikut berkomentar. <br />Dan aku hanya tersenyum, selalu sepert itu. Aku juga tidak mengerti kenapa aku merasa kesejukan tersendiri disaat aku melihat tayangan itu. Seperti saat ini, aku merasa ada sesutau yang kembali, tapi aku tak tahu apa itu. Padahal tercatat ini adalah langkah pertamaku disini. Mobil Volvo merah marun itupun tiba, Mr. Richard menyambutku hangat. <br />" Welcome to Aceh, Harry. Aku harap kau betah disini. " <br />" Thank's, sir. " Jawabku datar. <br />" Bagaimana keadaan Mr. Jhon? " Tanyanya. <br />" He's fine. " <br />" Kau sangat beruntung Harry, aku yakin kau pasti siswa andalan Mr. Jhon, terbukti dengan hadirmu disini. " Sambil tersenyum bangga Mr. Richard menepuk bahuku pelan, dan senyum itu kulihat begitu menyimpan misteri, namun aku tak tahu apa itu. Aku yakin semua akan baik-baik saja. <br />Lalu, " of Course. " Jawabku mantap, akupun tersenyum tulus. Yup itu adalah pernyataan yang sangat benar pikirku. Karena memang aku adalah salah satu siswa teladan di Team itu. Mr. Jhon selalu mengatakan itu " You're the best, Harry. " Dan aku selalu bangga dibuatnya. Harry Mc Hadden, itulah namaku. Aku tak tahu apakah nama itu adalah nama pemberian orang tuaku atau tidak. Aku tak tahu apakah aku terlahir dari sebuah keluarga lengkap yang dihuni oleh kasih sayang sepasang Mom dan Dad atau aku hanyalah anak yang terlahir dengan kerintihan seorang Mom saja tanpa harapan. Entahlah, yang jelas aku sama sekali tidak memiliki memori untuk itu, aku tidak ingat langkah kecilku berlari, aku tidak ingat suara bisikan kasih sayang seorang Ibu. Yang aku tau hanyalah, aku pemuda yahudi yang diasuh oleh pastur Mr. Jhon Abraham. Namun, mata dan rambutku yang hitam pekat kelihatan sedikit berbeda dari teman-temanku membuat aku sedikit risih karena aku merasa begitu asing. Tapi jauh di sudut hatiku rasa itu berbeda, keanehan ini menjadikan satu tanda tanya yang sampai saat ini belum kutemukan jawabannya. <br />" Ayo kita jalan, sebelumnya aku akan membawamu keliling terlebih dahulu, sebelum kita berhenti di Hermes Palace Hotel, tempat kau tinggal selama kau berada di Aceh ini. " Mr. Richard membuyarkan lamunanku. <br />" It's nice, sir. Aku juga ingin melihat daerah ini. " Jawabku singkat. <br />" Oce, let's go. " <br />Kami lalu berangkat meninggalkan Bandara Iskandar Muda yang begitu banyak peminatnya setelah tiga tahun terakhir ini sejak bencana besar Tsunami melanda daerah suci ini, seakan Aceh menjadi objek wisata yang termasyhur. Perbincanganpun terus berlanjut. Banyak hal yang kutanyakan pada Mr. Richard, karena usiaku yang beranjak 15 tahun tidaklah sangat matang untuk mengemban misi ini. <br />Terkadang ribuan pertanyaan menghantuiku, kenapa mereka terlalu cepat memberi tugas ini padaku, padahal aku merasa belum matang untuk ini. Tapi Mr. Jhon Abraham begitu mempercayaiku. Dia sangat yakin aku mampu melaksanakan titahnya. Memang aku akui, kegesitanku dalam menanggapi satu masalah merupakan kelebihanku diantara teman-teman yang lain. Aku juga tidak tahu, materi-materi mengenai permasalahan umat muslim yang diberikan sangat aku pahami, seperti terhafal dipikiranku. Seperti misalnya, ketika Mr. Jhon menanyakan seperti apa proses pengajian anak-anak yang berlaku di kalangan umat Islam, dan aku menjawabnya dengan sangat betul. Applause menggema untukku. Aku sendiri bingung kenapa aku bisa menjawabnya, kala itu aku tersenyum. Lalu, akupun memberi ide untuk terlebih dahulu mendekati anak-anaknya, karena anak-anak adalah sasaran empuk untuk misi ini. Karena mereka masih terlalu polos dan suci. Forum menerima penuh usulku. Dan karena itulah aku berada disini sekarang. Beberapa menit kemudian, kami melewati sebuah bangunan indah yang sangat megah berdiri. Sebuah mesjid. Aku termangu. <br />" Itu dia mesjid Baiturrahman. A great mosque in Aceh. " Mr. Richard seolah tahu apa yang sedang aku pikirkan. " Aku yakin kau pasti sudah melihatnya, bukan? ". <br />" Yup, Mr. Jhon hampir setiap kali ia memperlihatkannya. Sebagai sasaran utama katanya. " Jawabku datar. <br />" Right! ". Jawab Mr. Richard mantap. <br />Kesejukan itu kembali menyiramiku. Sejak masa pelatihan aku sudah merasakan hal yang sama, tapi selalu tak jelas bentuknya. Karena aku juga bingung apa itu. Tapi, setelah aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bangunan reliji itu, rasa itu mulai samar bentuknya, hampir teraba tapi tetap saja membuat kepalaku pusing. Akupun menggeleng keras agar pikiran itu segera hilang. Lalu, aku melihat kesekeliling untuk segera menghapus penat yang kurasakan, namun rasa itu semakin menggebu. Aku mengenal jalan ini. Aku merasa pernah berjalan berulang kali disini. Penuh canda, penuh tawa dan penuh kedamaian. Tapi, lagi-lagi bentuk itu tidak sempurna. <br />" Harry, are you ok? " Richard mulai mencium gelagatku. <br />" Yes, I'm ok, sir . " Jawabku menetralkan. <br />" Aku yakin kau pasti sangat lelah. Baiklah aku akan mengantarmu ke hotel, agar kau bisa istrirahat dan esok adalah hari perjuanganmu. " <br />" aku pikir juga seperti itu." Setujuku. <br />Setibanya di hotel, aku sedikit merasa lega. Sesaat ku temani Richard berbincang dengan gadis receptionist. Aku mengambil kunci yang diberikan oleh gadis itu, tak sengaja aku melihat nama yang tercantum di pakaiannya 'Maria', aku tak yakin itu nama aslinya. Langkah ku percepat, karena kelelahanku mulai bertambah. <br />Aku disapa lembut oleh seorang gadis pelayan hotel yang tampak jelas garis wajah Acehnya, namun ia tidak seperti gadis yang kutemui di bandara tadi, rambutnya tergerai lepas dengan sedikit warna merah ditengahnya. Aku kembali tersenyum. Dia pasti korban teamku, batinku berbisik . Kemudian aku membuka pintu kamarku dan segera beristirahat. <br />Esok paginya, pukul 08.00, Mr.Richard kembali menjemputku, Kali ini dia bersama tiga orang bule lainnya, aku yakin pasti mereka juga dari NGO yang sama dengan Richard. Setelah " say hello " sebentar, kami melanjutkan perjalanan. Dan kami melewati sebuah mesjid yang lebih kecil dari mesjid yang kulihat kemarin. Tanpa sadar aku berkata, " Stop here Richard! Ada hal yang harus aku teliti. " Alasanku. Entah kenapa magnet itu sangat kuat. Mesjid Darul Makmur Lambaro Skep, sekilas kubaca papan yang terdapat di depan mesjid itu. Kembali ku termangu. Rasa itu semakin berbentuk, aku terus berjalan dengan memperhatikan secara seksama mesjid itu. Sekilas aku melihat dua orang pemuda yang usianya lebih mapan dariku, berdiri di tangga mesjid memberi senyum tulus padaku. Aku pun membalas senyum itu. Lalu, pandanganku terpaku pada tangga dimana mereka berdiri, aku terpaku. Sepertinya aku melihat sesosok anak kecil di sana yang aku yakin itu adalah aku, berlari berkejaran