Kisah Musafir Cinta,

Hanya berbekal niat dan kebodohan,

Yang kulakukan hanyalah,

Meraba dalam gelap,

Merasa saat mati rasa,

Smuanya tak jelas dan semuanya semu,

Disaat mata yg menjadi petunjuk,

Makin banyak yg tak pantas dilihat ternyata terlihat,

Disaat fikiran yang menjadi pemandu,

Makin banyak kekurangan yang terus diperhitungkan,

Disaat hati yang menjadi rambu,

Makin banyak kepalsuan yg termanipulasi,

Telah banyak omah hati kusinggahi,

Semuanya berwarna tanpa makna,

Telah banyak pedati jiwa,

Tak kutemukan yg beroda sama,

Semuanya diluar keselarasan,

Sudah banyak lembar yang kutulis dari perjalanan itu,

Ntah tinggal berapa lembar lagi yang masih bisa kutulis,

Akupun tak tahu lagi apakah tinta ini masih cukup untuk tulisi sisa2 lembar itu,

Karena telah banyak nama yg tertulis sebagai judul ditiap jilidnya,

Tetapi tak pernah tertuntaskan dengan ending yang indah,

Bila kubisa meminta,

Janganlah KAU pertemukan aku dengan nama-nama yang hanya singgah sesaat,

Bila ku boleh memohon,

Janganlah KAU persatukan aku dengan nama-nama yang hanya lewat saja,

Bila ku harus menyerah,

Janganlah KAU patahkan semangatku saat ini

Karena mungkin inilah saatnya kumenagih janjiMU,

Satukan aku dengan yang telah KAU ciptakan untuku…

Sekarang aku telah merasa ada,

Dalam lingkar jiwa yang tak terhingga,

Yang bisa merasa yang belum pernah terasa,

Yang bisa melihat yang belum pernah terlihat,

Yang bisa berfikir yang belum pernah terfikirkan,

Percayailah aku untuk mengabdi padaMU

No comments:

Post a Comment