bersama teman yang lain, namun aku ragu. <br />" Harry. " Panggilan Richard kesekian kalinya baru kusadari. <br />" What are you doing here ? Kita harus segera pergi ke lapangan. Jangan buang waktu, karena kau datang kemari bukanlah hanya untuk memperhatikan bangunan yang tidak berarti apa-apa buat kita. ". Tampak gurat kemarahan di wajah pemuda matang itu. Richard adalah salah satu alumni tempatku dididik, sejak tiga tahun lalu ia telah berada di sini, tepatnya setelah tsunami melanda negeri ini dan itulah gerbang lebar buat para team kami. <br />" Apa yang engkau katakana ? Bangunan yang tidak ada artinya? Tapi aku merasa tempat ini sangat berarti dan punya sejarah yang sangat istimewa. " Jawabku mantap. <br />" Apa? Bagaimana mungkin terjadi, kau terlahir dan dibesarkan di Amerika, kau berdarah Yahudi, tidak mungkin kau mengenal mesjid, terlebih lagi daerah ini. " <br />" Entahlah Rich, tapi aku yakin perasaan ini tidak salah. Give me a chance. " Mohonku. <br />" Tidak sama sekali, ayo kita berangkat sebelum semuanya terlambat. Kalo tidak..." Richard mulai memberii ancaman padaku. Namun tiba-tiba... <br />" Hanif? " Seseorang lelaki perawakan khas Aceh dan sedikit bergaya Arab memanggil nama itu. Aku tak tahu siapa yang dia maksud, tapi aku juga tidak mengerti mengapa aku menoleh. <br />" Hanif? Kamu benar Hanif kan? Santri ustadz yang paling shalih dan pintar. " Sambungnya. <br /> " Apakah yang kamu maksud itu saya? " Tanyaku ragu. <br />" Iya dong, masa' orang lain. Nama kamu kan Hanif, Muhammad Hanif. " <br />" Apa yang kau katakan tuan. Kau pasti salah orang, namanya Harry Mc Hadden. Bukan Hanif atau apapun itu. Harry, ayo kita pergi sekarang. " <br />" Hanif? Benarkah kau itu sayang. " Seorang ibu kira-kira berumur lima puluh tahun kembali memanggilku dengan nama itu. Aku semakin yakin. Terlebih ketika aku melihat mata ibu itu, mata yang selama ini hilang dari lamunanku. Aku kembali terpaku, namun kali ini rasa itu tinggal sekian persen akan sempurna. Tapi aku masih terdiam. <br />" Hanif, kau adalah anakku ini ibumu...apa kau tidak mengenalku lagi? Aku yakin kalau kau masih hidup dan ternyata Allah mengabulkan do'a ibumu ini, kau kembali anakku..." Ratapan ibu itu sangat menyentuh hatiku. <br />" Hanif, benar apa yang beliau katakan, kau memang Hanif, anak yang hilang dibawa pergi oleh mereka para misionaris. " Tambah sang laki-laki itu, yang mengaku sebagai guru pengajianku. Dan aku, apa yang mereka perbincangkan, ini menjadi bukti yang kesekian kalinya bahwa aku benar anak negeri ini. Lalu, aku menoleh ke Richard dengan tatapan penuh harap. <br />" Rich, aku merasakan hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, aku bahagia bertemu mereka. Aku rindu tatapan mata ibu itu dan aku yakin kedatanganku kemari bukanlah langkah pertamaku, tapi kedatanganku ini membuktikan bahwa aku kembali. " Aku kembali menoleh kepada ibu itu dan sekejab aku sudah berada dalam pelukan hangatnya, yang sudah lama tak kurasakan. <br />Dan aku semakin yakin pelukan ini yang benar-benar hilang selama ini. Rasa itu telah sempurna. Aceh aku telah kembali, menjadi pemudamu yang setia. <br /><br /> <br /> <br />Cinta dan Perkawinan Menurut Plato <br />Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?<br />Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta" Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.<br />Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"<br />Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)"<br />Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"<br />Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"<br />Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"<br />Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"<br />Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar / subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.<br />Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"<br />Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"<br />Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"<br />CATATAN - KECIL :<br />Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya. <br />________________________________________________________<br />Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.<br /> <br />Rahasia Sebuah Nama <br />Oleh : Eman Sulaiman <br /><br />Beberapa waktu lalu, saya melihat seorang teman kantor yang sedang hamil membuka-buka internet (nge-browsing). Selama ini jarang sekali saya melihat dia bermain-main dengan internet. “Wah, tumben nih buka-buka internet, cari apaan?,” tanya saya. “Ini Kang, saya sedang cari nama-nama bayi untuk anak saya!,” jawabnya sambil tersenyum. “Udah dapat?,” tanya saya lagi. “Teu acan aya nu cocok, (belum ada yang cocok),” jawabnya. Setelah itu saya memberi tahu si Teteh teman saya tadi beberapa referensi tentang nama-nama anak!<br /><br />Nama. Inilah satu kata yang selalu dimiliki setiap benda. Ia adalah simbol atau identitas di mana manusia dapat mengidentifikasikan objek-objek yang ada di sekitarnya. Dengan nama pula, seseorang dapat membedakan suatu benda dengan benda lainnya, atau antara dirinya dengan hal-hal yang bukan dirinya. <br /><br />Dalam sebuah nama terkandung sekumpulan informasi tentang identitas orang yang memilikinya, entah itu jenis kelamin (gender), suku bangsa, kepribadian, agama, latar belakang keluarga, pandangan hidup, status sosial, budaya, dan lainnya. Walau tidak mencakup semua informasi ini, sebuah nama pasti mengandung minimal sebuah informasi tentang identitas diri. Nama Siti Yanuarti misalnya. Orang yang memiliki nama ini pasti seorang wanita, beragama Islam, orangtuanya mungkin taat beribadah, lahir bulan Januari, dan lainnya. Demikian pula dengan nama Alesandro Lucatelli, Mike Tyson, Jacky Chan, Abdullah bin Idrisi al-Maghribi, dan lainnya. Dalam nama tersebut pasti ada satu dua hal yang menginformasikan jati diri pemiliknya. <br /><br />Karena itu, pertanyaan retoris dari Juliet: “What’s the meaning in a name? Apalah arti sebuah sebuah nama?”—seperti diungkapkan William Shakespeare dalam novelnya Romeo & Juliet—tidak lagi tepat untuk memberi kesan bahwa nama itu tidak atau kurang penting. <br /><br />Kenyataannya, nama tidak saja sebagai identitas diri, lebih jauh lagi, nama bisa membentuk rasa percaya diri bahkan konsep diri seseorang. Ada orang yang tidak pede dalam bergaul, minder, atau menyalahkan orangtua mereka karena masalah nama. Mereka merasa kikuk dengan nama yang mereka sandang, walaupun nama tersebut memiliki makna yang baik, hanya karena “sedikit kampungan”. Saat memperkenalkan diri dalam seminar, saat dipanggil dokter di ruang tunggu, saat berkunjung ke rumah calon mertua, saat dipanggil teman di keramaian, biasanya menjadi momentum yang kurang mengenakkan. Bahkan tak jarang, ketika harus menyebutkan nama, biasanya nama tersebut sering disamarkan atau hanya disebutkan nama belakangnya saja (duh pengalaman!). <br /><br />Biasanya orang seperti ini berasal dari desa atau daerah, yang karena satu dua hal “tersasar” ke kota, entah itu karena kuliah, bekerja, dsb. Ingin rasanya mereka mengganti namanya dengan yang lebih nge-trend dan lebih kosmopolitan. Sayangnya, nama tersebut sudah kadung tertera di ijasah, akta kelahiran, atau sebagai rasa penghormatan kepada orangtua yang telah memberikan nama, sehingga mereka menunda keinginan tersebut.<br /><br />Menurut pandangan Islam, kita tidak layak menjadi minder, rendah diri, atau malu hanya karena sebuah nama. Kita layak malu kalau kelakuan kita menyebalkan orang lain. Meskipun demikian, Islam menekankan agar pemeluknya memiliki nama-nama yang indah. Rasulullah Saw menganjurkan para orangtua untuk memberikan nama yang baik lagi indah untuk anak-anaknya. Bukankah nama adalah sebuah doa juga ungkapan cinta? Di mana seseorang akan tertantang untuk berperilaku sesuai nama yang dimilikinya. <br /><br />Dari sini, saya bisa memahami kebingungan si Teteh tadi dalam mencarikan nama yang cocok untuk calon bayinya. Memang, memberi nama anak gampang-gampang susah. <br /><br />Ada beberapa kriteria dalam kita memberikan nama pada anak. Pertama, nama anak harus memiliki makna yang baik. Baiknya arti sebuah nama bisa disebabkan karena di dalamnya terkandung doa, pujian, dan harapan dari orangtua. Kedua, nama anak harus memiliki nilai bunyi yang manis, ritmis, estetis, merdu, sehingga enak didengar. Ketiga, nama harus mencerminkan aspek kemaskulinan dan kefemininan. Keempat, nama anak hendaknya mencerminkan sesuatu yang monumental. Sebagai cerminan cinta, nama anak bisa merupakan perpaduan antara nama kedua orangtuanya, setting ketika ia dilahirkan, atau peristiwa yang mengesankan.<br /><br />Intinya, nama yang baik adalah nama yang memancarkan nilai-nilai kehidupan. Ia merupakan paduan harmonis makna yang dalam dan nilai sastra yang tinggi. Ia harus mengandung doa dan harapan suci, menggairahkan semangat juang yang melahirkan kecintaan pada kebenaran, memotivasi pemiliknya menjadi insan berakhlak mulia lagi berilmu.<br /><br />Bagi yang sudah terlanjur memiliki nama yang kurang indah dan kurang bermakna, jangan bersedih, indahkan dan maknai namamu dengan akhlak mulia. Bagi yang memang namanya sudah indah, maka makin perindah ia dengan akhlak mulia pula. Setuju? ■ <br /><br /><br /><br /><br />Surat Untuk Yang Tersakiti <br />Oleh : Muhammad Baiquni <br />Teruntuk seseorang yang pernah ku sakiti. <br />Teruntuk seseorang yang kecewa dengan tingkahku selama ini, untuk dia yang terus berdiam diri, untuk seseorang yang pernah mengisi namanya dihatiku ini.<br />Assalamu’alaikum wahai engkau yang pernah tersakiti,<br />Lama kita tidak saling mengirim kabar, teramat lama juga kita membangun luka antara sesama kita. Maafkanlah aku yang terus kecewa, maafkan aku yang begitu posesif ingin melindungimu namun aku tak pernah mengerti cara yang dewasa yang kau anggap baik untuk melindungimu. Maafkanlah aku yang tak pernah dewasa dalam mengambil sikap.<br />Teramat lama aku ingin segera mengakhiri perang dingin ini. Teramat lama aku ingin kita kembali berteman seperti dulu lagi, tanpa harus ada makian antara aku dan kamu. Teramat lama dan telah teramat sesak aku menunggu waktu yang tepat untuk mengucapkan kata maaf ini. Maka maafkanlah aku.<br />Apakah engkau harus terus memegang kata: tidaklah mudah untuk memaafkan.<br />Bukankah Tuhan saja Maha Pemaaf, namun mengapa aku atau engkau tidak mampu memaafkan? Sudah menjadi tuhan-tuhan kecilkah kita?<br />Atau memang engkau telah memaafkan segala kesalahanku? Namun mengapa telah terputus tali silaturahmi diantara kita?<br />Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu. Janganlah begitu mudah memutuskan sesuatu yang berat, janganlah begitu mudah membenci sesuatu. Hal yang engkau anggap ringan itu sebenarnya adalah sesuatu yang berat di mata Allah. “Dan janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil.”<br />Masih ingatkah engkau suatu kisah, dimana engkau bercerita: “Aku pernah memiliki seekor domba, dulu domba itu begitu kusayang. Kemana aku pergi domba itu mengikutiku, dan kemana domba itu beranjak akupun mengikutinya. Namun suatu hari aku amat begitu buruk dan membencinya, domba itu mulai sering mengomel. Dia mengoceh betapa aku harus lebih sering mandi, dia terus berkelakar bahwa tidak baik jika aku tidak mandi. Dia mulai sering mengkritikku. Aku marah. Aku ku tinggalkan domba itu sendiri. Tidak peduli dia mau mati atau terisak nangis sendiri. Bahkan domba itu mulai membentak bahwa selama ini aku tidak ikhlas menemaninya, padahal aku ikhlas.”<br />Dan aku pun tersenyum mendengar kisahmu. Aku pun berkata, “Mengapa tidak kau temani lagi dombamu yang sedang merajuk itu?”<br />Kau pun ketus menjawab, “TIDAK! Dia bukan dombaku!”<br />Tahukah engkau wahai seseorang yang pernah ku sakiti, aku pun kini merasakan apa yang dialami oleh domba itu. Terlalu sakitkah dirimu sehingga engkau begitu membenciku dan menjadikan aku laksana domba dalam ceritamu?<br />Jangan seperti itu. Sungguh jangan seperti itu. Janganlah engkau seperti Yunus ketika meninggalkan kaumnya karena kemarahannya akibat kezaliman kaumnya dan Allah pun memperingatkan Yunus, “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.”<br />Dulu kita pernah berteman baik sekali, hingga aku pun mengerti kapan kau akan sakit dalam tiap-tiap bulanmu. Dulu engkau begitu pengasih, hingga tahu betapa aku menginginkan sesuatu dan engkaupun memberikannya. Dulu, kita berdua begitu baik.<br />Namun mengapa setelah datang kebaikan, timbul keburukan?<br />Sedari awal, aku telah memaafkanmu. Bahkan aku merasa, kesalahanmu di mataku adalah akibat salahku. Aku yang memulai menanam angin, dan aku melihat badai di antara kita. Badai dingin yang amat begitu menyesakkan. Paling tidak untukku.<br />Jangan takut jika engkau khawatir perasaan cinta yang dulu melekat akan kembali timbul. Aku bukanlah seorang baiquni seperti yang dulu lagi. Aku telah mengubah sudut pandangku tentang seseorang yang layak aku cintai. Aku sekarang sedang mencari bidadari.<br />Ingin aku bercerita kepadamu, kandidat-kandidat bidadariku.<br />Mengapa setelah habis cinta timbul beribu kebencian. Mengapa tidak mencoba membuka hati untuk seteguk rasa maaf. Jujur, bukan dirimu saja yang tersakiti, namun aku juga. Namun aku mencoba membuang semua sakit yang begitu menyobek hati. Andai engkau tahu wahai engkau yang pernah kusakiti.<br />Pernahkah engkau menangis karenaku seperti aku menangis karenamu? Seperti aku terisak dihadapanmu. Pernahkah?<br />Mungkin dirimu telah menemukan seseorang yang begitu engkau sayangi. Seseorang yang mampu membangkitkan hidupmu lagi, tetapi aku? Pernahkah engkau berpikir betapa hal yang engkau lakukan terhadapku begitu berdampak laksana katrina. Bahkan setelah itu aku masih memaafkanmu, bahkan aku menunduk memintamu memaafkan aku.<br />Sudah menjadi tuhan kecilkah dirimu? Bahkan Tuhan saja memaafkan.<br />Tahukah wahai engkau yang pernah tersakiti, betapa aku meneteskan air mata saat menulis ini. Betapa aku seolah pendosa laksana iblis yang terkutuk. Apakah engkau mengerti apa yang kurasakan? Mengertikah dirimu?<br />Tak pernah ada manusia yang luput dari suatu kekhilafan. Tidak aku, tidak juga kamu wahai engkau yang pernah tersakiti. Maka, bukalah pintu maafmu itu.<br />Untuk surat ini, untuk kekhilafanku yang lampau, untuk kenangan yang membuatmu sakit, untuk segala sesuatu tentang kita, aku minta maaf.<br />Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.<br /><br />Ayah....Maafkan aku... <br />Dear All,<br />Buat semua yang telah menjadi orang tua dan atau calon orang tua.... Ingatlah....semarah apapun, janganlah kita bertindak berlebihan... Sebagai orang tua, kita patut untuk saling menjaga perbuatan kita especially pada anak2 yg masih kecil karena mereka masih belum tahu apa2.<br />Ini ada kisah nyata yg berjudul "Ayah, kembalikan tangan Dita........."<br />Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. <br />Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya. <br />Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya.� Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas.� Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.<br />Hari itu ayah dan� ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah. <br />Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... <br />Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan."���� "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?"� hardik si isteri lagi. <br />Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. <br />Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. <br />Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. � "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak. <br />Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.� "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu� parah. "Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi. <br />Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.� "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul.� Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.� "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris. <br />"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji� tdk akan mengulanginya lagi!��� Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?...� Bagaimana Dita mau bermain nanti?...� Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang. <br />Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2� dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf. <br /><br />Jujur <br />Siang ini tadi yayangku tiba-tiba nelpon. Makan siang yuk, ajaknya. Oke, jawabku. So she picked me up at the lobby of Jakarta Stock Exchange building. Selepas SCBD, kami masih belum ada ide mau makan dimana. Ide ke soto pak Sadi segera terpatahkan begitu melihat bahwa yang parkir sudah sampai sebrang-sebrang. <br />Akhirnya kami memutuskan makan gado-gado di Kertanegara. Bisa makan di mobil soalnya. Sampai di sana masih sepi. Baru ada beberapa mobil. Kami masih bisa milih parkir yang enak. Mungkin karena masih pada jumatan. Begitu parkir, seperti biasa, joki gado-gado sudah menanyakan mau makan apa, minum apa. Kami pesan dua porsi gado-gado + tehbotol. <br />Sambil menunggu pesanan, kami pun ngobrol. So, ketika tiba2 ada seorang pemuda lusuh nongol di jendela mobil kami, kami agak kaget. "Semir om?", tanyanya. <br />Aku lirik sepatuku. Ugh, kapan ya terakhir aku nyemir sepatuku sendiri? Aku sendiri lupa. Saking lamanya. Maklum, aku kan karyawan sok sibuk... Tanpa sadar tanganku membuka sepatu dan memberikannya pada dia. <br />Dia menerimanya lalu membawanya ke emperan sebuah rumah. Tempat yang terlihat dari tempat kami parkir. Tempat yang cukup teduh. Mungkin supaya nyemirnya nyaman. <br />Pesanan kami pun datang. Kami makan sambil ngobrol. Sambil memperhatikan pemuda tadi nyemir sepatuku. Pembicaraan pun bergeser ke pemuda itu. <br />Umur sekitar 20-an. Terlalu tua untuk jadi penyemir sepatu. Biasanya pemuda umur segitu kalo tidak jadi tukang parkir or jadi kernet, ya jadi pak ogah. <br />Pandangan matanya kosong. Absent minded. Seperti orang sedih. Seperti ada yang dipikirkan. Tangannya seperti menyemir secara otomatis. Kadang2 matanya melayang ke arah mobil-mobil yang hendak parkir, (sudah mulai ramai). Lalu pandangannya kembali kosong. <br />Perbincangan kami mulai ngelantur kemana-mana. Tentang kira2 umur dia berapa, pagi tadi dia mandi apa enggak, kenapa dia jadi penyemir dll. Kami masih makan saat dia selesai menyemir. Dia menyerahkan sepatunya padaku. Belum lagi dia kubayar, dia bergerak menjauh, menuju mobil-mobil yang parkir sesudah kami. <br />Mata kami lekat padanya. Kami melihatnya mendekati sebuah mobil. Menawarkan jasa. Ditolak. Nyengir. Kelihatannya dia memendam kesedihan. Pergi ke mobil satunya. Ditolak lagi. Melangkah lagi dengan gontai ke mobil lainnya. Menawarkan lagi. Ditolak lagi. Dan setiap kali dia ditolak, sepertinya kami juga merasakan penolakan itu. Sepertinya sekarang kami jadi ikut menyelami apa yang dia rasakan. <br />Tiba-tiba kami tersadar. Konyol ah. Who said life would be fair anyway. Kenapa jadi kita yang mengharapkan bahwa semua orang harus menyemir ? hihihi... Perbincangan pun bergeser ke topik lain. <br />Di kejauhan aku masih bisa melihat pemuda tadi, masih menenteng kotak semirnya di satu tangan, mendapatkan penolakan dari satu mobil ke mobil lainnya. Bahkan, selain penolakan, di beberapa mobil, dia juga mendapat pandangan curiga. Akhirnya dia kembali ke bawah pohon. Duduk di atas kotak semirnya. Tertunduk lesu... <br />Kami pun selesai makan. Ah, iya. Penyemir tadi belum aku bayar. Kulambai dia. Kutarik 2 buah lembaran ribuan dari kantong kemejaku. Uang sisa parkir. Lalu kuberikan kepadanya. Soalnya setahuku jasa nyemir biasanya 2 ribu rp. <br />Dia berkata kalem "Kebanyakan om. Seribu aja". BOOM. Jawaban itu tiba-tiba serasa petir di hatiku. It-just-does-not-compute-with-my-logic! Bayangkan, orang seperti dia masih berani menolak uang yang bukan hak-nya. <br />Aku masih terbengong-bengong waktu nerima uang seribu rp yang dia kembalikan. Se-ri-bu Ru-pi-ah. Bisa buat apa sih sekarang? But, dia merasa cukup dibayar segitu. <br />Pikiranku tiba-tiba melayang. Tiba-tiba aku merasa ngeri. Betapa aku masih sedemikian kerdil. Betapa aku masih suka merasa kurang dengan gajiku. Padahal keadaanku sudah -jauh- lebih baik dari dia. <br />Allah sudah sedemikian baik bagiku, tapi perilaku-ku belum seberapa dibandingkan dengan pemuda itu, yang dalam kekurangannya, masih mau memberi, ke aku, yang sudah berkelebihan. <br />Siang ini aku merasa mendapat pelajaran berharga. Siang ini aku seperti diingatkan. Bahwa kejujuran itu langka. <br />Sudahkah kita berani jujur? Kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada Allah ? <br /><br /><br /><br />Cinta Itu Seperti Menunggu Bis Saja <br />Sebuah bis datang, dan kau bilang, "Wah...terlalu sumpek dan panas, nggak bisa duduk nyaman nih! aku tunggu bis berikutnya saja" <br />Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih dan kok gak cakep begini... nggak mau ah.." <br />Bis selanjutnya datang, cool dan kau berminat, tapi dia seakan-akan tidak melihatmu dan melewatimu begitu saja. <br />Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, <br />"Nggak ada AC nih, gua bisa kepanasan". Maka kamu membiarkan bis keempat pergi.. <br />Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang, kau sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kau tuju! <br />Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.. <br />Moral dari cerita ini, sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kau pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia. <br />Tidak ada salahnya memiliki persyaratan untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat.. tapi kau masih bisa berteriak 'Kiri !' dan keluar dengan sopan. <br />Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi. <br />Cerita ini juga berarti, kalau kau benar-benar menemukan bis yang kosong, kau sukai dan bisa kau percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kau dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu. Untuk dia memberi kesempatan kau masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia. <br />Bis seperti apa yang kau tunggu? <br /><br /><br />"Hidup Cukup" <br />Oleh: Radhar Panca Dahana <br />Bang Uki telah lebih dari 20 tahun berdagang nasi uduk di pinggir Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Uduk yang sungguh enak. Tiap pagi puluhan orang antre untuk makan di tempat atau dibawa pulang. Paling lama dua jam saja seluruh dagangan Bang Uki-ada empal, telur, semur daging, tempe goreng-ludes habis. Begitu setiap hari, 20 tahun lebih.<br />Pertengahan 1980-an, ekonomi Orde Baru tengah menanjak ke puncak ketinggiannya. Bang Uki, dengan ritme stabil batang pohon cabai yang terus berproduksi, belanja pukul satu dini hari, masak mulai pukul dua, berangkat pukul empat, dan seusai subuh telah menggelar barang dagangnya. Tepat jam tujuh pagi, semua tuntas. Pukul sepuluh, ia sudah nongkrong di teras rumah, lengkap dengan kretek, gelas kopi, dan perkutut. "Tinggal nunggu lohor," tukasnya pendek.<br />Berulang kali pertanyaan bahkan desakan untuk membuka kios terbukanya hingga lebih siang sedikit ditolak Bang Uki. "Buat apa?" tukasnya. "Gua udah cukup. Anak udah lulus es te em. Berdua bini gua udah naik haji. Apalagi?" Pernah sekali penulis jumpai ia sedang memasak di rumahnya. Langit di luar masih gelap. Kedua mata Bang Uki terpejam. Tangan- nya lincah mengiris bawang merah. Saya menegur. Tak ada reaksi. "Abah masih tidur," istrinya balas menegur.<br />Kini, 15 tahun kemudian, Bang Uki sudah pensiun. Wajahnya penuh senyum. Hidupnya penuh, tak ada kehilangan. Kami yang kehilangan, masakan sedap khas Betawi. Kami sedikit tak rela. Bang Uki terlihat begitu ikhlasnya. Wajahnya terang saat ia dimandikan untuk kali terakhirnya. Dua jam berdagang, enam jam bekerja, telah mencukupkan hidupnya.<br />Dan Bang Uki tidak sendiri. Nyi Omah juga tukang uduk di Pasar Jumat, Pak Haji Edeng tukang soto Pondok Pinang, pun begitu. Tukang pecel di Solo, gudeg di Yogya, nasi jamblang di Cirebon, atau bubur kacang hijau di Bandung, juga demikian. Mereka yang bekerja dan berdagang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Jika telah cukup, untuk apa bekerja lebih. Untuk apa hasil, harta atau uang berlebih? "Banyak mudaratnya," kilah Pak Haji Edeng.<br />Mungkin. Apa yang kini jelas adalah perilaku bisnis dan ekonomi tradisional negeri ini ternyata mengajarkan satu moralitas: hidup wajib dicukupi, tetapi haram dilebih-lebihkan. Berkah Tuhan dan kekayaan alam bukan untuk kita keruk seorang. Manusia adalah makhluk sosial. Siapa pun mesti menenggang siapa pun.<br />Alternatif kapitalisme<br />Moralitas berdagang "Bang Uki" tentu bertentangan dengan apa yang kini menjadi moral dasar perekonomian material- kapitalistik. Di mana prinsip laissez faire atau free will dan free market digunakan tak hanya untuk memberi izin bahkan mendesak setiap orang untuk "mendapatkan sebanyak-banyaknya dengan ongkos sesedikit mungkin". Satu spirit yang nyaris jadi kebenaran universal dan hampir tak ada daya tolak atau daya koreksinya.<br />Dan siapa pun mafhum dengan segera, prinsip dan moralitas ekonomi modern itu bukan hanya melahirkan orang-orang yang sangat kaya, bahkan keterlaluan kayanya (semacam pembeli Ferrari seharga Rp 5 miliar yang mubazir di Jakarta yang macet), tetapi juga sejumlah besar orang yang hingga kini tak bisa menjamin apakah ia dapat makan atau tidak hari ini.<br />Moralitas kapitalistik hanya menyediakan satu jalur sosial berupa filantrofisme, yang umumnya hanya berupa "pengorbanan" material yang hampir tiada artinya dibanding kekayaan bersih yang dimilikinya. George Soros, misalnya, dengan kekayaan 11 miliar dollar AS (hampir sepertiga APBN Indonesia), mengeluarkan 400 juta dollar (hanya sekitar 4 persen atau setara dengan bunga deposito) untuk berderma dan menerima simpati global di sekian puluh negara.<br />Dan siapa peduli, bagaimana seorang Bill Gates, Rupert Murdoch, Liem Sioe Liong atau Probosutedjo menjadi begitu kayanya. Moralitas dasar kapitalisme di atas adalah dasar "legal" untuk meng- amini kekayaan itu. Betapapun, boleh jadi, harta yang amat berlebih itu diperoleh dari cara-cara kasar, telengas, ilegal bahkan atau-langsung dan tak langsung-dari merebut jatah rezeki orang lain.<br />Dan siapa mampu mencegah atau menghentikannya? Pertanyaan lebih praktisnya adalah: Siapa berani? Tak seorang pun. Hingga sensus mutakhir menyatakan adanya peningkatan jumlah harta orang- orang kaya dunia sebanding dengan peningkatan jumlah orang yang papa. Belahan kekayaan ini sudah seperti palung gempa yang begitu dalamnya.<br />Lalu di mana Bang Uki? Ia tak ada di belahan mana pun yang tersedia. Ia ada dan memiliki dunianya sendiri. Yang mungkin aneh, alienatif, marginal, tersingkir, luput, apa pun. Namun sesungguhnya, ia adalah sebuah alternatif. Bukan musuh, lawan, atau pendamping kapitalisme. Ia adalah sebuah tawaran yang membuka kemungkinan di tengah kejumudan (tepatnya ketidakadilan) tata ekonomi dunia saat ini.<br />Ekonomi cukup<br />Prinsip "hidup yang cukup" Bang Uki adalah landasan bagi sebuah "ekonomi cukup", di mana manusia tidak lagi mengeksploitasi diri (nafsu)-nya sendiri, juga lingkungan hidup sekitarnya. Ia mengeksplorasi potensi terbaiknya untuk memenuhi keperluan manusia, sebatas Tuhan-yang mereka percaya-menganjurkan atau membatasinya.<br />Bagaimana "cukup" itu didefinisi atau dibatasi, tak ada-bahkan tak perlu-ukuran dan standar. Seorang pengusaha dan profesional dapat mengukurnya sendiri dengan jujur: batas "cukup" bagi dirinya. Jika bagi dia dengan keluarga beranak dua, pembantu dua, tukang kebun, satpam atau lainnya, merasa cukup dengan sebuah rumah indah, dua kendaraan kelas menengah, mengapa ia harus meraih lebih? Mengapa ia harus melipatgandakannya?<br />Apalagi jika usaha tersebut harus melanggar prinsip hidup, nilai agama, tradisi dan hal-hal lain yang semula ia junjung tinggi? Andaikan, sesungguhnya ia mampu menghasilkan puluhan miliar tabungan, sekian rumah mewah peristirahatan bahkan jet pribadi, dapat dipastikan hal itu hanya akan menjadi beban. Bukan melulu saat ia berupaya meraih, tetapi juga saat mempertahankannya.<br />Bila pengusaha tersebut berhasil men- "cukup"-kan dirinya, secara langsung ia telah mengikhlaskan kekayaan lebih yang tidak diperolehnya (walau ia mampu) untuk menjadi rezeki orang lain. Ini sudah sebuah tindak sosial. Dan tindak tersebut akan bernilai lebih jika "kemampuan lebihnya" itu ia daya gunakan untuk membantu usaha atau sukses orang lain. Sambil menularkan prinsip "ekonomi cukup", ia akan merasakan "sukses" atau kemenangan hidup yang bernuansa lain jika ia berhasil membantu sukses lain orang dan tak memungut serupiah pun uang jasa.<br />Maka, secara langsung satu proses pemerataan demi kesejahteraan bersama pun telah berlangsung. Palung atau sen- jang kekayaan pun menipis. Kesempatan meraih hidup yang baik dapat dirasakan semua pihak. Pemerintah dapat bekerja lebih efektif tanpa gangguan-gangguan luar biasa dari konflik-konflik yang muncul akibat ketidakadilan ekonomi.<br />Dan seorang pejabat, hingga presiden sekalipun, dapat pula mendefinisikan "cukup" baginya: jika seluruh kebutuhan hidupku, hingga biaya listrik, gaji pembantu hingga pesiar telah ditanggung negara, buat apalagi gaji besar kuminta? Moralitas seperti ini adalah sebuah revolusi. Dan revolusi membutuhkan keberanian, kekuatan hati serta perjuangan tak henti.<br />Maka, "cukuplah cukup". Kita sederhanakan sebagai prinsip hidup/ekonomi yang "sederhana". Kian sederhana, maka kian cukup kian sejahteralah kita. Ukurannya? Yang paling sederhana, usul saya: semakin tinggi senjang jumlah konsumsi dibanding jumlah produksi kita sehari-hari, makin sederhana, makin cukup dan sejahteralah kita.<br />Jika Anda mampu membeli Ferrari, mengapa tak mengonsumsi Mercedes seri E saja, atau Camry lebih baik, atau Kijang pun juga bisa. Dan dana lebih, bisa Anda gunakan untuk tindak-tindak sosial, untuk membuat harta Anda bersih, aman, dan hidup pun nyaman penuh senyuman.<br />Beranikah Anda? Berani kita? Tak usah berlebih, kita cukupkan saja.<br />--------<br />Radhar Panca Dahana Sastrawan <br /><br />Air mata Mutiara <br />Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut. <br />Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. <br />Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan. <br />**********<br />Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".<br />Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa". <br />Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'. <br />Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga........ <br />Salam, <br />M. IsrokUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-43118973379248941792009-11-16T22:26:00.000-08:002009-11-16T22:27:48.059-08:00Benarkah ini ??Ketulusan hanyalah sebuah kata yang sangat abstract,<br />Bisa diucapkan dengan mudah tanpa mau tau apa makna sebenarnya ?<br />Pada dasar’y semua orang berniat untuk tulus dalam bertingkah,<br />Karena itu adalah bagian dari fitrah setiap manusia,<br /><br />Tetapi didalam perjalanan itu sendiri,<br />Banyak hal yang bisa merubah ketulusan itu,<br />Baik karena dirinya sendiri yg mulai lalai pada niat’y<br />Atau orang yang menjadi object penerima ketulusan itu yg tidak resfect<br />Bahkan situasi yang membuat haraf dan pamrih berkawan dengan niat’y<br /><br />Pantaskah qta untuk menilai ketulusan seseorang ?<br />Bila qta sendiri belum pernah merasa yakin apa yg telah diperbuat untuknya,<br />Berhak-kah qta menyatakan seseorang tdk tulus dengan tingkahnya ?<br />Kalau qta sendiri hanya merasakan’y dengan emosi sesaat<br /><br />Bila qta masih menanyakan ketulusan terhadap seseorang<br />Mungkin dia sendiri yg meragukan ketulusan terhadapnya<br />Karena ketulusan itu adalah disaat qta tidak pernah berharaf lagi tentang apapun<br />Akan kembali …..Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-10224259402310590962009-11-16T01:08:00.000-08:002009-11-16T01:15:19.366-08:00Kata-kata mutiara #1SIKAP<br /><br />Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar<br />Akan pengaruh sikap dalam kehidupan<br /><br />Sikap lebih penting daripada ilmu,<br />daripada uang, daripada kesempatan,<br />daripada kegagalan, daripada keberhasilan,<br />daripada apapun yang mungkin dikatakan<br />atau dilakukan seseorang.<br /><br />Sikap lebih penting<br />daripada penampilan, karunia, atau keahlian.<br />Hal yang paling menakjubkan adalah<br />Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan<br />sikap yang kita miliki pada hari itu.<br /><br />Kita tidak dapat mengubah masa lalu<br />Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang<br />Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi<br /><br />Satu hal yang dapat kita ubah<br />adalah satu hal yang dapat kita kontrol,<br />dan itu adalah sikap kita.<br /><br />Saya semakin yakin bahwa hidup adalah<br />10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,<br />dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.<br />Einstein mengatakan bahwa: “Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja“.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><span style="font-weight:bold;"><span style="font-weight:bold;">Kata - kata Mutiara (English dan Bahasa Indonesia) :</span></span></span><br /><br />Smile is the shortest distance between two people.<br />Senyum adalah jarak yang terdekat antara dua manusia .<br /><br />Real power does not hit hard , but straight to the point.<br />Kekuatan yang sesungguhnya tidak memukul dengan keras , tetapi tepat sasaran<br /><br />You have to endure caterpillars if you want to see butterflies. (Antoine De Saint)<br />Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu. (Antoine De Saint)<br /><br />Only the man who is in the truth is a free man.<br />Hanya orang yang berada dalam kebenaranlah orang yang bebas.<br /><br />Every dark light is followed by a light morning.<br />Malam yang gelap selalu diikuti pagi yang tenang.<br /><br />Laughing is healthy, especially if you laugh about yourself.<br />Tertawa itu sehat, lebih-lebih jika mentertawakan diri sendiri.<br /><br />The danger of small mistakes is that those mistakes are not always small.<br />Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.<br />Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.<br /><br />To be silent is the biggest art in a conversation.<br />Sikap diam adalah seni yang terhebat dalam suatu pembicaraan.<br /><br />The worst in the business world is the situation of no decision. (Napoleon).<br />Yang terparah dalam dunia usaha adalah keadaan tidak ada keputusan. (Napoleon).<br /><br />Dig a well before you become thirsty.<br />Galilah sumur sebelum Anda merasa haus.<br /><br />Good manners consist of small sacrifices.<br />Sopan - santun yang baik yang terdiri dari pengorbanan -pengorbanan kecil.<br /><br />IDEAS ARE ONLY SEEDS, TO PICK THE CROPS NEEDS PERSPIRATION.<br />GAGASAN-GAGASAN HANYALAH BIBIT, MENUAI HASILNYA MEMBUTUHKAN KERINGAT.<br /><br />LAZINESS MAKES A MAN SO SLOW THAT POV ERTY SOON OVERTAKE HIM.<br />KEMALASAN MEMBUAT SESEORANG BEGITU LAMBAN SEHINGGA KEMISKINAN SEGERA MENYUSUL.<br /><br />THOSE WHO ARE ABLE TO CONTROL THEIR RAGE CAN CONQUER THEIR MOST SERIOUS ENEMY.<br />SIAPA YANG DAPAT MENAHAN MARAHNYA MAMPU MENGALAHKAN MUSUHNYA YANG PALING BERBAHAYA.<br /><br />KNOWLEDGE AND SKILLS ARE TOOLS, THE WORKMAN IS CHARACTER.<br />PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ADALAH ALAT, YANG MENENTUKAN SUKSES ADALAH TABIAT.<br /><br />A HEALTHY MAN HAS A HUNDRED WISHES, A SICK MAN HAS ONLY ONE.<br />ORANG YANG SEHAT MEMPUNYAI SERATUS KEINGINAN, ORANG YANG SAKIT HANYA PUNYA SATU KEINGINAN<br /><br />A MEDICAL DOCTOR MAKES ONE HEALTHY, THE NATURE CREATES THE HEALTH. (Aristoteles)<br />SEORANG DOKTER MENYEMBUHKAN, DAN ALAM YANG MENCIPTAKAN KESEHATAN. (Aristoteles)<br /><br />THE MAN WHO SAYS HE NEVER HAS TIME IS THE LAZIEST MAN.(Lichtenberg)<br />ORANG YANG MENGATAKAN TIDAK PUNYA WAKTU ADALAH ORANG YANG PEMALAS.(Lichterberg)<br /><br />POLITENESS IS THE OIL WHICH REDUCES THE FRICTION AGAINST EACH OTHER. (Demokritus).<br />SOPAN-SANTU ADALAH IBARAT MINYAK YANG MENGURANGI GESEKAN SATU DENGAN YANG LAIN. (Demokritus).<br /><br />A DROP OF INK CAN MOVE A MILLION PEOPLE TO THINK.<br />SETETES TINTA BISA MENGGERAKAN SEJUTA MANUSIA UNTUK BERFIKIR.<br /><br />WE CAN TAKE FROM OUR LIFE UP TO WHAT WE PUT TO IT.<br />APA YANG BISA KITA DAPAT DARI KEHIDUPAN KITA TERGANTUNG DARI APA YANG KITA MASUKKAN KE SITU.<br /><br />REAL POWER DOES NOT HIT HARD, BUT STRAIGHT TO THE POINT.<br />KEKUATAN YANG SESUNGGUHNYA TIDAK MEMUKUL DENGAN KERAS, TETAPI TEPAT SASARAN<br /><br />IF YOU LEAVE EVERYTHING TO YOUR GOOD LUCK, THEN YOU MAKE YOUR LIFE A LOTTERY.<br />JIKA ANDA MENGANTUNGKAN DIRI PADA KEBERUNTUNGAN SAJA, ANDA MEMBUAT HIDUP ANDA SEPERTI LOTERE.<br /><br />REAL POWER DOES NOT HIT HARD, BUT STRAIGHT TO THE POINT.<br />KEKUATAN YANG SESUNGGUHNYA TIDAK MEMUKUL DENGAN KERAS, TETAPI TEPAT SASARAN.<br /><br />BEING CAREFUL IN JUDGING AN OPINION IS A SIGN OF WISDOM.<br />KEHATI-HATIAN DALAM MENILAI PENDAPAT ORANG ADALAH CIRI KEMATANGAN JIWA.<br /><br />YOU RECOGNIZE BIRDS FROM THEIR SINGGING, YOU DO PEOPLE FROM THEIR TALKS.<br />BURUNG DIKENAL DARI NYANYIANNYA, MANUSIA DARI KATA-KATANYA.<br /><br />ONE OUNCE OF PREVENT IS EQUAL TO ONE POUND OF MEDICINE.<br />SATU ONS PENCEGAHAN SAMA NILAINYA DENGAN SATU PON OBAT.<br /><br />Kata-kata Mutiara<br /> <br />Oleh: Jully Cheung<br /> <br />Kuingat kata-kata mutiara yang menusuk dalam batin.<br />"Orang mulia menyalahkan dirinya, orang bodoh menyalahkan orang lain"<br />Mengenal diri yang paling penting, adalah utama demi kesadaran jagat raya.<br />Berarti pula memahami kesalahan, serta kekeliruannya masing-masing.<br /> <br />Semakin banyak yang dipikirkan.<br />Semakin banyak yang dibutuhkan.<br />Berarti semakin menumpuk pula resikonya.<br /> <br />Menunggu sangatlah mengesalkan, membosankan dan menggelisahkan.<br />Meskipun duduk dalam mobil mewah dan cukup makanan.<br />Apalagi ulahnya orang pemalas.<br />Yang seumur-umur hanya menunggu waktu yang tidak kunjung berakhir.<br /> <br />Mendidik bukan hanya dengan nasihat saja.<br />Sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik.<br />Sesuai dengan apa yang dikatakannya.<br />Jangan lain di kata lain di perbuatan.<br /> <br />Semua yang ada di sekitar kita, meskipun tinggi nilainya, tidak ada artinya sama sekali.<br />Tampaknya seakan semua gersang, jika kita terjangkit penyakit bosan.<br /> <br />Sesuatu yang baik, belum tentu benar.<br />Sesuatu yang benar, belum tentu baik.<br />Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.<br />Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.<br /> <br /><br />. Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu.<br />( Benjamin Franklin )<br /><br />. Orang yang bahagia bukanlah orang pada lingkungan tertentu, melainkan orang<br />dengan sikap-sikap tertentu.<br />( Hugh Downs )<br /><br />. Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak, dan jarang<br />menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi.<br />( Jawaharlal Nehru )<br /><br />. Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.<br />( Confusius )<br /><br />. Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-<br />baiknya dan berbahagia pada hari ini.<br />(Samuel Taylor Coleridge )<br /><br />. Kesalahan terbesar yang bisa dibuat oleh manusia di dalam kehidupannya adalah terus-menerus mempunyai rasa takut bahwa mereka akan membuat kesalahan.<br />( Elbert Hubbard )<br /><br />. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit<br />kembali setiap kali kita jatuh.<br />( Confusius )<br /><br />. Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.<br />( Alexander Pope )<br /><br />. Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.<br />( Kahlil Gibran )<br /><br />. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.<br />( Andrew Jackson )<br /><br />. Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.<br />( Schopenhauer )<br /><br />. Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tapi ia akan<br />dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan<br />( D Farhan Aulawi ).<br /><br /><br />Harriet Beecher Stowe – menyerah<br />Jangan pernah menyerah, sebab ada tempat dan saat di mana ombak tertinggi pun akan berbalik arah. -Harriet Beecher Stowe.<br /><br />November 10th, 2009 | Tags: arah, balik, Harriet Beecher Stowe, menyerah, ombak, tinggi | Category: - [H] otel | Leave a comment<br />Harvey Mackay – percaya<br />Jika ingin orang lain percaya pada Anda, pertama-tama Anda mesti membuat mereka yakin bahwa Anda mempercayai mereka. -Harvey Mackay.<br /><br />November 9th, 2009 | Tags: Harvey Mackay, orang, percaya, pertama, yakin | Category: - [H] otel | Leave a comment<br />Frank Tibolt – inspirasi<br />Kita seharusnya diajar untuk tidak menunggu inspirasi untuk memulai sesuatu. Tindakan selalu melahirkan inspirasi. Sedangkan inspirasi jarang diikuti dengan tindakan. <br /><br />Frank Tibolt.<br />November 8th, 2009 | Tags: ajar, Frank Tibolt, inspirasi, lahir, menunggu, mulai, tindakan | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Frank Loesser – kasmaran<br />Kalau Anda melihat seorang pemuda menggapai bintang di langit, berani bertaruh, dia pasti sedang kasmaran. Frank Loesser, Guys and Dolls.<br />November 8th, 2009 | Tags: berani, bintang, Frank Loesser, gapai, kasmaran, langit, pemuda, taruh | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Frank Giblin – diri sendiri<br />Jadilah diri anda sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri anda sendiri? Frank Giblin.<br />November 8th, 2009 | Tags: diri, Frank Giblin, melakukan, sendiri | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Francois Marie Arouet – menilai<br />Menilai seseorang sebaiknya dari pertanyaan, bukan dari jawabannya. Francois Marie Arouet.<br />November 8th, 2009 | Tags: Francois Marie Arouet, jawab, jawaban, nilai, pertanyaan, tanya | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Francois de La Rochefaucald – ketidakhadiran<br />Ketidakhadiran ibarat angin bagi cinta. Ia mematikan cinta yang kecil, tetapi mengobarkan cinta yang besar. Francois de La Rochefaucald.<br />November 8th, 2009 | Tags: angin, besar, cinta, Francois de La Rochefaucald, ibarat, kecil, ketidakhadiran | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Francois de La Rochefaucald – kesombongan<br />Kesombongan lebih banyak disebabkan oleh percakapan daripada oleh akal. Francois de La Rochefaucald.<br />November 8th, 2009 | Tags: akal, cakap, Francois de La Rochefaucald, kesombongan, percakapan, sombong | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Francois de La Rochefaucald – kemurahan hati<br />Apa yang nampak sebagai suatu kemurahan hati, sering sebenarnya tiada lain daripada ambisi yang terselubung, yang mengabaikan kepentingan-kepentingan kecil untuk mengejar kepentingan-kepentingan yang lebih besar. Francois de La Rochefaucald.<br />November 8th, 2009 | Tags: abai, ambisi, besar, Francois de La Rochefaucald, hati, kemurahan, kepentingan, murah, penting, selubung | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Francois de La Rochefaucald – kejahatan<br />Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu adalah perkara biasa. Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji. Francois de La Rochefaucald.<br />November 8th, 2009 | Tags: baik, balas, dendam, Francois de La Rochefaucald, jahat, kebaikan, kejahatan, mulia, puji, terpuji | Category: - [F] oxtrot | Leave a comment<br /><br />Frances Hutcheson – kebijaksanaan<br />Kebijaksanaan mengacu pada pengupayaan pencapaian tujuan-tujuan yang paling baik dengan cara-cara terbaik. Frances Hutcheson.<br />November 8th, 2009 | Tags: baik, bijaksana, capai, cara, Frances Hutcheson, kebijaksanaan, pencapaian, tujuan, upaya <br />Jika menghadapi kesulitan dan tantangan jangan mencoba untuk memuntahkannya, tapi hadapilah dengan kelemahlembutan sambil mengalir mengikuti waktu. St. Francis de Sales.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-873110370257109456.post-48286305886379679162009-11-15T21:11:00.000-08:002009-11-15T21:12:08.310-08:00Puisi Sebelum Tidur #4By ases<br /><br />25.11.08<br />Langitmu tak selamanya biru,<br />Terkadang kelabu,<br />Bahkan gelap berkilat menakutkan,<br />Begitupun denganmu,<br />Terkadang menyenangkan, mengesalkan bahkan terkadang membingungkan,<br />Mungkin ini romantika yang kau tunjukan,<br />Bila ini jalanMU,<br />Ya Allah berikanlah kekuatan hati untuk menempuh dan mengerti,<br />Perasaan diriku, dirinya & semua orang didekatnya,<br /><br />15.11.08<br />Selamat malam dewiku,<br />Bait lisanku sengaja kutimbun dengn rindu,<br />Bayangmu kubungkus dengan prosa jiwa,<br />Bila itu akan membaawamu tuk bahagia,<br /><br />11.11.08<br />Ya Allah jadikanlah napasnya sebagai pengingat yang ia hapal,<br />Sertakanlah yang ia dengar slalu dalam fikirannya,<br />Mudahkanlah ia menulis tentang kebenaran,<br />Ya Rabb,<br />Semoga dia diberikan kelapangan dalam menjalani ujian hidupnya,<br /><br />11.11.08<br />Sekarang kuselalu menghawatirkanmu,<br />Merindukanmu,<br />Ketakutan akan kehilangan dirimu,<br />Mungkin ini adalah bagian kegetiran untuk mencintaimu,<br />Ya Allah,<br />Bila ini jalanMU,<br />Apapun yang terjadi…aku akan menjalani dengan kerelaan,<br /><br />09.11.08<br />Kutemukan bukan untuk kutinggalkan,<br />Tapi untuk kumiliki<br />Walaupun topan dan badai mengikutinya,<br /><br />09.11.08<br />Kutak ingin kehilangan yang selama iini kucari dan kumimpi,<br />Hilang begitu saja,<br />Karena kusungguh benar-benar mencintaimu,<br />Dan kua akan berjuang hingga takdir itu tampak,<br /><br />06.11.08<br />Telah kuhamparkan permadani merah,<br />Dialtar jantungku,<br />Untuk sambut sang cinta yg telah lama kutunggu,<br />Kuakan buat bahagia cinta itu bila telah datang di singgasana jiwaku,<br /><br />05.11.08<br />Mengerti akan mati,<br />Menjelang untuk pulang,<br />Karena hidup untuk berbagi,<br />Bukan untuk berpetualang,<br />Dengan kesesatan dan kenistaan,<br /><br />02.11.08<br />Wajahmu tak lagi virtual,<br />Senyumu tak lagi maya,<br />Yang salalu kumimpi kini telah menjadi nyata,<br />Alhamdullilah Ya Allah,<br />Kau telah mempertemukanku dengannya,<br />Hari ini kusungguh bahagia,<br /><br />08.10.08<br />Masa tak henti terbilang,<br />Tumbuh menerus bagai ilalang,<br />Terhempas menembus bayang,<br />Termenung untuk menerawang,<br />Masihkah kau berdendang ?!<br />Pagi hingga petang,<br />Untukku hingga mengenang,<br />Sampai terlentang tenang,<br />Dimalam yang berbintang,Unknownnoreply@blogger.com0